Perang 2

114 12 5
                                    

Mirza Pov.

"Hahaha.. Gila ya za. Parah abis" ucap Leo.

"wkwk.. Lo liat ga ekspresinya tadi?" tanya ku pada mereka.

"Rencananya berhasil za,sampai buat dia keliatan shock gitu!" ucap Deon pada ku.

"Siapa dulu,Mirza." ucap ku dengan bangga.

"Tinggal nunggu aja. Pasti dia nyariin lo sekarang. Gara-gara ngabisin uang jajan dia buat bayarin teraktiran anak-anak sekolah." ucap Bagas.

Dan pada kenyataannya Lita tidak mercari Mirza.

----------

Lita Pov

Tidak terasa jam pulang sekolah sudah berbunyi. Murid-murid segera berhamburan keluar kelas untuk pulang menuju rumah masing-masing.

"Lit lo ga papa?muka lo keliatan lemes gitu?" tanya Syifa pada ku.

"Ha kenapa muka gue?ga papa kok."

"Lo mau pulang bareng gue ga?gue bawa motor soalnya."

"Boleh kalo ga keberatan?
lagi males juga mesen ojek online." ucap ku.

"Oke,tapi bayar ya wkwk."

"Lol." jawab ku langsung tertawa.

Kami segera keluar kelas beriringan,sambil membahas sesuatu yang membuat ku sesekali tertawa.

Sesampainya aku dan Syifa di lantai dasar sekolah. Kami segera menuju lapangan parkir motor,dimana motor Syifa terparkir disana. Setelah Syifa mengeluarkan motornya dari barisan motor yang lain,aku segera naik. Syifa langsung tancap gas keluar dari lingkungan sekolah menuju gerbang,dengan laju motor di kecepatan rata-rata.

Saat tiba sedang berhenti dikarenakan lampu merah,
Syifa angkat bicara.

"Lit gue pengen main deh?" tanya Syifa pada ku.

"Main rumah gue aja yuk?
sekalian gue pengen
cerita-cerita?"

"Boleh,tapi siapin makan ya. Wkwk" ucap Syifa terkekeh.

"Ya udah sebelum ke rumah mampir super market aja dulu bentar?beli beberapa snack buat cemilan." tanya ku pada Syifa.

"Oke sip." setelah itu lampu yang tadinya berwarna mereka,berubah menjadi hijau yang artinya sudah boleh melintasi jalan yang tertunda.

15 menit kemudian.

"Gila ya Syif,lo belanja kaya ngeborong alig." sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Biasa aja sih,orang cantik mah bebas." ucapnya nyengir.

"Whatever." sambil memutar bola mata.

"Eh Lit. Kok bisa ya kita ketemu kakak Mirza,suatu kebetulan yang berujung pada keuntungan wkwk."

"Biarin lah,biar dia juga ngerasain jadi gue. Tapi itu ga ada apa-apanya sama yang tadi di kantin." ucap ku pada Syifa.



Flash Back On

Saat kami sedang asik memilih-milih beberapa snack tiba-tiba Syifa menyenggol ku.

"Eh eh Lit bentar deh. Itu bukannya kakak Mirza ya?" tanyanya. Aku pun langsung ikut melihat ke arah mana mata Syifa menuju.

"Eh iya kayanya." ucap ku ragu-ragu.

"Gue tau gimana caranya bales dia Lit." Syifa langsung tersenyum jahil dan membisikan sesuatu di telinga ku.

"Sabi.. Sabi.. Gue setuju." ucap ku sambil menganggukan kepala.

Akhirnya kami segera memilih apa yang akan kami beli dengan cepat,karena takut Mirza mencapai kasir terlebih dahulu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Just DidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang