Mereka terus mengerjakan ujian dengan serius. Sampai tak terasa, liburan tlah tiba, libur tlah tiba! Hore! Hore! Hore!.
Mereka libur kurang lebih dua minggu sampai akhirnya mereka masuk kelas dan memulai pelajaran seperti biasa. Rapot? Tak usah khawatir, sudah dibagikan kan pas sebelum libur? Yakan?
Pada saat pembagian rapot, alangkah terkejutnya Jihyun. Bahwa, orang yang ia sayangi ternyata seorang yang pintar! Jungkook peringkat kedua setelah yang kesatu! Makin terkagumlah dia. Nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kau dustakan?
-----------
Seperti biasa, suasana kelas tak ada yang berubah. Masih dengan sapu yang patah, papan tulis retak, penghapus papan tulis ilang satu /penonton liat Yein/. Gadeng, Yein gasalah. Yang waktu itu dia lempar ke Jihyun, itu murni penghapus untuk kertas /penonton kecewa/. Sama seperti perasaan Jihyun yang entah kenapa tidak mau hilang begitu saja. Tapi, dia sekarang sangat amat terangat sangat canggung bila bertegur sapa dengan Jungkook. Kenapa?
Jihyun PoV
Aku masih masuk kekelas yang sama /yaiyalah/ (readers: ini authornya bacot banget :")) (A: maaf tapi itu Jihyun yang ngomong) (R: kan elu yang buat thor!) /author mojok/.
Tetapi, ada yang berbeda. Aku.. belakangan ini... entah kenapa canggung melihat Jungkook. Ada apa ini? Apa karena dia yang duduk di sebelah ku? Atau karena aku yang secara tidak sengaja sekelompok drama inggris dengannya? Hanya karena itu? Bukankah dengan begitu aku bisa lebih leluasa memanggilnya? Menyapanya? Mengajak ngobrol dia? Tapi kenapa aku hanya diam saja? Aku tidak mau menatapnya. Apa aku marah? Kenapa aku marah? Aku merasakan hal yang tidak enak. Tuhan, tolong aku. Bintang bantu bisikkan~ kepada dirinya~ bahwa aku mau~. Stop! Malah nyanyi.
Tapi serius. Aku sungguh sangat tak enak hati.
Auhtor PoV
Jihyun menjadi sangat pendiam hari ini. Padahal, hari ini adalah hari yang terbaik semasa hidupnya. Duduk disebelah Jungkook, sudah. Sekelompok dengan Jungkook, sudah. Dan terlebih lagi, dia sekelompok juga dengan sahabat tercintahnya. Yein.
"Baik, kalian bisa diskusikan langsung drama apa yang ingin kalian tampilkan minggu depan-"
"Minggu depan, Bu?!" Semua murid sontak kaget.
"Mau kapan dong?" Sumpah ini guru teladan ini.
"Sebulan deh ya buu, kitakan harus nyiapin properti, kostum, belum naskahnya bu, latihannya jugaa." Jubir murid angkat suara.
"Okedeh, sebulan ya students." Sumpah ini guru terbaik sedunia.
"Tapi, LKS bab tri don't forget dikerjakan juga ya." Lanjutnya.
"Satu bab-eun bu?!"
"Dikit koooo, calm down. Itung-itung nambah kosakata kalian juga kan?"
"Okedeh bu! Dikumpulin sebulan juga kan?" Murid lainnya meng-okeh-kan.
"Tomorrow."
Singkat padat jelas. Tarik kembali kata-kata kalian wahai murid-murid terdzalimi.
Tak lama setelah bad news itu berakhir, sang pemilik bibir yang mengatakannya -ralat- guru bahasa inggris itu meninggalkan kelas dengan senyum tulusnya.
"Kelompok limaa!!"
"Kelompok empat kumpul dimeja guru!"
"Kelompok satumah sans lah, ada yang jagonya ini."
"Kamu gaboleh gitu, wahai anggota kelompok satu." Yein ikut campur.
"Kelompok tigaa! Kumpul dimeja Jungkook!"