5.Happiness

77 16 0
                                    
















Selama seharian penuh aku menolak minum obat maupun makan. Aku marah, karna mereka telah memisahkan ku dengan Wendy.

Lagipula aku juga akan kembali. Kenapa seover itu. Aku ini dewasa, aku juga tau aku ini penyakitan. Aku bisa jaga diriku sendiri. Sekarang aku merasa benci dengan diriku sendiri. Lemah tak berdaya.












»»» GONE ««‹









Ibuku sedari tadi memohon padaku untuk meminum obat dan makan. Namun aku menolaknya. Tanpa mereka ketahui aku juga sedari tadi menahan sakit di perut dan kepalaku. Badanku terasa sakit sekali, namun aku tahan.

Aku tak ingin mereka menganggapku lemah lagi. Aku lelah diremehkan seperti itu, meskipun takdir mengatakan hal tersebut.

"Aku akan makan dan minum obat, kalau aku bertemu Wendy" ucapku pada ibuku agar beliau tenang.

"Ada apa denganmu Yoongi..? Apa wanita itu mempengaruhimu..?" bentak ibuku padaku, aku terkejut. Bisa - bisanya beliau menuduh gadisku yang tidak - tidak.

"Jangan menuduh sembarangan. Aku mencintainya bu. Ada yang salah..? Apa anak berpenyakitan seperti aku tidak boleh jatuh cinta maupun mencintai..? Aku sudah dewasa bu.. Aku tau mana yang baik dan yang benar untukku" jelasku

"Bagaimana kau bisa berubah seperti ini yoongi..? Kau pembangkang"

"Terserah, selama aku tidak bertemu dengannya. Aku tak akan makan dan minum obat. Biar aku mati saja. Tak ada gunanya juga aku hidup. Hanya menyusahkan kalian bukan"

"Bicara apa kamu..!" ibuku segera memelukku.

"Baiklah, besok kita kesana. Sekarang makanlah dulu"

"Tidak, jika besok aku bertemu dengan Wendy besok juga aku makan."

"Apa maumu yoongi..!!" suara ibuku meninggi dan menggema diseluruh ruangan

"Aku hanya butuh gadisku" jawabku sembari tidur memunggungi beliau















»»» GONE «««










Bangun, perutku terasa nyeri sekali. Ditambah kepalaku pusing. Argh ini sungguh menyiksa bagiku

"Ayo, kau ingin bertemu dengan gadis itu bukan" ucap ibuku ketus, aku tersenyum.

Aku berdiri sembari mengambil baju gantiku. Sebelumnya aku memeluk ibuku terlebih dahulu.

"Maaf membuatmu khawatir. Maaf aku bersikap seperti ini" ucapku sembari mengecup pipi ibuku. Setelah itu aku pergi untuk ganti baju.









»»» GONE «««













Kupandang wajahku di kaca. Sangat pucat. Bahkan lebih pucat dari kulit ku biasanya. Tiba - tiba hidungku mengeluarkan darah. Aku segera membersihkan hidungku dengan air di wastafel.

"Yoongi, ayo. Apa sudah selesai..?" tanya ibuku dari luar

"Sebentar ibu" jawabku cepat - cepat membersihkan hidungku lalu keluar.

"Yoongi, wajahmu pucat sekali nak" ucap ibuku khawatir

"Tak apa, ini memang warna kulitku bu" jawabku

"Tidak, ini berbeda dari yang biasanya"

"Tidak, sudah ayo berangkat" Ucapku antusias

"Secantik apa dia sampai membuat anak ibu tertarik..?"

"Dia cantik, dia sempurna dimataku. Semua hal tentangnya selalu membuatku tersenyum senang" jawabku, tiba - tiba ibuku memelukku

"Maaf, kemarin ibu kasar padamu. Ini demi kebaikanmu"

"Aku tau ibu, maaf membuatmu marah" beliau tersenyum

"Ayo"

GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang