Kamu

15 3 0
                                    

Pada malam itu masih teringat jelas
Gelak tawa mu begitu menggetarkan relung hati
Begitu syahdu bak penyair menggoreskan tinta membentuk kata
Indah jelas terasa saat pertama kali aku bersua
Menandakan bahwa kamu telah merenggut sebagian jiwa
Parahnya aku sudah tertangkap pesonamu sejak kali pertama aku memandang dari kejauhan
Lantas bisakah kau sejenak menatap pada arah keterikatan tentang cinta
Dimana asa-asa mulai ku bangun

Ketika datang tiba sang waktu berucap
Semesta merengkuh segala doa
Kau datang tanpa sempat kupinta
Bercerita indah hari hari
Mengharap pada esok esok yang belum pasti
Aku disini mendengar dengan seksama
Harapan harapan mu kepada semesta
Berdoa pada bumi untuk langit
Dan saat itu aku merasa kamulah yang aku inginkan untuk menetap sebagai ketetapan agar jalanku tepat pada arah tujuan yang aku inginkan

Subjektif RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang