4

205 29 0
                                    

Gemuruh petir terdengar keras hingga memekakkan telinga, dia seakan berteriak menyaut nyautkan isyarat tentang rinai hujan yang akan turun membasahi segala kekeringan dibumi. Katak terlihat bahagia menyambut pagi hari ini, suaranya sudah terdengar disetiap pelosok jalanan.

Setiap orang yang melangkahkan kakinya untuk memulai aktifitas dipagi hari ini, melindungi diri dengan berbagai cara, ada yang menggunakan payung, jaket, topi, dan berbagai hal yang bisa membuat diri mereka terhindar dari dingin yang akan dihadirkan hujan. Begitupun aku, aku memilih memakai jaket untuk menghangatkan ku dari dingin yang menusuk nusuk kulit. Hujan, aku sangat suka hujan. Bagiku hujan mampu membawa ketenangan tersendiri,walaupun kerap kali juga menghadirkan kenangan dalam ingatan yang tidak pernah kuinginkan dia terputar lagi. Seseorang disana, yang keberadaannya sering kali masih ku perhatikan diam diam, juga akan mengingat berbagai kejadian disaat rintiknya mulai membasahi bumi. Dan dia, alasan mengapa sampai detik ini hatiku masih tertutup dengan sempurna.

Disinilah aku sekarang, memandangi hujan yang sedari tadi seakan tidak lelah lelahnya jatuh kebumi, kadang aku sering kali kagum dengan hujan, kenapa? Karna dia tetap mau jatuh berkali kali walaupun tahu setiap kali ia jatuh ia akan merasakan sakit. Tidak seperti aku, yang memilih untuk tidak jatuh lagi kepada siapapun yang pada akhirnya akan membuat seluruh raga ku remuk redam karena permasalahan cinta. Saat fikiranku melayang layang diangkasa, tibatiba saja aku teringat pada mimpi ku tadi malam. Ada sesuatu yang menjalar didarah ku setiap kali aku mengingat mimpi itu, seolah dia memberikan pertanda bahwa tidak lama lagi aku akan benar benar merasakan seperti yang ada dimimpi.

Lamunan ku terpecah saat mendengarkan teriakan salah satu sahabatku,tentu saja teriakannya tidak kalah kerasnya dengan gemuruh.

"Haiiiiiiiiii fiyaaa selamat pagiii" teriak key dari ambang pintu
"Pagi key, kayaknya ada yang lagi bahagia ni" timpalku sambil melihat raut wajah key yang merona
"Key tadi malam dapat pesan dari papa yang ada di amerika, kalauu minggu depan key dan mama bakalan pergi liburan ke Amerikaaa yeayy" Seru key dengan setengah berteriak
"Pantes mukanya bahagia kali. Aku gak banyak minta oleh oleh deh cukup cariin aku cowok bule aja ya?" Pintaku dengan memasang wajah memelas
"Yeee gausakan cowok bule, cowok arab pun aku cariin deh buat Fiya supaya bisa ngelupain dia seutuhnya hahahaha" Jawab fey sambil tersenyum
"Apaan sih" kataku sambil memilih membuang muka ke arah jendela lagi

Tentang mimpi ku dan pertanyaan yang dilontar kan inda, aku masih menyimpan rasa penasaran yang sangat besar. Dan masih memendam tanya pada yang maha kuasa akan bagaimana bila memang itu harus benar benar terjadi.
Selang lima menit setelah key datang. Inda dan key masuk kekelas dengan sedikit berantakan.

"Haduh pagi pagi bajuku udah basah aja, dingin lagi. Aduh ikaa butuh pelukan ya tuhan"  Kata ika yang langsung mendumel saat masuk kelas

Indah yang memandangi ika hanya geleng geleng kepala. Aku ingin bertanya tentang hp Ika yang mati semalem, tetapi saat aku ingin bertanya dia sudah lebih dahulu menjelaskannya.

"Hp ku jatuh masuk ke wc" satu kalimat yang berhasil membuat aku, inda, dan key tertawa dengan keras.
"Ngapain kamu main hp di wc?" Tanya inda di sela sela tawa nya
"Perut ku semalem mules mules, wc aja rasanya udah muak lihat muka aku yang bolak balik keluar masuk, jadi karena aku bosen aku bawa hp aku" kata ika yang sedikit kesal
"Kamu emang makan apa kok bisa sampe mules gitu?" Tanya ku prihatin
"Samyang hehe"
"Oalah oalah udah tau perut gabisa makan pedes, tapi tetep aja dimakan" Kata Inda yang lagi lagi menggelengkan kepala.
"Ada yang mau aku ceritain" tibatiba saja kalimat itu keluar dari bibirku
"Tentang?" Tanya Key
"Tentang kamu yang masih saja rindu kepadanya?" Tanya Ika menggoda
"Ih apaan sih. Aku serius ni. " Jawabku yang sudah mulai kesal karena selalu disangkutpautkan dengan dia lagi.
"Iya emang ada apa fia" Tanya Inda sambil menatapku lamat lamat.
"Nanti aja deh, aku kebelet ke kamar mandi ni dadaaa" ujarku sambil sedikit berlari kekamar mandi

Karena terlalu terburu buru, aku menabrak seseorang hingga lututku terhempas ke lantai. Rasanya sepeti sebagian lututku tidak bisa lagi digerakkan.

"Awwww" kata ku berteriak sambil memegang lutut tanpa sedikitpun melihat siapa yang aku tabrak
"Mau kemana sih? Kok kayak dikejar hantu" tanya seseorang yang suaranya sudah tidak asing lagi

Aku terkejut saat melihat siapa yang tadi aku tabrak. Mata kami bertaut selama beberapa detik. Setelah sadar , seorang yang aku lihat sudah memberikan begitu banyak luka kepadaku. Kupalingkan dengan cepat wajahku dan mencoba untuk bangkit. Tetapi ternyata usaha ku nihil. Kaki ku terlalu lemah untuk diajak melangkah, sama seperti hati ku yang terlalu letih untuk diajak jatuh lagi.

"Gausah gengsi. Sini aku bantuin" katanya tersenyum
"Gausah aku bisa sendiri" kataku mencoba untuk bangkit lagi

Dia hanya memandangi ku sambil menahan senyum. Lalu disaat tenaga ku sudah habis untuk bangkit, lalu dia mendekat dan mulai menggendongku. Aku terkejut tetapi aku tidak meronta ronta supaya dilepaskan. Aku membiarkanya mengangkat tubuh lemahku. Dan tubuh ku terasa semakin lunglai saat aku sadar tubuhnya sangat kurindukan. Dia membawaku ke uks, sesampainya di uks dia memandangiku sebentar lalu pamit untuk balik ke kelasnya, aku hanya tersenyum tipis saat memandanginya pergi melangkah jauh dariku untuk 'kesekian kalinya' . Tangisku hampir saja pecah, untunglah masih bisa aku tahan dengan sisa sisa kekuatanku.

Seorang senior masuk kedalam uks, mungkin dia lagi piket di uks.

"Kamu kenapa?"
"Terbang siap itu jatuh" kataku sekenanya
"Sakit dong" katanya mencoba bercanda
"Berkali kali lipat lebih sakit saat ditinggali"
"Eh dianya malah curcol" katanya sambil tertawa. Aku pun ikut tertawa
"Nama aku kevin altahir" katanya menjulurkan tangan
"Namaku fiya adna" kataku tersenyum
"Jadi apa ni yang sakit?"
"Lututku gak bisa digerakin kak"
"Aduh dari gaya gayanya kayaknya harus diamputasi"
"Ih kak kevin" kataku menyubit tangannya
"Hahaha coba sini gerak gerakin pelan pelan bisa gak?" Tanyanya
"Bisa tapi sakit"
"Yauda coba lagi. Aku mau buat izin keluar kelas untuk iyak" katanya sambil bergerak mendekati meja.

Tubuhku seketika membeku ketika mendengarkan dia memanggilku dengan sebutan "iyak" . Karena hanya orang orang tertentu saja yang memanggilku dengan sebutan itu. Dan yang memanggilku pasti orang yang sangat dekat dan sayang kepadaku.

"Loh kok diam aja?" Tanyanya membuyarkan lamunanku
"Nama ku fiya bukan iyak"
"Tapi aku maunya manggil kamu iyak"
"Gaboleh"
"Kenapa?takut teringat mantan"
"Sok ganteng boleh kak, sok tahu jangan" ujarku kesal
"Pokoknya aku mau manggil kamu iyak. Titik gak pake koma gak pake tanda tanya" katanya semakin membuatku kesal.

Setelah kalimatnya aku hanya diam saja, sambil mencoba menggerakkan kakiku pelan pelan. Dan perlahan kakiku sudah mulai bisa digerakkan. Aku mencoba berjalan menuju ke kamar mandi dan ternyata aku bisa. Untung saja si uks ini ada kamar mandinya, kalau engga ada bisa bisa aku pipis dicelana. Cepat cepat aku masuk kekamar mandi.

.......

There is no homeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang