4.Confluence

92 17 0
                                    















Aku dan dia sekarang cukup dekat. Bahkan ketika les, aku selalu membantunya. Dia sudah tak ketakutan lagi padaku. Aku senang dapat mengenalnya sedekat ini.

"Aaaa" ucapku sembari menyuapkan satu potong manisan padanya. Dia melahap manisan itu lalu tersenyum.

Aku tersenyum, bukan karna Melihatnya tersenyum, tetapi aku tersenyum karna tanganku tak sengaja ia kecup dengan bibirnya.








»»» GONE «««











Berhari hari waktuku kuhabiskan dengannya. Namun tidak 3 hari belakangan ini. Tiba - tiba saja penyakit leukimiaku kambuh. Aku sungguh merasa kesakitan sampai - sampai aku harus masuk rumah sakit. Ck lemah sekali diriku.

Selama 3 hari ini aku rindu dengannya. Melihat nya tersenyum, bermain piano, sungguh aku merindukan semua hal tentang dia.

Oleh karna itu, hari ini aku berinisiatif untuk keluar dari rumah sakit. Tanpa sepengetahuan siapapun. Aku ingin menemui nya.

Mungkin terdengar berbahaya, namun aku rela mati agar bisa bertemu dengannya. Katakan aku seperti remaja yang baru saja mengalami fase cinta monyet.

Benar saja, ini adalah kali pertamaku menyukai seorang wanita. Jika ada yang bertanya kenapa aku lebih memilih menyukai gadis buta sepertinya daripada gadis - gadis diluaran sana..?

Jawabnnya simple. Dia cinta pertamaku. Dan dia spesial bagiku, tak butuh fisik yang sempurna jika hatinya sudah sempurna.







»»» GONE «««










Selama perjalanan ke tempat les, aku tersenyum mengingat wajah cantiknya, namun tiba - tiba ada darah mengalir dari hidungku. Aku segera menyumpalnya dengan sapu tangan yang sengaja kubawa. Kepalaku terasa pening.

Ah.. Aku lupa aku belum mengkonsumsi obat pagi ini. Masa bodolah, setelah aku bertemu dengannya aku akan kembali dan segera mengkonsumsi obatku.








»»» GONE «««





Sesampainya disana, benar dia sedang belajar piano. Dan kulihat guruku sedang tidak ada. Tuhan itu memang adil. Aku segera bergerak kearahnya untuk duduk disampingnya.

"Halo" sapaku, dia terlonjak kaget, namun terdiam sejenak.

"Y-yoongi ...?" panggilnya, ah sudah lama rasanya aku tak mendengar suaranya memanggilku

"Kau tau saja kalau ini aku" ucapku,dia terkekeh

"Ayo ikut aku sebentar" ajakku

"Kemana..?"

"Sudah ikut saja" aku menarik tangannya. Dan sampailah kita duduk di taman belakang.








»»» GONE «««





"Bagaimana keadaanmu.?" tanyaku berbasa basi

"Baik,kau  bagaimana..? Kenapa menghilang selama beberapa hari ini.?"

Aku ingin menjawab namun tiba - tiba kepalaku sakit. Dan aku susah untuk bernafas.

"A-aku b-baik" ucapku

Dia nampak bingung dengan jawabanku. Alisnya bertautan.

"Kau kenapa..? suaramu terdengar aneh..?" tanyanya

Aku memegang tangannya sembari mengarahkan tangannya pada wajahku

"Aku tak apa" ucapku ketika pening dikepalaku sedikit mereda

"Kulitmu mulus sekali" pujinya sembari meraba raba wajahku, aku hanya tersenyum

Sampai tiba - tiba

"Yoongi...!!!" teriak guruku

Sial, aku ketahuan.

Tiba - tiba sudah ada bodyguard menarikku menjauh dari Wendy. Yang paling tak kusuka adalah mereka kasar sekali ketika menarikku, sehingga yn ikut jatuh.


"Hei...!!!!" teriaku tak trima namun tetap saja aku ditarik olehnya. Ah sial..!!!

GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang