Prolog: Dia Siapa sih?

188 13 1
                                    

"Dia siapa sih?!"

Jakarta, 2013

Suasana Bandara Soekarno-Hatta pagi ini lumayan ramai. Banyak orang berlalu dan datang di tempat ini. Sementara di dalam Lounge Bandara, seorang gadis berambut tak seberapa panjang dengan memakai kaos oblong dan sepatu converse berwarna merah ini sedang lahapnya menyantap hidangan yang disediakan di sana, ditambah minuman Lemon tea yang menyegarkan sudah tersedia di sampingnya.

"Kristal, kamu udah selesai makannya?" ujar seseorang yang terlihat tampan dengan memakai kacamata hitam dan bomber jaket yang ia pakai menambah kesan keren. Dia adalah Rama kakaknya Kristal yang sudah lama menunggu Kristal menghabiskan makanannya.

"bentar kak! ini lemon tea belum habis"

"Cepet dong tal, 10 menit lagi pesawat uda take-off! Kamu mau ketinggalan pesawat lagi kayak dulu gara-gara tungguin kamu makan?!" ketus Rama

"Iya-iya ini sudah selesai kok. Ya sudah kak ayo!" Kristal mengambil tasnya dan menarik tangan Rama untuk meninggalkan Lounge Bandara.

Di dalam pesawat sudah ada Pak fajar yaitu papa dari Kristal dan Rama yang sudah menunggu mereka berdua. "Kalian habis dari mana saja?"

"Ini tungguin Kristal makan dulu pa tadi" ujar Rama

"makan lama banget sih Kristal? untung aja nih ya pesawat nya belum terbang! kalo sudah terbang terus nasib kalian bagaimana?"

"emm iya pa Kristal minta maaf deh."

Tak lama pesawat yang mereka tumpangi sudah terbang di udara menuju ke Surabaya.

******

Sesampainya di Surabaya Mereka langsung menaiki taksi menuju ke rumah baru mereka di Surabaya. Di dalam taksi Kristal nampak asyik membaca novel, sedangkan Rama mendengarkan lagu lewat earphone.

"Kristal?" tanya Pak Fajar

"Iya pa kenapa?" Kristal berhenti membaca novelnya.

"nanti pas sudah sampe rumah papa bakal kenalin kamu sama anaknya Om Dimas."

"Om Dimas yang teman kecilnya papa itu?" Kristal mengerutkan dahi

Pak Fajar mengangguk. "anaknya om Dimas itu baik kok! dia nanti yang bakal jaga kamu nanti di sini."

"Jaga in Kristal pa? tapi Kristal bisa jaga diri kok, nggak perlu di jaga in segala sama anaknya Om Dimas."

Pak Fajar tersenyum kecil. "sudahlah Kristal. Papa cuma khawatir kalo kamu gak ada yang jaga in. lagian kan tempat ini seperti tempat asing buat kamu. Jadi papa cuma mau buat kamu nyaman aja di sini" Kristal pun mengangguk mengerti meskipun ia sama sekali tidak ingin ada yang menjaganya.

Saat sampai di rumah baru, mereka langsung disambut oleh keluarga Pak Dimas. Dengan ramahnya Pak Dimas menyapa mereka dan juga istrinya begitu ramah. Kristal melihat 2 cowok di belakang Pak Dimas. 2 cowok itu adalah anaknya Pak Dimas tapi Kristal tidak tau mana yang diceritakan oleh papanya tadi saat di dalam taksi.

Kedua cowok itu terlihat mempunyai kepribadian berbeda. Yang satu berwajah tampan dengan menggunakan kemeja kotak-kotak berwarna biru dan rambut disisir rapi sehingga menambah kesan ramah pada cowok itu, sedangkan cowok yang satunya hanya memakai kaos oblong berwarna abu-abu dan warna dari baju itu terlihat sudah kusam apalagi rambutnya juga belum disisir rapi dan membuat Kristal ogah melihatnya.

Kristal merasa yakin bahwa cowok yang diceritakan papanya tadi adalah cowok yang pertama. Ia merasa sedikit lega karena papanya memberi amanat pada orang yang tepat.

PenatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang