[1]

69 1 4
                                    


---

Asing, walaupun semuanya terlihat biasa saja.

|
|
|

Syafa POV

"Terimakasih" ucapku terhadap laki-laki yang baru saja mengantarkan ku pulang ke rumah.

"Oke" Rafa, ya laki-laki itu bernama Rafa Michael Seno .

"Hati-hati yaa" teriak ku melihat Rafa yang sudah jauh pergi meminggalkan pekarangan rumah ku.

Terlalu manis untuk dilupakan.

Entahlah, aku suka senyam-senyum sendiri. Melihat kejadian tadi yang sudah menjadi rutinitas ku saat pulang ke rumah.

Ojek baru? Bisa di katakan begitu.

-

Malam ini, aku disibukan dengan berbagai macam tugas sekolah yang sungguh membuat dunia ini seakan ingin meledak. Tidak kira-kira tugas ini bagaikan santapan makan malam ku setiap hari.

"Capek, pusing gue liatnya-_- yang satu beres eh ada lagi dari guru yang lain. Sungguh kejam" aku terus mengeluh melihat tugas sekolah ini

Drtt

Line from Rafa,

"Besok gue jemput lo ya pagi-pagi."

"What? Kok?" Teriak ku histeris, ohmaygod gilaa bgt kenapa se-seneng ini.

"Tapi kan kalo gue dianterin pulang juga biasa aja, kok sekarang deg-deg an gini. Duh pengen cepeeeet besok" batinku.

Aku cepet-cepet tarik selimut dan tidur menenggelamkan wajahku pada bantal.
Dan melupakan semua tugas tadi.

---

Rafa POV

"Dia menarik, bahkan untuk cantik sekali pun, dia terlalu kalah dengan cewe cewe yang ngedeketin gue. Entah seperti ada magnet yang menarik supaya selalu didekat dia. Nyaman" Pikirku yang sedari tadi senyam-senyum membayangkan kejadian tadi sore, ah dia selalu buat gue salting.

"Besok harus bangun pagi" ucapku sambil merebahkan tubuhku di atas kasur.

----

Author POV

Pagi yang mungkin bisa dikatakan baik bagi Syafa, oh ayolah semalam dia diajak pergi bareng ke sekolah sama Rafa.

Oh iya Rafa Michael Seno dan Syafa Millen Rahma , mereka saling kenal kebetulan juga karena sama-sama salah satu pengurus Organisasi OSIS disekolah nya.

Mereka berdua sekolah di Mekar Bakti Senior High School. Syafa di kelas 11 IPS 1 dan Rafa di kelas 11 IPA 2.
wih kok bisa ya anak IPA dan IPS yang notabene "musuhan" dalam artian sedikit gengsi lah. tapi beda dengan Rafa & Syafa yang mungkin menurut mereka sudah 'berteman' baik.

----

"Yah engga usah nganterin ya. aku dijemput temen soalnya" ucap Syafa dengan sedikit takut untuk bilang kalau sebenarnya dia dijemput sama Rafa, 'teman' laki-laki nya.

"siapa temen kamu? Laki-laki?" ucap Bunda Syafa. Syafa meringis, sudah di duga kalau dia akan diintrogasi oleh kedua orang tua nya.

"ituuu loh bun yang suka nganterin teteh pulang" celetuk adik Syafa, Marwah. Seperti nya akan ada perang dunia antara adik-kakak.

"tau ah sirik aja lu de. udah ah yah bun Syafa mau berangkat. Rafa udah nungguin dari tadi" Ucap Syafa sambil salam kepada ayah dan bundanya.

"Oh namanya Rafa, kenalin dong teh" ucap Marwah menggoda Syafa yang sudah mati gaya karena keceplosan tadi.

"Udah ah. Assalamualaikum"

---

Syafa POV

Miris banget. sebenernya aku gak takut sih ayah sama bunda tau kalau memang aku sering dianter pulang sama Rafa. Cuman aku gak tahan banget kalau sudah digoda Marwah. huft bisa bisa aku Blushing di depan ayah sama Bunda. kan malu

aku melihat Rafa yang sudah standby di motor ninja nya yaang sudah familiar di mata ku.

"hai Raf. yuk berangkat" ucapku sambil menepuk punggung Rafa. oh ayolah kenapa dia Pucat begitu. apa dia sakit?

"yuk" ucapnya lembut dan tersenyum tipis. Syaf jangan baper plis.

aku naik ke atas motor itu sambil memegang punggung Rafa. Raf kamu sakit? punggung kamu panas banget.

tiba-tiba tangan Rafa memegang tangan ku dan menyuruhnya memeluk tubuh Rafa biar gak jatuh.

God. kenapa Rafa gak biasa nya gini?

"jangan dilepas ya" ucap Rafa sambil menjalankan motor nya.

"ah gak siap buat jadi tontonan disekolah pas sampai nanti" batinku

"boleh nanya gak?" ucapku ragu. tapi ini yang aku pikirin sejak malam tadi. kalau gak ditanyain bisa jadi penasaran.

"hmm" ucap nya. oke sepertinya tidak mungkin mengajak dia ngobrol disaat dia sedang menjalan kan motor. nanti aja

"gak jadi deh nanti aja"

|
|
|

ah benar saja dugaan ku. semua mata melihat ku dan Rafa yang baru saja sampai di parkiran sekolah.

Aku turun dari motor itu dan menunggu Rafa memarkirkan motor nya. Raf, padahal aku sering di lihat sama semua orang kalau aku sering dianterin sama Rafa tapi perasaan itu biasa aja dan bahkan masa bodoh. tapi sekarang aku bener gugup.

Rafa jalan menghampiriku dan langsung menggenggam erat tangan ku.

2 keanehan. iyaa

aku diam seribu bahasa saat semua pasang sorot mata memandangku dengan tatapan "kok dia bareng Rafa?"

oh iya lupa. Rafa memang banyak penggemar nya atau mungkin bisa dibilang banyak yang suka . dan apalah daya ku yang hanya teman dekat nya saja. tapi sudah dipandang negative oleh siswa sekola. yah nasib deket sama cowo famous mungkin.

tangan Rafa hangat, dia kenapa?
apakah dia sakit?

aku melihat wajah dia yang begitu pucat. aku gak bisa diem gini. khawatir sih iya.

"Raf?" ucapku. Rafa menoleh.

"lo gapapa kan?" ucapku dengan nada khawatir. ayolah ini beneran khawatir.

dia tersenyum tipis, lagi dan menggenggam tangan ku lebih erat.

Sudah sampai didepan kelas nya Rafa dan kebetulan memang kelas anak IPA berada didepan dan kelas anak IPS ada dibelakang dekat kantin.

" lo sakit ya? kalau gitu lo masuk ke kelas dulu aja" ucapku sambil memandang dia yang memang lebih tinggi dariku.

"gw duluan ya" ucapku tersenyum pada Rafa.

"istirahat ke perpus ya Syaf" ucapnya dan langsung masuk ke kelas nya.

3 keanehan? ah bingung banget kenapaa Rafa aneh sperti ini....

----------

thx for your reading!

METAMORFOSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang