Suara ketukan di pintu membuat gadis ini kesal karena merasa ketukan itu sudah mengganggu tidur cantiknya. Karena merasa sangat terganggu, akhirnya ia memilih untuk menutup kepalanya dengan bantal. Namun itu tidak berlangsung lama.
"Bangun woy! Di bawah ada ayah lo!" teriakan tepat di telinganya itu membuat gadis itu bangun dengan wajah yang kesal. Ia menatap tajam seorang pemuda yang tiba-tiba menarik bantal di kepalanya lalu berteriak di telinganya.
"Lo udah pasrah hidup? Mau gue cabut nyawa lo? Lo bikin gue hampir budek tau!!" pemuda itu, Mikaiel, cengengesan. Sepertinya ia sudah salah memilih cara membangunkan gadis itu.
"Tapi Fy..."
"Keluar! Gue mau sambung tidur. Bilang sama ayah hari ini gue gak mau ke sekolah. Sana!" gadis itu yang ternyata adalah Alyssa merebut bantalnya dari Mikaiel lalu mengusir pemuda itu dengan cara memukulnya. Mikaiel menahan pukulan dari Alyssa yang cukup kuat. Untung Alyssa memukulnya menggunakan bantal, kalau tidak bisa remuk badannya.
"Fy, berhenti. Gue mau ngomong..." Alyssa pun berhenti memukulnya.
"Gue gak mau dengar. Sekarang juga lo keluar dari kamar gue! Gue mau tidur!!"
"Tapi ada ayah lo..."
"Nggak perduli!" balas Alyssa penuh penekanan lalu menarik selimutnya sehingga menutup seluruh tubuh mungilnya.
"Beneran lo nggak perduli?" tidak ada respon dari gadis itu. Mikaiel tersenyum sinis. Terlintas sesuatu di fikirannya, yang ia yakin dan sangat yakin dapat membuat gadis itu bangun.
"Kalau lo nggak mau bangun, gue akan bilang ke ayah lo kalau lo sebenarnya udah siap untuk mengganti posisi gue sebagai ketua klan." dengan secepat gen halilintar eh secepat kilat, Alyssa bangun dari tidurnya. Mikaiel tersenyum senang. Alyssa sekali lagi menatap tajam ke arah pemuda itu.
"Lo memang cari masalah sama gue. Keluar lo! Gue mau mandi!" dengan sangat kesal Alyssa mengambil handuknya lalu memasuki kamar mandi. Mikaiel terkekeh, ternyata dugaannya benar kalau kelemahan Alyssa adalah pada kalimat "mengganti posisi".
"Selesai mandi langsung turun ya. Jangan disambungin tidurnya. Oke?"
"Lo keluar sekarang atau...?!!"
"Iya, iya." Mikaiel dengan cepat keluar dari kamar Alyssa sembari terkekeh karena sudah berhasil membuat gadis itu kesal. Ia sebenarnya tidak berani membuat gadis itu kesal tapi karena ada ayah Alyssa membuat ia menjadi berani untuk mengusik Alyssa. Kihkihkih...
Selesai membersihkan diri, Alyssa pun memakai seragamnya. Kali ini ia tidak berpenampilan seperti biasa karena ada sang ayah di rumah. Selama ini ayahnya tidak tau kalau ia ke sekolah dengan berpenampilan cupu. Yang mengetahui tentang itu hanya Bi Surti, Mikaiel dan Keke. Namun, kepulangan ayahnya ke rumah itu sama sekali tidak menghalang ia terus berpenampilan cupu. Sebelum ia keluar dari kamar, ia memasukan kacamata yang sering ia pakai ke dalam tas.
"Done." Alyssa pun keluar dari kamar menuju ruang tamu di mana sang ayah dan Mikaiel sedang menunggu dirinya.
****
Dahi Mikaiel berkerut sewaktu melihat Alyssa yang berpenampilan normal.
"Kenapa hari ini penampilan Ify beda. Apa karena ada Om Nathan makanya dia nggak pakai penyamarannya? Hmm...sepertinya seru kalau bisa mengerjai dia lagi." Mikaiel tersenyum penuh makna. Alyssa yang melihat Mikaiel tersenyum ke arahnya dapat merasakan sesuatu yang tidak enak.
"Hm...firasat gue mengatakan kalau nih anak ingin melakukan sesuatu yang bisa membuat gue mungkin dimarahin ayah. Gue tandain lo, Iel. Awas aja." mata Alyssa memicing curiga pada Mikaiel.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil [Revisi]
ActionIfy adalah gadis remaja berusia 17 tahun yang tampak biasa saja di luar, tapi menyimpan sebuah rahasia besar. Meskipun berdarah asli Indonesia, ia memiliki sepasang mata biru cemerlang-sesuatu yang sangat langka dan dianggap aneh oleh orang-orang di...