Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jung Soojung membawa langkahnya menuju kelas yang akan dia bimbing hari ini. Sedikit mendapat kesulitan karena tas dan buku jurnal yang dia bawa ternyata jauh lebih banyak dari perkiraannya. Absensi mahasiswa, materi terakhir yang sudah disampaikan dosen sebelumnya, dan tentu saja jurnal pribadinya.
Pagi ini Soojung diminta untuk mengisi materi di Universitas Hankuk, dia akan menggantikan dosen sebelumnya yang sedang cuti melahirkan, itu artinya dia akan berada disini selama beberapa bulan kedepan. Sebenarnya ini bukanlah masalah besar mengingat Soojung memang sering menjadi dosen pengganti, tapi untuk mengisi materi di Universitas ini sejujurnya sedikit banyak membuat Soojung gelisah karena Hankuk adalah salah satu Universitas terbaik yang dimiliki Korea, itu artinya mahasiswa disini rata-rata pasti berotak pintar.
Soojung membetulkan letak kacamatanya yang sedikit melorot dan merapikan sedikit blouse broken white yang dipakainya hari ini, dengan rok span hitam selutut dan sepatu berhak tajam yang juga berwarna hitam membuat penampilan Soojung terlihat tetap sopan dan elegan.
Suasana kelas cukup ramai saat Soojung melangkah melewati pintu dengan mantap, tapi perlahan suasana mulai hening saat suara sepatu hak Soojung menarik perhatian mereka.
"Selamat pagi." Ucap Soojung sambil meletakan barang-barangnya diatas meja kecil. Para mahasiswa menjawab salam Soojung dengan gumaman ragu dan semua mata terpaku pada Soojung.
"Jika kau mau memperkenalkan diri mungkin lebih baik menunggu sampai dosen kami selesai cuti, biasanya mahasiswi baru seperti itu." Salah satu wanita yang duduk di barisan tengah berbicara.
Yah, ini bukan pertama kalinya Soojung disalah artikan sebagai mahasiswi baru mengingat usia dan penampilannya yang memang masih muda. Soojung dianugerahi otak yang luar biasa cemerlang, itulah sebabnya dia bisa mengajar diusia semuda ini.
"Oh tidak, aku dosen pengganti kalian untuk beberapa bulan kedepan sementara Nyonya Park Yoora cuti. Perkenalkan, namaku Jung Soojung." Ucap Soojung sambil tersenyum ramah ke seluruh kelas.
"Wow, kalian ingat..." Suara itu menarik perhatian seluruh kelas termasuk Soojung. "Ini seperti adegan awal di PornHub. Para guru-guru itu..."
Ucapan pria itu disambut gelak tawa dari yang lain.
Soojung menatap pria itu datar. Menunggu kalimat apa lagi yang akan pria itu katakan. Perkataan pria itu tentu saja membuat Soojung risih, Soojung tidak pernah menyangka ternyata Hankuk juga memiliki mahasiswa tidak bermoral seperti ini.
"Kalian tahu maksudku kan? Bahkan kostumnya pun sama." Lanjut pria itu sambil melirik Soojung. Ucapannya masih disambut gelak tawa.
Pria ini berambut cokelat tembaga sedikit berantakan, celana jins usang dengan robekan kecil dibagian lututnya, hanya menggunakan kaus hitam polos fit body, dantubuh tegap dengan kulit kecoklatan.
Oke, Soojung akan mengingat pria ini sebagai mahasiswa berandal tak bermoral.
"Siapa namamu?" Tanya Soojung tanpa melepas kontak mata dengan pria itu.
"Kim Jongin." Jawab pria itu dengan sedikit angkuh dan seringai.
"Well, Kim Jongin, senang bertemu denganmu."
Jongin menatap dosennya yang menatapnya balik tanpa ekspresi. Baru kali ini Jongin melihat wajah sedingin itu.
"Jongin aku ingin memberikan satu pertanyaan untukmu, apa kau tau apa artinya Power?"
Jongin mengerutkan dahinya dan dalam hati dia bertanya-tanya, apakah dia terlihat sebodoh itu karena diberi pertanyaan semacam ini?
"Kekuatan." Jawab Jongin.
"Pintar. Tepatnya, secara harfiah jika kita berada dalam sebuah kelompok, Power adalah kemampuan untuk mengontrol dan mengubah struktur kelompok sesuai dengan keinginan kita jika kita memiliki wewenang," Soojung menjeda ucapannya.
Sementara itu Jongin yang awalnya menikmati menjahili dosen penggantinya ini mulai merasa sedikit terintimidasi oleh tatapan dan raut wajah dingin Soojung. Bahunya yang awalnya tegap perlahan turun mencari sandaran kursi.
"Seperti aku yang bisa saja mengusirmu keluar dari kelas ini sekarang juga dan tidak akan pernah meluluskanmu dimata kuliahku karena sikap tidak sopan dan aroganmu itu, karena di dalam kelas ini akulah yang memiliki power." Lanjut Soojung. "Akulah yang memegang wewenang. Kelasku, aturanku."
Seluruh kelas diam seketika. Jongin menatap Soojung dan sama sekali tidak bisa mengalihkan pandangannya dari wajah itu.
Jongin melihat kemandirian, kecerdasan, kelas, keanggunan menjadi satu hanya dalam satu ekspresi wajah dan itu membuatnya sangat terkesan. Meskipun Jongin sekarang perlahan mundur dan terkesan terintimidasi oleh Soojung, tapi jauh didalam hati Jongin, dia tau dia telah terpikat dan akan melakukan apa pun untuk memenangkan hati Soojung.
"Paham?" Soojung kembali bersuara, menyadarkan Jongin dari keterpesonaannya terhadap Soojung. Jongin menjawabnya dengan anggukan kecil.
Soojung menyeringai kecil.
"Baiklah, sepertinya aku sudah sedikit menunjukan bagaimana diriku dan cara mengajarku pada kalian, kuharap kita bisa bekerja sama untuk beberapa bulan kedepan, bisakah kita mulai materinya sekarang?"
Seluruh kelas menjawabnya dengan bergumam patuh dan mengeluarkan buku mereka. Kecuali satu orang -tentu saja- yang hanya terus menatap Soojung dengan tatapan yang sarat akan kekaguman.
Jung Soojung, kau milikku sekarang.
-end-
Haloooo readers tercintaaaa 🫶🫶🫶 setelah sekian lama akhirnya bisa comeback dengan satu drabble kecil yang mudah²an sedikit berkesan wkwkwk happy reading yaaa semua lav youuu and Miss youuu 💓💓💓