Reza menghempaskan pantat ke kursi ruang tamu rumahnya. Kelelahan tampak di wajahnya, apalagi kuliah nya sudah semester 7. Reza harus dipusingkan dengan berbagai tugas. Belum lagi membayangkan skripsi yang sudah menanti di semester 8. Reza bergidik sendiri.
"Rez, kamu udah pulang, nak." Diana muncul dari dapur. Reza hanya tersenyum, "Iya, Ma."
Reza menyilangkan kedua kakinya. Sesaat matanya melihat Mama. Entah kenapa, akhir-akhir ini tubuh Mama nya semakin kurus. Mungkin karena tekanan batin yang dialami oleh Mama nya atas perlakuan Papa. reza cukup mengerti, tapi tak salahnya kan bertanya?
"Mama sehat-sehat aja, kan?"
Diana menoleh pada anak nya itu. Tampak kadar kecemasan Reza sudah meningkat. Tapi, Diana hanya tersenyum lemah, "Sehat, kok. Kamu jangan khawatir, urusi saja kuliah mu, Mama gak apa-apa."
Reza menjadi lebih lega setelah mendengar perkataan Mama nya itu. Dia pun segera melangkahkan kaki menuju kamar nya di lantai atas.
Dari bawah, Diana jelas melihat dengan sendu anak nya sedang menaiki tangga. Bagaimana pun juga dia tidak bisa berbohong terus pada Reza bahwa beberapa hari ini perutnya sedikit bermasalah. Padahal Diana sama sekali jarang sakit maag. Jika perut nya kambuh, sakit nya akan sangat terasa seperti dirajam oleh ratusan jarum, sakit sekali. Tidak, Diana tidak bisa mengatakan sekarang pada Reza, maupun Dean. Dia tidak ingin membuat kedua putra nya itu menjadi semakin khawatir sehingga mengganggu aktivitas belajar mereka. Cukup sering dia membuat kedua putranya khawatir, Diana tidak ingin menambah lagi kekhawatiran mereka. Lagipula mungkin ini cuma sakit perut biasa, jadi selang beberapa hari ke depan juga bakal membaik.
Diana hanya bisa menghembuskan napas.
Semoga semuanya baik-baik saja.
Baik, chapter ini sangatlah pendek 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Dean
Teen FictionDean, si cowok populer, seperti memiliki kehidupan yang sempurna. Namun siapa sangka dirinya menjalani kehidupan yang kelam. Namun, setelah kedatangan Arisa, hatinya tak lagi tinggal diam. Ia berusaha bangkit dari keterpurukan.