Buku

251 29 12
                                    

Kakiku terseret bersama tualang yang panjang. 

Jelaga menghampiriku seperti nyanyian, lalu menari bersama suara-suara sumbang.

Aku sendiri menghampirimu dengan menjelma sebagai buku.

Jemarimu hanya bercerita sebagai lara, lalu mengoyak lembarku tanpa ragu.


Penamu menuliskan nama yang bukan aku.

Membawa pintu menuju jantung kota di mana kisahmu menghidupkan perannya.

Penamu tajam, tapi sebuah nama yang kerap kau sapa juga hidup pada lembar-lembar yang nyata.

Lalu alasan manakah yang sejatinya menjadikanku bermain sebagai luka?


Aku nyata, aku membawamu dalam lembar menuju bianglala.

Sepatumu membawanya menari di puncak suara.

Nama seseorang yang sedang menari di bawah purnama.

Terima kasih bukan lembarku peran yang kau sapa.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 27, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Pandang dan BayangWhere stories live. Discover now