Kenya sampai si kamar kosnya saat waktu menunjukkan pukul 9 malam. Selama satu minggu ini dia selalu lembur karena pekerjaan yang begitu banyak. Dia bisa mengimbangi teman-teman barunya sebenarnya, tapi dia masih harus belajar banyak dari mereka.
Deringan ponselnya membuka kembali matanya yang hampir terpejam. Telpon dari ibunya.
"Iya Bu."
"Gimana kabar kamu Key? Kok udah seminggu disana nggak pernah telpon rumah?" Kenya merasa bersalah rasanya.
"Kenya seminggu ini lembur terus bu, makanya nggak sempet kasih kabar." Kenya menjelaskan, agar ibunya tidak kecewa kepadanya.
"Oh gitu, ibu kira ada apa-apa. Gimana temen-temen baru kamu di kantor?" sang ibu membuka obrolan.
"Baik kok Bu, mereka juga ngebantu aku kalau ada yang nggak aku ngerti. Gimana kabar ibu dan bapak di rumah?"
"Kita disini baik Key, kamu jaga diri ya. Jangan gampang-gampang diajak orang yang nggak kamu kenal. Sholatnya jangan sampe di tinggal meskipun kerjaan banyak. Makan juga harus teratur. Ingat maag kamu." sang ibu mengingatkan. Begitulah orang tua.
"Iya Bu, semua nggak akan aku lupa kok. Oh ya Bu, kemarin mas Angga nemuin aku di kantor." suara Kenya melemah saat mengatakan itu. Berharap ibunya tidak emosi mendengar hal itu. Tapi dia tidak yakin.
"Mau apa lagi dia? Cowok nggak tahu diri gitu. Pokoknya kamu jangan ampe ladenin dia lagi loh Key. Ibu nggak mau kamu deket-deket ama dia lagi." ibunya berapi-api, dugaan Kenya benar kan ibunya pasti akan marah.
"Gara-gara dia kamu harus jauh dari ibu sekarang." suara ibunya melemah mengatakan kalimat itu.
"Udah Ibu nggak usah khawatir, aku bisa jaga diri. Ibu tenang aja. Aku juga pati akan jauhin dia." Kenya berusaha menenangkan Ibunya. "Aku capek banget Bu, udah dulu ya." Kenya menguap karena matanya sudah berat. Besok dia harus berkutat dengan pekerjaannya kembali.
"Iya, ya udah kalau gitu, kamu istirahat. Jangan lupa pesen Ibu. Ibu tutup dulu ya. Assalamualaikum."
"Waalikum salam." Klik. Kenya mengakhiri panggilanya. Dan dalam hitungan detik, dia langsung terbawa kealam mimpi.
*-*-*-*
Suara keyboard memenuhi ruangan kantor. Tidak ada yang bersuara, bercanda, atau bahkan tersenyum. Wajah mereka seperti robot. Tegang. Mereka sibuk dengan aktifitas mereka dengan benda kotak di depannya.
"Saudari Kenya Listya." panggilan itu memenuhi ruangan dengan kubikel-kubikel tersebut. Merasa namanya di panggil Kenya berdiri dari kursinya.
"Saya pak."
"Anda di tunggu di ruangan pak Bos. Sekarang." detakan jantung Kenya langsung terpacu begitu kencang sekarang. Dia melihat sekelilingnya. Teman satu divisinya juga sedang melihatnya. Nala bahkan mengepalkan tangan kanannya tanda memberi semangat dengan suara pelan.
Kenya berjalan cepat di belakang orang yang di utus untuk memanggilnya. Dia tahu jika orang tersebut adalah asisten pribadinya sang Big Bos. Akhirnya setelah seminggu berlalu, hari ini datang juga. Menghadap sang 'penguasa'.
Dia tiba di depan ruangan besar dengan pintu yang terlihat kokoh. Dalam perjalanan keruangan ini tadi, dia merapalkan doa agar ketegangannya tidak membuatnya membuay kesalahan.
"Mari silahkan masuk, pak bos sudah menunggu di dalam." Kenya menganggukkan kepalanya paham. Dalam hati dia berdoa semoga Bosnya tidak semenyeramkan yang di bayangkan. Dia membuka pintu berwarna hitam itu pelan. Dan melihat sesosok pria yang tengah serius dengan komputernya.
Kenapa nggak ada yang lain? Batinnya. Pasalnya dia tahu ada karyawan baru seperti dirinya dari beberapa kantor cabang. Dari kota yang berbeda.
"Pemisi pak." Kenya membuka suara. Pria itu mengangkat wajahnya dari komputernya. Dan Kenya bisa melihat tatapan tajam yang dimiliki pria itu. Dan sungguh sangat tampan. Wajahnya putih bersih. Hidungnya begitu mancung. Kacamata yang dipakainya begitu sangat pas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil (End)
RomanceAldaka Ganendra, di juluki black devil oleh seluruh karyawannya. Auranya begitu menakutkan. Tegas, perfeksionis, dan tak tersentuh. Tidak banyak bicara, tapi tatapan matanya tajam mengintimidasi. Semua yang 'malayaninya' adalah pria, baik itu asist...