Perang

119 16 3
                                    

Outdor pov

Pukul 05.00 alarm dari handphone Mirza berbunyi dan memenuhi ruangan kamar Mirza. Dengan setengah hati Mirza bangun dari mimpi indahnya.

Segera ia bangun dari tempat tidur king sizenya agar tidak tertidur lagi. Lalu ia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan juga mandi,setelah itu baru ia melaksanakan sholat subuh.

Tok..tok..tok..

"Nak sudah bangun?" tanya mom dari luar pintu kamar.

"Sudah mom,ini Mirza lagi beresin buku sekolah" jawab Mirza dari dalam kamar.

Akhirnya Anisa yaitu mama Mirza membuka pintu kamar.

"Kalau sudah selesai,mari makan. Semua sudah menunggu mu" tanya Anisa.

"Baik mom sebentar lagi Mirza turun" jawab Mirza pada mom.

"Ya sudah mom tunggu di bawah ya" setelah itu Anisa keluar dan menutup pintu kamar Mirza.

5 menit kemudian

"Pagi semua" sapa Mirza dengan semangat.

"Semangat banget dek" ucap Nita kakak Mirza yang sudah menduduki universitas negeri di Jakarta.

"Apaan sih nit,iri aja" ucap Mirza pada kak Nita. Yang ditanggapi dengan kekehan.

"Minggu depan papa ga dirumah,papa ada urusan dengan kantor cabang di Singapura" ucap Arif papa Mirza.

"Aku berangkat dulu ya" ucap Mirza datar.

"Loh kamu ga sarapan dulu?" tanya mom pada Mirza.

"Udah kenyang".

Setelah itu ia pamit pada semuanya dan langsung berangkat ke sekolah.

Sudah biasa jika papa Mirza berpergian keluar kota untuk urusan pekerjaan. Dan itu yang membuat Mirza kesal. Papanya terlalu sibuk dengan dunia bisnis,dan membuat waktu luangnya tidak ada untuk sekedar berkumpul bersama. Walau pun begitu Mirza tidak lah menyalahkan papanya,karena papanya bekerja untuk dia dan kakaknya. Jadi dia memang harus berlapang dada menerima takdirnya.

------------

Mirza pov

Sesampai ku di sekolah,aku segera memarkiran mobil ku di bawah pohon rindang. Saat aku keluar dari dalam mobil,aku langsung di sapa oleh sahabat ku.

"Pagi Za. Gimana rencananya jadi mau dilakuin?" tanya Deon.

"Ya iya lah! Biar dia minta maaf dengan apa yang dia buat kemarin ke gue!" ucapa ku.

"Oke deh semoga berhasil Za" sambil menepuk punggung ku dari belakang.

"Hai. Kalian kok pada disini ga bilang-bilang?untung ga jadi ke kelas dulu" tanya Leo pada kami.

Aku dan Deon hanya memutar mata dan segera meninggalkan Leo sendirian di lapangan parkir.

"Loh kok gue ditinggal?apa salah hayati?woy tungguin gue" ucap Leo yang masih dapat aku dengar dari belakang.

Sesampai ku dikelas aku segera duduk di bangku ku. Kulihat bagas sedang sibuk mengerjakan sesuatu hingga tidak menyadari kedatangan ku.

"Ngapain lo Gas. Sibuk banget kayanya?" tanya ku pada Bagas.

"Ngerjain pr kimia bodoh!lo lupa?" jawabnya tanpa melihat ku sama sekali,masih sibuk menyalin pr orang lain.

"YA ALLAH! Gue lupa njir. Gawat,pasti tuh guru nyeramahin gue" jawab ku sambil menepak jidat kusendiri.

I Just DidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang