Jungkook POVAku keluar dari klinik sambil membawa si pemalu ini ke punggungku karena dia tidak dapat berdiri.
Setelah dia memberiku jawaban yang aman beberapa menit yang lalu, dia mulai panik dan menyebutkan bahwa dia akan terlambat ke kelas musiknya. Ketika aku berdiri dari duduk di pangkuannya seperti satu jam yang lalu, dia mulai memarahiku karena kakinya menjadi kebas.
Aku berusaha semaksimal mungkin untuk bersikap lembut dalam satu jam untuknya, tapi tetap saja dia memberiku sikap jinak itu, dia bahkan menolakku saat aku mengatakan aku akan membawamu, alih-alih dia menerima tawaranku.
aku masih senang karena dia memberi ku waktu untuk memikirkan bahwa aku menginginkannya. Apa aku bisa berharap untuk mendapatinya?
"Aku tidak yakin apa kau serius, sehingga aku tidak bisa menjawabnya sekarang?" Itulah yang dia katakan setelah aku bertanya kepadanya apa yang harus aku lakukan untuk mendapatkannya.
Aku sedikit kesal tapi pada saat bersamaan aku merasa berharap penuh. Setidaknya dia tidak menolakku, itu berarti dia menyukaiku, kan? Dia hanya membutuhkan waktu untuk berpikir lebih, dan berarti dia menyukaiku? Benarkah?
Aku tidak pernah berpikir, sepanjang hidupku bahwa seseorang bisa mendapat keberanian untuk mencemaskan ku dan mengatakan bahwa mereka tidak menyukai ku. Berbeda dengan si pemalu ini.
Sialan, aku tidak bisa menunggu sampai menidurinya, aku harus menang dalam taruhan secepatnya. Aku tidak sabar untuk menyatakan mereka bahwa tidak ada yang (mengacu pada anak perempuan dan gay) di sekolah ini tidak dapat menyukai ku!
Sementara aku membawanya, aku penasaran kenapa dia tidak melingkarkan lengannya di pundakku dan mengapa dia menegang saat dia dengan ragu menempelkan dadanya di punggungku?
"Peluklah leherku.." aku memintanya saat melihat dari balik bahuku.
"Tidak, mereka bisa mengira kita pasangan." Dia berbisik dan aku memperlambat langkahku saat nafas beraroma stroberinya menyentuh pipiku dengan lembut. Ya Tuhan, aku pikir aku bisa cum dengan hanya mencium nafasnya, baunya sangat enak.
Aku terkekeh dan bergumam, "Ohh tapi itu sudah ada di pikiran mereka."
Dia tidak menanggapi dari apa yang ku katakan karena itu benar, itu sudah tersebar di sekitar sekolah, dan ini berawal dari pemalu memelukku di perpustakaan, mereka terkejut karena aku tidak melawan sehingga mereka menyebarkan nya ke media.
dia memperketat pegangannya di pundak ku, aku rasa itu karena kami berjalan memasuki area koridor, sekelompok mahasiswa gosip ada di mana-mana.
"Kurasa aku bisa berjalan sekarang." Dia berkata dengan tergesa-gesa dan melepaskan pegangannya dari pundakku, menungguku menjatuhkannya.
Tapi tentu saja aku tidak melakukan itu, malah aku memperketat peganganku di sekitar pahanya. Dia mulai memukul dan menyentuh punggungku tapi aku mengabaikannya, karena mereka sudah mengira kita berkencan, kenapa tidak ku tunjukkan saja? Ide yang bagus Jeon...
Kami berjarak lima belas sentimeter dari mereka, tapi mereka mulai memberi kami tatapan dan berbisik satu sama lain. Ada yang menunjukkan jari mereka pada kami seperti tidak nyata melihatku membawa kutu buku ini di punggungku dan beberapa memberi cemoohan.
Aku mendengar erangan frustrasinya di punggungku karena aku tidak ingin membiarkannya pergi, jadi aku melihat ke balik bahuku lagi dan mengatakan kepadanya dengan nada monoton, "Jangan lihat mereka, sekarang lepaskan lenganmu di tubuhku dan sembunyikan wajahmu di leherku. "
"T-Tapi." Dia mulai berbicara tapi dia berhenti sejenak karena ada seorang gay berjalan melintasi kami dan memutar matanya ke pemalu.
Aku mengerang dan meremas pahanya untuk menarik perhatiannya yang membuatnya tersentak, "Lakukan saja seperti yang kukatakan, sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Prude Secret ° Jikook [Indo Ver]
Fanfiction"Apa yang kau butuhkan adalah hadapi ketakutanmu ... bersamaku." "Tidak! Apa kau gila!?" "Diamlah Jimin, kau adalah alasanku menjadi gila." Rahasia si pemalu Park Jimin membuatnya berbeda dari yang lain. Dia pemalu yang penyendiri, hanya fokus berse...