Cakrawala bergemuruh, mungkin gundah menatap
Embus katabatik mengiringi
Andai tatapmu tetap
Hangat, tak perlu bara apiDecit lantai kayu dan paku-paku
Kini satu hati goyah
Patahannya, dengarku
Hanya, malaikat menisik benang kasar agar kembali menyatuKasih, terima kasih
Hanya saja, pikirku goyah kini
Tak kupilih lainnya
Hanya saja, tisikan malaikat mulai lepasRindu tiada lagi menyangga
Ragu tersisip di lubuk
Hanya, tiap kembali ku rasa hampa
Tiada lain, namun hati berliukPergi mungkin?
Hanya, bagaimana tentang memori?
Hanya, butuh sekian lama lupa akan tatapmu
Hanya, butuh beribu saat bertahan dengan rindu itu