Sekian waktu telah terlewati, dan tidak ada satupun kejanggalan atau keanehan yang menimpa dunia langit maupun bumi. Semua berlangsung seperti alurnya, begitupun hubungan yang terjalin antar para penghuninya.Namun semuanya berubah bencana ketika suatu kabar mengejutkan datang dari Dewa Zeus. Ia berencana untuk memberikan Pandora pada Epimetheus agar dinikahi. Prometheus, saudara Epimetheus, berusaha memperingatkannya untuk tidak menerima Pandora sebab kabar burung mengenai jalinan cinta antara gadis itu dengan Dewa Horus telah tersebar meluas. Tapi apa daya, Pandora yang nampak begitu mempesona membuat Epimetheus bersikukuh untuk menikahinya.
Hal ini tentunya menjadi berita buruk bagi Pandora dan Horus, termasuk pula Dewi Hathor sang istri. Kekasih abadinya itu memang sudah kembali bersamanya di puri, namun ia begitu yakin bahwa jiwa dan seluruh isi kepalanya berada di tempat lain. Saat itu ia merasa bahwa sosoknya benar-benar habis tak tersisa di relung hati sang suami.
Keadaan semakin buruk untuknya, ketika Thanathos cukup tahu diri untuk tidak mengunjungi dirinya kembali. Meski sosok sang suami telah hadir di sisinya, namun ia tidak bisa membohongi...rasa kesepian itu hadir kembali, lebih kentara dari sebelumnya.
Pada satu hari sebelum pernikahan si gadis setengah manusia, para dewa memberikannya hadiah berupa sebuah kotak yang indah. Namun anehnya, ia dilarang keras untuk membuka kotak tersebut.
Atas dasar rasa ingin tahunya yang begitu tinggi, maka dibuka olehnya kotak pemberian tersebut.
Dan inilah awal dari segala bencana yang terjadi.
Sesuatu yang mengerikan telah terlepas turun ke muka bumi. Masa tua, rasa sakit, kegilaan, wabah penyakit, keserakahan, pencurian, dusta, cemburu, kelaparan, dan berbagai malapetaka lainnya telah bebas. Berbagai keburukan itu menyebar ke seluruh dunia dan menjangkiti umat manusia.
Semua terjadi begitu cepat, dan rasanya terlalu terlambat untuk bertindak sesuatu. Tidak ada lagi yang bisa ia lakukan, selain mulai menyesali apa yang telah ia lakukan.
Perbuatannya ini lantas membuat para penghuni langit aja murka padanya. Dalam sekejap Dewa Zeus memerintahkan berbagai prajurit untuk menangkapnya dan menetapkan Dewa Horus...
Sebagai pengeksekusi dirinya...
Dengan langkah berat dan berliku, tak butuh waktu lama bagi Horus dan prajuritnya untuk sampai di kediaman Pandora. Gadis itu hanya duduk bersila di ruangan tengah, nampak siap menerima apa yang akan terjadi padanya.
Horus mendekatinya hingga berdiri tepat di hadapannya, sementara si gadis mendongak menatapnya. Lewat tatapan mata mereka berbicara, sama-sama menyiratkan luka dan ketidak relaan. Pandora yang pertama memutus pandangan, beralih memejamkan mata sembari mematri senyuman indah.
"Lakukan Horus..." pintanya pasrah. Kedua tangan Horus mengepal begitu erat, sebelum sebilah pedang panjang tiba-tiba hadir di tangan kanannya. Ia mengangkat pedangnya tinggi-tinggi, dan menyempatkan untuk berucap, "Maafkan aku..."
Pandora menganggukkan kepalanya lembut, dan Horus mulai menghunuskan pedang miliknya
Sleb!
"Uhkkk..."
...
Thanathos baru saja kembali dari muka bumi, ketika dilihatnya suasana di langit begitu carut marut. Baru saja ia hendak menanyakan apa gerangan yang sedang terjadi, sampai tiba-tiba dirasanya ada panggilan tugas untuknya.
Satu nyawa lagi harus ia ambil, dan sepertinya letaknya tak jauh dari tempatnya berpijak. Secepat kedipan mata, secepat itu pula ia menghilang menuju tempat yang dituju. Ketika sosoknya telah menapak sempurna, tidak banyak reaksi yang ditunjukkan olehnya...selain rahang yang mengeras dan tubuhnya yang mematung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amor Vincit Omnia
Fanfiction"Mengapa harus mengambil nyawamu jika ada tubuhmu yang bisa kunikmati?" Untaian takdir yang terukir sejak jaman Yunani Kuno, membuat Baekhyun tak pernah lelah mengejar Kasper, lelaki tampan di sekolahnya. Hingga akhirnya seorang dewa yunani tampan...