Bab. 2 Agama dan Sopan Santun

36 3 0
                                    

Bab. 2 Kurikulum Agama

Mengapa agama menempati urutan pertama dalam kurikulum homeschooling saya? Karena bagi keluarga kami, landasan hidup di dunia ini adalah agama. Pertama kali saya mengajarkan pada anak saya percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan bagi kami memanggilNya Allah. Keluarga kami bukan tipe keluarga yang muslimin sekali, tidak, hanya saja kami tetap melandaskan segala sesuatu yang kami perbuat di dunia ini karena Allah.

Bagaimana mengajarkan agama pada anak usia dini? Bisa dengan banyak hal, diantaranya :

1. Membacakan cerita/ dongeng.
Dengan bercerita kita selipkan nasehat-nasehat tentang kebaikan. Membaca cerita bagi saya tidak hanya saat akan tidur saja, tapi bisa kapan saja. Ada banyak buku cerita agamis untuk anak usia 2 - 5 tahun. Karena saya beragama islam, saya dan putra saya suka sekali buku-buku terbitan mizan dan halo balita. Bukunya tebal (boardbook), tulisannya singkat, ceritanya pendek dan yang paling penting mempunyai gambar menarik. Anak saya suka sekali membaca (baca : melihat gambar) sendiri buku-bukunya. Dari bercerita, kita selipkan dasar-dasar agama, bahwa Allah yang menciptakan kita dan alam semesta. Dan kita diciptakan untuk beribadah kepada Allah serta berbuat kebaikan di dunia. Tidak perlu cerita yang panjang lebar atau rumit.

2. Memberikan teladan
Anak tidak pernah salah meniru. Jadi sebelum kita menginginkan anak kita menjadi seseorang yang taat beragama, harus kita terlebih dahulu yang mencontohkan. Mulai dari umur 2 tahun anak bisa kita ajak beribadah. Kalau saya mulai dari mengajarkan mengambil wudu, yang nanti berujung main air. Kemudian sholat, yang nanti anak saya akan berjalan mengitari kami yang sedang sholat, atau malah nyanyi sendiri. Tidak apa-apa. Semua masih tahap pengenalan untuk anak usia 2-5 tahun.

3. Mengajarkan dengan pembiasaan
Pembiasaan merupakan perwujudan praktek nilai-nilai keagamaan melalui kegiatan rutin sehari-hari, seperti berdoa sebelum melakukan sesuatu, mengucapkan salam saat akan masuk rumah, sholat tepat waktu, dan masih banyak lagi. Jika sudah terbiasa, maka anak akan mulai mengikuti kebiasaan baik tersebut tanpa kita paksa sekalipun.

4. Melibatkan anak dalam kegiatan keagamaan
Misalnya puasa, mulai bisa dikenalkan puasa itu tidak makan dan minum dari terbit hingga tenggelam matahari, mulai dikenalkan sholat, ada lima waktu. Jika anak belum mau mengikuti apa yang kita perintahkan, tidak apa-apa. Pada intinya anak kita akan melihat, merekam, lalu dia akan memproses sendiri apa yang dia lihat.

5. Dengan permainan
Bermain merupakan pekerjaan bagi anak-anak. Berikut contoh-contoh permainan yang mengajak anak untuk mengenal aktifitas keagamaan.

A. Bermain Puzzle

Saat ini banyak sekali puzzle edukatif yang agamis, contohnya puzzle wudhu dan sholat ini. Kita bisa mengajak anak bermain puzzle sambil bercerita. Misalnya puzzle wudhu, ajak anak bermain, lalu sambil kita jelaskan, wudhu merupakan salah satu syarat sah ya sholat. Pertama basuh telapak tangan dahulu, lalu pasang potongan puzzle 1. Kedua basuh kedua muka kita, lalu kita pasang potongan puzzle ke 2, begitu seterusnya sampai selesai. Pandai-pandailah bercerita agak anak tertarik mendengarnya.

(Sumber : www.mainanedukasi.com)

B. Membuat craft bersama
Craft disini bisa bermacam-macam kerajinan. Anak diikut sertakan dalam proses pembuatanya, bisa ikut membantu menggunting, menempel, melipat, dan lain sebagainya.

Sebagai contoh, saya akan ajak membuat "Ramadhan Flap Book" . Yang diperlukan adalah mengunduh printablenya terlebih dahulu di www.muslimkecil.com, print

Setelah kita print, lalu gunting sesuai pola. Lapisi dengan karton hasil guntingan tadi agar lebih kuat.
Kemudian tempel menggunakan lem kertas.

homeschooling dalam 30 hariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang