Cintaku telah meninggalkan ku. Meninggalkanku, sehingga yang tersisa hanyalah tembok pemisah bernama kematian. Hidupku sekarang mungkin sudah menjadi kusutan benang rajut. Semuanya menjadi tidak beraturan, dan sulit dimengerti. Ella bilang, setiap masalah ada jalan keluarnya. Tapi dalam masalahku, semua jalan adalah buntu.“Lihat, dia bergerak! Lakukan sesuatu!”
Tunggu, apa ada yang mengatakan sesuatu?
“Miss? Miss?”
Apa aku belum mati?
“Miss, apa anda baik – baik saja? Miss?”
Samar – samar aku mendengar alunan suara merdu.
Walau hanya terdengar beberapa kata.Beberapa detik selanjutnya, barulah aku merasakan sakit luar biasa di sekujur tubuhku. Tidak, ternyata aku belum mati. Aku mendengar suara sepatu berlari menjauh dan suara pintu terbuka.
“Miss?” Tanya suara itu lagi. “Apa anda bisa mendengarku?”
Aku mengerjap dan mengedipkan mataku berkali – kali sampai fokus di mataku tepat. Aku mengedip sekali lagi dan… muncul wajah rupawan itu. Wajah terakhir yang aku ingat sebelum semuanya menjadi gelap.
“Ya. ehm.” Aku menelan ludahku sendiri yang terasa pahit.
“Ya, aku bisa mendengar mu.” Lanjutku.
“Syukurlah.” Kata lelaki itu, terlihat bersandar lega di kursinya.
“Aku.. belum mati?” Tanyaku. Aku merasa bodoh saat mengatakanya.
“Hm-hahaha tidak, setidak nya belum. Anda masih disini, masih bernafas.” Tawanya begitu rendah namun terdengar ringan.
“Oh, begitu.” Aku mendesah. Rupanya kematian belum rela untuk menjemputku.
“Ngomong – ngomong, aku harus memanggilmu apa?” Tanyanya.
Namaku Caryssa Haley. Kalimat itu hanya tersangkut sampai di tenggorokanku. Aku tidak mengenal lelaki ini. Dan aku tak ingin dia mengenalku lebih dari aku mengenalnya. Aku takut jika lelaki ini sama busuknya dengan Jill dan Law.
“Baiklah jika kau belum ingin berbicara. Tapi perkenalkan, namaku Lucas.” Ujarnya sambil tersenyum.
Dan aku hanya mengangguk, sambil mengamati lelaki bernama Lucas ini. Lucas terlihat seperti orang – orang pada zaman abad pertengahan. Ia memakai jas layaknya seorang pangeran Inggris. Rambutnya serwarna madu dan ditata sedemikan rupa sehingga terlihat rapi. Lucas beraroma seperti pine, menyegarkan.
Aku menatap ke sekeliling, semuanya bernuansa putih dengan harum semilir obat dimana – mana. Banyak benda yang tak pernah aku lihat sebelumnya, dan semuanya terlihat sangat asing.
Tiba – tiba aku mendengar Lucas berdeham. “Kenapa kau bisa ada di perbatasan kemarin?”
Benar, kemarin aku berada di sebuah lembah gersang beserta hutan terkutuknya. Aku mulai panik.
“Benar, dimana aku?”
“Ruang perawatan, benteng terluar kerajaan Ethania.” Jawab Lucas dengan suara berat khas lelaki.
“Kerajaan? Aku tak mengerti!” kataku. Lucas memiringkan kepalanya.
“Dan kenapa kau memakai pakaian seperti itu? Apa kau baru pulang dari sebuah festival Victorian style, sebelum kau menemukanku pingsan.. dan..”
Kebiasaanku untuk berbicara cepat tanpa titik dan koma tiba - tiba muncul. Tapi kalimatku makin hilang ketika aku melihat jam dinding di atas sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Caryssa The Series 1: Let Me Home (Bahasa)
Science FictionCaryssa Haley, hanyalah seorang gadis biasa, sampai akhirnya sebuah gelang cermin merubah hidupnya secara drastis. Dirinya terjebak disuatu zaman yang tidak ia kenal namun terasa begitu familiar. Dirinya tak hanya terjebak di antara ruang dan wakt...