Part 3

34 2 0
                                    

hai hai readers apakah ada yang menunggu FF ini terbit? hehehe, semoga aja ada ya :)

selamat menikmati ceritanya, dan kalian boleh kritik juga kok hehe plus jangan lupa tinggalin jejak ya, Gomawo :)

Didalam mobil Cintya

"Apakah kau tahu tempat kami mengadakan konser Cintya-ya?" Tanya Woohyun yang sekarang sudah duduk disamping Cintya.
"Tentu saja oppa kan aku juga inspirit jadi pasti tahu dong" jawab Cintya "bahkan seandainya aku tak kehabisan tiket pasti aku ikut berdiri disana nanti malam" lanjut Cintya dengan ekspresi wajah sedih.
Woohyun menyadari perubahan nada dan ekpresi kecewa itu, sehingga dia langsung mengalihkan pembicaraan.
"Oke kalau begitu kita langsung kesana, kalau memungkinkan akan kukenalkan kepada member-deul" lanjut Woohyun.
"Jinjayo (1) oppa?" Tanya Cintya terkejut.
"Pasti dong" jawab Woohyun yakin sambil menganggukkan kepala.

****

Tiba dipelantara dome mobil Cintya langsung menuju parkiran basemen.

Cintya POV
"Woohyun oppa, apakah tidak apa-apa aku ikut bersamamu?" Tanyaku tidak yakin. Setelah dipikir-pikir aku sedikit takut untuk ikut Woohyun oppa. Aku takut disalahkan karena sekarang akulah yang membawa Woohyun oppa dan lebih takut lagi pada para inspirit. Aku tahu ini merupakan sebuah anugrah tapi kalau sampai ada media atau inspirit yang tahu ini akan menjadi heboh.
"Gwaenchana Cintya-ya semua akan baik-baik saja dan pastinya sajangnim dan para member-deul pasti sangat berterimakasih karena kamu bersedia mengantarku kemari" jawab Woohyun oppa meyakinkanku.
"Ne oppa" jawabku sambil tersenyum, ya walaupun masih ada sedikit keraguan dihatiku.

Kami berjalan cepat menuju dalam dome, aku tahu diatas sana sudah banyak inspirit yang berkumpul karena tadi aku melihatnya sebelum turun ke basemen ini.
"Cintya-ya mungkin penjaga nanti akan memberi pertanyaan padaku dan padamu jadi bisakah kau menjadi translitornya?" Tanya Woohyun oppa.
"Pasti oppa" jawabku mantap sambil terus berjalan.
"Permisi mbak anda tidak boleh masuk, ini kawasan terlarang bagi oranf umum" tegur bapak satpam yang menjaga pintu.
"Begini pak sekarang saya sedang bersama dengan salah satu artis yang nanti malam akan tampil disini dan kami harus cepat-cepat masuk sebelum para fans ataupun media mengetahuinya, saya mohon sekali pak" jawabku sambil memohon.
"Maaf mbak kalaupun memang mbaknya adalah salah satu staff mereka mbak harus menunjukkan ID card mbak" kata pak satpam itu tidak mau kalah.
"Tapi pak ini situasi genting" jawabku tidak mau kalah.
"Tetap tidak bisa mbak ini sudah prosedur keamanan kami, atau kalau mau mbaknya bisa menunjukkan siapa artis yang bersama mbak itu" kata satpam itu lagi
Aku binggung harus menjawab apalagi akhirnya aku memutuskan untuk bertanya pada Woohyun oppa
"Oppa kata satpam itu aku tidak bisa masuk karena tidak punya ID card, jadi apakah keberatan apabila oppa harus menunjukkan wajahmu?" Tanyaku.
"Arraseo Cintya-ya" jawab Woohyun oppa sambil menganggukkan kepala.
Akhirnya Woohyun oppa membuka masker untuk menunjukkan wajahnya, tudung hodie itu memang sengaja tidak dibuka agar tidak ada yang tahu asalkan satpam itu tahu kan sudah beres.
"Lihat pak wajahnya sama dengan salah satu orang yang ada diposter itu" tunjukku.
Bapak satpam itu menoleh pada poster yang ditempel disebelah pintu masuk dan menatap bergantian ke Woohyun oppa.
"Kalau dia belum percaya suruh dia memanggilkan manajerku saja Cintya" kata Woohyun oppa padaku.
"Pak gini aja kalau bapak masih belum percaya bapak bisa memanggil salah satu manajer mereka" kataku pada satpam itu.
Akhirnya setelah perdebatan panjang aku dan Woohyun oppa diizinkan masuk.
"Permisi mbak ruang tunggu infinite ada dimana ya?" Tanyaku pada salah satu staff disana.
"Mbaknya siapa ya?" Tanya staff itu sambil memandangku curiga.
"Ehmmmm saya translitor yang ditugaskan dikonser mereka malam ini mbak, dan sekarang saya disuruh briefing mereka dulu" jawabku bohong.
"Ow begitu, ruangannya ada diujung lorong mbaknya nanti lurus terus belok kanan aja" jawab staff itu sambil menunjukkan jalan.
"Baik mbak terimakasih" kataku "Gaja Woohyun oppa" sambungku sambil menarik hodie Woohyun oppa untuk berjalan mengikutiku.
Setelah sampai didepan ruangan aku berhenti dan menyuruh Woohyun oppa untuk masuk.
Cintya POV End

Woohyun POV
Aku tak tahu harus berkata apa pada gadis ini, dia yang tanpa takut membukakan mobilnya kemudian bersedia mengantarkanku kesini, melewati lautan inspirit (walaupun kami dalam mobil) dan terakhir berdebat dengan satpam dibawah. Aku tahu setiap inspirit yang berada pada posisinya saat ini pasti bersedia melakukannya dengan senang hati, tapi entahlah aku merasa ada yang berbeda tapi aku juga tak tahu apa itu.
"Oppa kenapa tidak masuk, mereka pasti sudah menunggumu" ucap Cintya sehingga aku sadar dari lamunanku.
"Ah benar, ayo masuk Cintya" ajakku.
"Tapi oppa, aku takut" jawabnya menunduk sambil memainkan jari-jari tangannya, itu lucu sekali haha. Biasanya inspirit yang ditawari untuk bertemu kami pasti akan langsung berteriak gembira.
"Tak apa Cintya-ya mereka orang yang baik kok, ya walaupun kadang mereka sangat jail" jawabku sambil tersenyum meyakinkan.
Dia tampak berpikir keras, karena lama tak memberi jawaban akhirnya kutarik saja dia sambil aku membuka pintu.
"Annyeong member-deul" sapaku sambil tersenyum ceria.
Seketika semua aktivitas diruang itu berhenti dan perhatian langsung tertuju padaku.
"Woohyun-ah/Woohyun hyung" teriak mereka sambil berlari memelukku sehingga membuat genggaman jariku ditangan Cintya terlepas.
"Kau kemana saja Woohyun-ah kami terus mencarimu tapi tak kunjung ketemu" kata Sunggyu hyung cemas.
"Betul bahkan sekarang Gonam hyung masih terus mencarimu di wilayah pertokoan tadi" sambung Hoya.
"Mianhe hyung, hoya-ya tadi saat aku keluar toko aku tak menemukan kalian jadi aku memutuskan untu berkeliling mencari kalian tapi ternyata aku tersesat dan tanpa kusadari sudah banyak orang yang mulai mengejarku" jelasku singkat.
"Apaaa terus sekang bagaimana kondisimu apa ada yang terluka?" "Apa yang sudah mereka lakukan?" "Bagaimana hyung bisa sampai disini? Hyung kan tidak tahu daerah ini" tanya mereka hampir bersamaan membuat aku binggung.
"Sabar satu-satu dong tanyanya, benar aku tadi dikejar oleh beberapa fans dijalan, tapi untungnya aku menemukan penolong yang bersedia menolongku dan mengantarku hingga sekarang aku sudah berdiri didepan kalian" jawabku panjang lebar.
"Nugu (2) hyung" tanya Myungsoo diikuti anggukan dari member lain.
"Sebelum aku mengenalkannya lebih baik Sunggyu hyung menghubungi Gonam hyung dulu memberi tahu bahwa aku sudah kembali" ingatku.
"Ah matta" jawab Sunggyu hyung.
Saat Sunggyu hyung pergi untuk menghubungi Gonam hyung aku mengenalkan Cintya pada member yang lain.
"Kenalkan dialah penolongku, penyelamatku ne ireum Cintya" kataku sambil tersenyum dan mempersilahkan dia untuk mengenalkan diri.
"Anyeonghaseyo jeo neun Cintya imnida, jalbuthakdeuribnida " katanya sambil membungkuk hormat.
"Wah neomu yeppeoyo" celetuk Sungjong dan yang lain mengangguk setuju.
"Hyung kau menemukan bidadari ini dimana?" Tanya Sungyoel.
"Ya ya biarkan penyelamat kita duduk dulu" sambung Hoya lagi.
"Heishhh dia penyelamatku Hoya-ya bukan penyelamat kalian" koreksiku membenarkan.
"Hyung dia penyelamatmu dan itu berarti dia juga penyelamat kami semua, coba kalau hyung belum disini bagaimana nasib konser kita nanti" jawab Hoya dan didukung oleh yang lain.
Ahhh benar juga katanya pikirku lagi dan dengan tidak rela mengikhlashkan Cintya dimonopoli oleh mereka.
Woohyun POV End

TBC.....

(1) benarkah (2) siapa

maa kalau ada typo atau penulisan korea yang salah hehe, bisa dibetulkan kok :)

이게 뭐야?(apa ini?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang