Lima

84 8 0
                                    

Hai... Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan...

Kinan POV

Bunda semakin erat menggenggam tanganku yang berkeringat dingin sejak di mobil tadi, hingga kini berada tepat di depan gerbang sekolah baruku ini.

Otakku tak henti-henti bekerja memikirkan semua yang akan terjadi. Entah itu memikirkan cara berbicara yang akan berubah dari 'gue--elo' jadi 'aku--kamu', berbaur dan satu kelas dengan laki-lali (maklum karna sekolahku yang dulu laki-laki dan perempuan berbeda kelas). Bagaimana cara bersikap di benua orang, hingga memikirkan ada berapa banyak guru killer di sekolah ini.

Huft otak yang bekerja keras ini membuat bedakku luntur oleh keringat. Ini membuatku merasa benar-benar tidak percaya diri. Beberapa anak memandangiku dengan tatapan sinis, mugkin karna aku datang bersama Bunda. Beberapa lagi dengan tatapan ingin tahu siapa diriku. Entahlah aku hanya membalas tatapan mereka dengan sedikit senyum.

Aku dan Bunda terus berjalan menuju Ruang Kepala Sekolah. Hingga tiba di sana langsung disambut ramah oleh beliau, namanya Bu Fatia. Sebelum memasuki ruangan Kepsek yang bersebelahan dengan ruang kelas aku mendengar sedikit teriakan dari sana. (*eyy ada murid hanyar tuh di kantor kepsek liati!) kalau tidak salah seperti itu, cukup keras namun aku tak mengerti.

*****

IX J
Berada di lantai 3 paling ujung bersebelahan dengan TOILET SISWA.
BerAC, bersih, asri, enak, tapi ributnya minta ampun.

Setelah menaiki puluhan anak tangga untuk menuju kelas bersama Bu Livi. Sesampainya di sana, beliau menyuruku duduk menunggu di depan kelas, hingga beliau memanggil nanti. Aku hanya mengangguk pada perintahnya.

Tak lama setelah itu beliau memanggilku. Tiba-tiba saja jantungku berdetak lebih cepat. Segra aku berdiri lalu menutup mataku, ku ucap basamallah, menarik nafas kuhembuskan sambil melangkah.

Aku berhasil menyimpan rasa gugupku saat memasuki ruang kelas itu. Seluruh pasang mata milik penghuni kelas itu memandangku dan sekejap suasana menjadi senyap.

"Nah, anak-anak hari ini kita punya teman baru, di kelas ini. Silahkan Kinan perkenalkan dirimu!" ucap Bu Livi.

"Terimakasih, Bu. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Perkenalkan nama aku Kinan Nazwa Alfisyah. Kalian boleh panggil aku Kinan. Aku pindahan dari Bogor, tepatnya dari SMPIS," aku mengahiri perkenalan.

"Baik, terimakasih Kinan. Silahkan duduk di sana. Di sebelah Oci," ucapnya sambil menunjuk ke arah kursi kosong di sebelah Perempuan berkulit hitam manis.

Rossy Rianti Refysa :
Berkulit hitam manis, cantik, tubuhnya mungil, bulu matanya lentik, senyumnya indah, ramah, ia menggunakan behel, sepertinya baik dan sekarang ia teman sebangku ku.

*****

Jam pelajaran Bu Livi berakhir. Belau meninggalkan kelas dan taklupa meninggalkan tugas. Aku langsung menyiapkan buku baru untuk pelajaran selanjutnya. Teman sebangku ku, Oci membuka bicara.

"Em, Kinan. Kamu santai aja, abis ini itu pelajaran Pak Bei, dia gak bakal masuk hari ini," ucapnya tersenyum padaku.

"Oh, gitu. Ngomong-ngomong kok kamu tau sih, beliau gak bakal masuk," tanyaku.

"Pak Bei itu ngajarnya hari ini cuma satu jam aja, dan dia itu tetangga aku, jadi kalo hari ini setiap pagi dia nitip tugas buat kelas kita, makanya aku tau," sahutnya sambil tertawa manis.

GUE & UNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang