Aku ingin tahu!!

10 1 0
                                    

Seminggu berlalu disekolah yang baru untuknya.
Pribadinya yang sulit ditebak bahkan bisa dikatakan  ia sangat pendiam tak mudah bergaul, ia hanya dekat dengan beberapa orang saja di kelas.

Salah satu yang mudah ia jadikan teman adalah Rara, yang kini jadi teman sebangkunya karena ada rotasi perpindahan tempat duduk di kelas. Alasannya agar siswa bisa berinteraksi secara merata di kelas, meskipun nyatanya semua tetap bergaul sesuai kubunya masing-masing..

Rara adalah gadis yang mulai tahu kepribadianya siswa baru itu dari sudut pandang yang berbeda. Ia mengenal kebalikan seratus delapan puluh derajat pribadinya dibanding yang terlihat ke permukaan, ia yang terkenal cuek, pendiam, kaku dan sepertinya tidak bisa apa-apa walaupun dia pintar tapi sangat pasif di kelas, ia hanya anak sekolah yang patuh, belajar, pulang dan berakhir kegiatannya. Tapi justru setelah Rara mengenalnya ia tidak melihat hal demikian.

Ia sangat terbuka kepada Rara, bahkan Rara tahu ia punya hobi dan bakat yang tidak mudah dimiliki banyak orang, kemampuannya di bidang seni sangat mumpuni menurutnya.

Ia pandai melukis dan bermain alat musik, bahkan tidak hanya satu. Dan itu yang membuat rara semakin senang mengenalnya. Rara yang senang bernyanyi seperti punya partner yang pas. Ia juga sebenarnya anak yang pintar, bahkan bukan hanya pintar tapi genius menurut Rara, pemikirannya selalu diatas normal. Rara juga baru tahu bahwa ia punya cita-cita untuk kuliah di German, ia punya mimpi yang besar seperti idolanya yaitu B.J Habibi. Selain bidang seni, ia juga pandai dalam bidang bahasa, ia sangat mahir berbahasa Jepang dan Mandarin. Karena menurutnya
"sepandai apapun manusia tanpa diiringi kemampuan berbahasa, kepandaiannya tidak akan tersampaikan."
"Kan bisa pake jasa penerjemah Ka"
"Tetap saja akan beda makna yang kita maksud dengan orang lain yang tidak memahami isi otak kita, kita akan lebih puas jika mampu menyampaikannya dengan lidah kita sendiri"
"Iya lah aku yang salah dimata kamu" pasrah Rara diujung perdebatan mereka.

Namun kedekatan mereka mengundang tanya teman-temannya. Karena menurut kebanyakan orang Arkafi bukan lah orang yang mudah berteman, meskipun banyak cewek yang ngantri minta perhatiannya, tapi tak ada satu pun yang ia gubris.

"Ka ada kumpul Nihon nggak?"
"Kamu udah kayak ade aku aja ya, manggil-manggil ka."
"Ya nggak apa-apa, emang salah ya. Lagian kalo aku panggi Fi, dikira ke si Nofi gimana, kalo panggil Arkafi kepanjangan, kalo gitu panggilan khusus dari aku Arka aja ya. Biar kalo ada yang manggil Arka kamu pasti tau itu aku." Cengirnya.

"Bebas semau kamu"
"Gimana ada kumpulan nggak?"
"Nggak ah lagi males, mau pulang aja"
"Ih kok gitu, beneran?"
"Iya, pulang yu."
"Yaudah ayo, aku nggak ada kumpulan eskul, lagian Agni pulangnya sore. Jadi aku mau pulang sekarang aja."
"Tunggu depan mesjid, aku ke parkiran dulu. Motornya paling belakang."
"Siap Ka." Jawabnya seraya hormat bendera dengan senyum yang mengembang di wajahnya.

Dekat adalah pintu untuk mengenal seseorang. Tanpa tau kehidupannya tanpa tau kepribadian yang sesungguhnya tanpa tau wajahnya yang tak tersembunyi kita tidak bisa mengatakan mengenal dia apalagi berani menjudge seseorang dalam satu sudut pandang.
"Wajah yang nampak tak selamanya wajah yang ia sembunyikan, tapi wajah yang tak tersembunyi akan tampak jelas sekarang ataupun nanti".

***


#salampena
#asummepena
Asummeazzahra

Menghargai setiap kata dan karya adalah hal yang luar biasa...
Jejak kalian semangat kami😊😊😉😙

Bisuku untuk Dia (penantian berharga)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang