"Kenapa seperti ini?" Eleazer merasa risih dengan tangannya yang digenggam oleh Eugene. Tidak hanya itu, tiba-tiba saja jantungnya terasa berdetak lebih cepat dan sistem pertahanan tubuhnya aktif secara langsung jika berdekatan dengan Eugene.
"Karena aku ingin," jawab Eugene santai dan menyisir rambutnya ke belakang dengan gaya cool.
"Jawaban macam apa itu," gumam Eleazer yang merasa geli dengan tingkah Eugene yang berubah drastis sejak tiga hari yang lalu. "Lalu untuk apa juga aku memakai pakaian ini?" Eleazer memandang pakaian yang ia kenakan dengan tidak suka, hampir seluruh tubuhnya tertutup dengan coat berwarna hitam dengan menggunakan cadar menutupi separuh wajah cantiknya.
"Agar tidak ada yang mengenalimu," kata Eugene yang kembali seperti dirinya sendiri, wajah dingin dan tanpa ekspresi.
"Kau tahu? Ini pakaian duka yang dipakai wanita kalangan bangsawan ketika suaminya meninggal," gerutu Eleazer.
"Kalau gitu beraktinglah seperti itu, karena tempat yang kita tuju tidak mudah membiarkankau pergi sendiri tanpaku."
Ucapan itu membuat Eleazer bingung, tempat tujuannya adalah kota yang kemungkinan akan banyak pengawal yang mencarinya di sana. Tapi dilihat dari sikap Eugene, sepertinya pria itu tidak berniat membawanya ke kota. Ketika ia ingin bertanya tujuannya, sebuah kereta tiba di depan mereka. Kereta berwarna hitam dengan Henry sebagai kusir telah berhenti, pintu kereta tertutup itu dibuka oleh Eugene yang bersikap gentle menunggunya sadar.
"Ke tempat biasa," kata Eugene sebelum menutup pintu pada Henry.
Eleazer memilih diam dan memejamkan matanya dibandingkan harus menatap keluar atau melihat sosok Eugene yang menyebalkan, ia berharap dengan memejamkan mata ada sebuah ide untuk kabur dari Eugene.
Eugene membuka dokumen yang diletakan Henry di tempat tersembunyi ketika melihat Eleazer memejamkan mata. Matanya membaca setiap kalimat yang berisi informasi yang didapat Henry dan anak buahnya, sesuatu yang sangat penting untuk perubahan rencana mereka yang tiba-tiba. Henry begitu lengkap memberikannya, dari kondisi King Marques sampai keadaan istri Edric yang saat ini tinggal di kota seberang. Selain itu, anak buah yang dikirim Lucas akan tiba esok hari yang jumlahnya lima orang dengan keahlian yang tak perlu diragukan lagi.
Sejenak ia memejamkan matanya. Perjanjiannya dengan Lucas sudah ia terima, selain itu mereka juga memiliki satu tujuan yang sama, membunuh King Marques untuk dendam masing-masing. Lucas ingin King Marques mati saat ini karena keadaan tubuhnya yang memburuk menjadi kesempatan, tetapi ia tidak setuju, paling tidak ia ingin mendengar kata penyesalan terakhir dari mulut pria tersebut.
Sebuah ketukan menyadarinya, Henry memanggil dari kaca. Eleazer terbangun dan menatapnya bingung, cepat-cepat ia menyembunyikan dokumen tersebut sebelum Eleazer menyadarinya.
"Ada apa?" tanya Eleazer padanya.
Eugene mengangkat kedua bahu dan menatap Henry penuh tanya. "Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
3. Be His Prisoner [SUDAH TERBIT]
Исторические романыEleazer Borealis Macht tahu bahwa sebagai seorang putri kerajaan, ia dituntut untuk memiliki kepribadian dan perilaku yang sesuai dengan status yang disandangnya. Si bungsu kembar itu menghabiskan seluruh hidupnya di asrama kerajaan, tempat yang aka...