When we first met, I had no idea you would be so important for me. Nobody compares to you.
[ School-life • Kim Jongin X Tiffany Hwang • Original Fanfiction ]
(just in case, di fic ini Tiffany itu berponi yes)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selasa. Kimia. Oh, pelajaran ini adalah satu-satunya yang ingin dia hindari saat ini. Gurunya tidak jahat sih, pelajaran juga berjalan seperti seharusnya—tetapi tugas yang guru itu berikan benar-benar tak tahu diri. Lima puluh soal tentang reaksi kimia entah apa namanya itu? Dia sudah benar-benar gila!
Enam menit yang lalu seharusnya pria paruh baya itu sudah meninggalkan kelas, namun hari ini bisa-bisanya dia memotong jam istirahat kelas mereka. Kai mendengus kesal. Ketika guru itu akhirnya keluar, saat itu juga gadis di sampingnya segera beranjak dari bangkunya. Tiffany berjalan santai menuju kafetaria membeli sebuah lemonade dari showcase otomatis dan itu lantas menjadi pusat atensi Kai.
Apa gadis itu tidak punya teman? Sejauh ini tak pernah Kai melihatnya dengan yang lain. Atau Kai saja yang tidak perhatian karena jadwal latihannya yang menumpuk? Duh, masa bodohlah. Dia benar-benar bukan Kai dua hari ini, kenapa juga dia harus penasaran dengan gadis itu?
Kim Jongin sadarlah!
Pemuda itu lalu pergi menjauh dari radius Tiffany.
"Tiffany!"
Tiffany menoleh ke belakang. Seorang siswi dengan senyuman yang khas memanggilnya.
"Hei, Lisa. What's up?"
"Kemarin aku dapat tugas matematika, bisa kau membantuku?"
Tiffany menaruh telunjuknya di dagu sambil matanya melirik Lisa jenaka. "Mm, mau tidak ya?" Sementara gadis lain dengan rambut semi-pirang itu berdecih sambil mengayunkan dua tiket pesawat one way ke The City of Love, "tidak apa-apa sih kalau kau menginginkan tiket ke Paris-mu bersamaku raib..."
Gadis bermata sabit itu kelabakan lalu dengan cepat mengubah ekspresi jenakanya menjadi sok lembut yang membuat Lisa bergidik tidak suka. "Baiklah, baiklah, Nona Lalisa Manoban yang cantik dan budiman, mari kita mulai mengerjakan tugas matematikamu."
Mereka mulai membuka buku dan Tiffany membantu Lisa menyelesaikan soal-soal yang gadis itu tanyakan.
