Siapa Dia?

23 2 0
                                    

Mentari telah menyapa bumi untuk bersiap menyambut hari yang penuh pesona, seiring langkah gadis yang tersenyum lebar menyusuri koridor sekolah menuju kelasnya yang berada diujung lapangan upacara.

Ia berjalan sambil menyapa teman-teman yang sesekali berpapasan dengannya, dia gadis yang terkenal ramah, mudah bersahabat, periang, dan banyak bicara tapi sederhana. Tapi ia tidak lepas dari sifat buruk, ia ceroboh dan tidak mudah percaya diri terhadap kemampuannya.

Gadis itu berjalan dengan memusatkan perhatiannya pada gawai yang ia pegangi sedari tadi, walau sesekali ia menoleh ke sekitar.

Bruk....

Tanpa sengaja ia menabrak seseorang yang berlawanan arah dengannya yang terlihat tergesa-gesa menuju lapangan dengan membawa bendera.

"Maaf, saya tidak sengaja" ucapnya segera pada orang dihadapannya yang menunduk karena terjatuh .

"Tidak apa-apa, lain kali hati-hati. Jangan fokus sama dunia sendiri." Sanggah orang itu dengan nada datar.

Saat ia mendongakan wajahnya gadis itu mengenali orang dihadapannya.

"Kak Kahfi, maaf ya saya benar-benar tidak sengaja."

Dengan nada tidak enak hati ia meminta maaf lagi, pria yang ia tabrak adalah kakak kelasnya. Ia anggota paskibra yang ia kenali namanya pada masa orientasi peserta didik satu bulan lalu saat perkenalan berbagai ekstrakulikuler untuk menarik minat peserta didik yang baru masuk untuk memilih salah satunya.

Pria itu malah tertegun menatap heran gadis dihadapannya mengenali dirinya.
Saat ia hendak berlalu meninggalkannya, ia berbalik dan bertanya.

"Eh tunggu, kamu pernah mengibarkan bendera?"

Gadis yang hendak pergi karena pria dihadapannya begitu dingin dan tak menghiraukan permintaan maafnya itu menoleh ke belakang, menatapnya bingung.

"Kakak nanya saya?" Jawabnya dengan nada polos.

"Iya kamu, memang siapa?" Balasnya dengan datar.

"Alhamdulillah di SMP saya anggota PASKIBRA kak, jadi saya sering melakukan pengibaran."

" bagus, kalo gitu kamu bisa ganti teman saya yg tidak hadir ya."

"Hah maksudnya?" Tanyanya dengan suara kaget.

"Iya kamu ikut saya untuk jadi pasukan pengibar bendera buat upacara hari ini, teman saya berhalangan hadir, dan saya kekurangan satu orang di tim saya. Kamu bisa bantu kan?" Jelasnya.

"Tapi kan saya belum latihan, kalo salah gimana?" Ia menjawab dengan ragu.

"Kamu kan pengalaman jadi anggota PASKIBRA, dasarnya semua sama kan. Kamu ikuti saja yang lain. Ayolah saya tidak punya banyak waktu untuk cari orang lagi. Sebentar lagi upacara dimulai." Pintanya.

"Eum, tapi... yasudahlah. Saya ke kelas dulu simpan tas kak."

"Bagus, saya tunggu di lapangan ya. Anggap saja ini permintaan maaf kamu." Ucapnya sambil ia berlalu meninggalkan gadis itu.

"Dih pamrih banget, ngasih maaf aja harus ngelakuin sesuatu dulu." Gerutunya.
***

Saat jam istirahat berbunyi Syakira enggan pergi ke kantin, ia lebih memilih untuk menenggelamkan dirinya pada kisah Zahra dan Ali pada Novel karya penulis favoritnya yang judulnya Cinta dalam Diam.

Keasyikannya pun terganggu saat trman sebangkunya yang datang dari kantin heboh memberondonginya dengan rentetan pertanyaan tentang alasan ia bisa jadi pengibar hari ini.

"Ra kamu belum jawab tadi kenapa bisa jadi pengibar, kan kamu anak baru. Kamu kenal sama kakak kelas ya?" Tanya Lita dengan penuh penasaran.

"Ya nggak kenapa-kenapa, tadi aku disuruh ka Kahfi. Karena aku juga pernah jadi pengibar ya aku mau saja." Jawab gadis itu dengan datar tanpa melepaskan pandangannya pada novel yang ia baca.
" ih lempeng banget, emang kamu nggak seneng ya? Katanya siswi-siswi disini banyak banget yang naksir sama ka Kahfi, makanya walaupun mereka nggak minat sekalipun ikut paskibra karena lurah nya ka Kahfi mereka jadi banyak yang ikut eskul itu Ra. Aku aja jadi pengen masuk paskibra nih." Cengirnya sambil menerawang jika ia bisa dekat dengan ka Kahfi.

Bisuku untuk Dia (penantian berharga)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang