2. Awal Yang Membingungkan

206 80 147
                                    

Aleah Pov

Jadi, aku udah sampai di ruang kepala sekolah dan sudah duduk manis di kursi yang disediakan oleh Pak Zeroun. Ya, nama kepala sekolahku adalah Zeroun Ganendra Tehuti. Namanya memang aneh dan asing didengar. Tetapi, menurutku dia orang yang cukup baik dan tidak galak-galak amat.

Selain nama kepala sekolah, banyak guru-guru di SMA Dumitru Nerthus yang memiliki nama aneh. Kalian pasti kebingungan, kan? Kalian pasti bingung soal nama sekolahku ini. Memang, pertama kali aku masuk sekolah ini, aku juga merasakan hal yang sama. Setelah aku menggali berbagai informasi di sekolah ini, aku baru mengetahui arti nama sekolah ini. Dumitru yang berarti pecinta bumi dan Nerthus yang berarti ibu dari bumi. Jadi, menurut kesimpulanku, dumitru untuk mewakili para laki-laki dan Nerthus untuk mewakili para perempuan.

Oke, stop bicarain nama sekolah dan asal usulnya. Sekarang, Aldo sudah tepat duduk di sampingku. Sebenarnya, agak canggung, ya. Mengingat aku tidak begitu dekat dengan Aldo. Aku pernah sekelas dengannya saat kelas sepuluh. Dan, selama dua semester itu, aku tidak pernah mengobrol dengan Aldo. Sangat jarang sekali. Dia cuma sesekali nanya tentang pelajaran dan pr-pr. Udah cuma itu saja. Gak pernah ada topik lain yang dibicarakan oleh kami berdua.

"Jadi, saya manggil kalian kesini karena ada yang perlu saya diskusikan dengan kalian berdua." Akhirnya, Pak Zeroun membuka suara. Suaranya yang tegas dan lantang berhasil membuat atmosfer tegang diantara kami.

Pak Zeroun menatapku dan Aldo secara bergantian dengan lekat. Tatapannya tajam dan menusuk. Seolah-olah beliau ingin membawa kami berdua masuk ke dalamnya.

"Saya ingin kalian berdua pacaran..."

Aku langsung menatap Pak Zeroun tidak percaya. Mungkin, sekarang mataku tampak seperti ingin meloncat keluar dari tempatnya. Mulutku sedikit terbuka saking kagetnya. Pacaran? Yang benar saja. Otak-ku tidak bisa memberi gambaran bagaimana nantinya aku akan pacaran dengan seorang cowok paling nakal di SMA ini. Dampak pertamanya pasti reputasi baik-ku di sekolah ini hancur. Seorang Aleah pacaran dengan Aldo? Nggak mungkin banget. Dampak kedua, ketiga, dan seterusnya pasti lebih buruk lagi.

"Tapi, pak.." Kata Aldo yang masih terkejut. Aku yakin dia juga tidak ingin pacaran denganku.

"Gak ada tapi-tapian. Kalian harus pacaran dan..." Imbuh Pak Zeroun. Dia menggantungkan kata-kata terakhirnya.

Please, God! Aku gak mau dia minta macem-macem lagi sama kita berdua. Udah cukup pacaran aja, gak usah pake yang lain.

"Kalian harus mesra di depan seluruh siswa." Lanjut Pak Zeroun dengan tegas. Tak terbantahkan.

Holy crap.

Aldo Pov

Dan, disinilah gue. Bersama Aleah dan Pak Zeroun di ruang terkutuk ini. Gue gak tau harus ngomong apa lagi soal masalah ini. Udah gak ada harapan lagi. Bayangin, kalian disuruh sesuatu oleh kepala sekolah kalian dan itu nggak boleh dibantah. Mati.

"Emang buat apa, pak?" Tanya Aleah bingung.

Aleah pasti bingung. Gue juga. Apa untungnya gue sama dia pacaran? Bisa naikin pamor sekolah? Bisa bikin keuangan sekolah jadi naik? Nggak semuanya. Ah! Tamat riwayat gue bentar lagi. Gue gak bisa macarin cewek-cewek lain kalo misalnya gue pacaran sama Aleah. Tentu gak bisa karena pasti Aleah—murid teladan yang pintar—akan mengadu ke Pak Zeroun kalo gue selingkuh dari dia. Padahal, gue bodo amat.

"Iya, pak. Buat apa?" Gue ikut-ikutan nanya ke Pak Zeroun.

"Saya cuma gak mau ada keributan lagi di sekolah ini karena gosip pacaran kalian. Jadi, lebih baik kalian ngaku kalau kalian beneran pacaran dan mesra di depan para siswa." Jawab Pak Zeroun. Jawabannya berhasil membuat gue diam tak berkutik di tempat.

Udah stress kali nih kepala sekolah. Gila aja. Kurang kerjaan apa? Gue disuruh mesra sama anak culun pinter kayak dia gitu? Jijik banget gue. Emang sih, kalo soal muka, lumayan lah. Gue akuin Aleah cantik. Pake banget. Untuk ukuran cewek pinter yang biasanya culun dengan kacamata tebal, Aleah beda. Aleah gak pake kacamata, Aleah juga punya banyak temen, dan dia sering jadi inceran banyak cowok.

"Jadi, kalian bisa keluar dari ruangan ini. Dan, ingat, kalian sudah resmi pacaran.." Ujar Pak Zeroun sebelum kami berdua keluar.

Lucu? Banget. Udah resmi pacaran? Gue aja belom ngomong apa-apa sama dia. Tembak dia aja belom. Tau-tau gue udah pacaran sama dia. Apa kata temen-temen gue nanti ya? Respon mereka pasti kaget banget. Apalagi si Evan, tuh.

Sebelum gue dan Aleah keluar dari ruangan ini, pak Zeroun bilang, "Jangan ada yang tahu kalau kalian pacaran karena disuruh oleh saya."

Dan, menurut gue itu adalah hal paling membingungkan. Apa maksudnya coba?

*****

Aldo dan Aleah keluar bersamaan dari ruang kepala sekolah. Untungnya, ruang kepala sekolah berada di ujung belakang sekolah ini. Kalau tidak, mungkin mereka akan diserbu oleh para siswa yang penasaran.

"Menurut lo, gimana?" Tanya Aldo tiba-tiba. Ia sudah tidak tahan lagi dengan situasi canggung seperti ini.

"Gimana apanya?" Alih-alih menjawab, Aleah justru balas bertanya.

Aldo mendengus kasar. "Masalah pacaran kita."

Mereka memang digosipin pacaran sejak satu bulan yang lalu. Tapi, mereka berdua sama sekali belum membahas masalah ini berdua.

"Gatau. Udah jalanin aja. Udah pasrah gue." Jawab Aleah. Aldo tidak menyangka kalau jawaban dari mulut seorang Aleah akan seperti itu.

Aldo mengangguk setuju. "Yaudah. Kita udah pacaran, kan?"

Aleah menyerngit bingung. Ia menatap wajah Aldo dengan bingung. Aldo juga balas menatapnya dengan tatapan datar. Aleah sama sekali tidak ingin bersikap mesra dengan Aldo di depan para siswa. Rusak reputasi gue sebagai siswi terpintar di sekolah, batin Aleah.

"Kita harus mesra, kan ?" Tanya Aldo sekali lagi.

Aleah sudah sadar dari lamunannya. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali dan merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Matanya kembali menatap kearah Aldo yang menunggu jawaban darinya.

"Ng.. I-iya."

"Nah. Kalo gitu..." Aldo menempatkan lengan kirinya di bahu Aleah. "... Gue boleh rangkul lo, ya."

Aleah sangat kaget dengan perlakuan Aldo tadi. Sebenarnya, ia ingin sekali membantah dan menjawab : Eh gila, cepet singkirin tangan lo dari pundak gue!

Tapi, bukan kalimat itu yang keluar, melainkan : "Iya, boleh."

Aldo menanggapi itu dengan senyum kemenangan di wajahnya. Sebenarnya, ia tidak memiliki perasaan apa-apa terhadap Aleah. Tapi, entah kenapa perasaannya senang saat harus disuruh pacaran dengan Aleah. Menurutnya, seperti tantangan baru yang harus ditaklukkan.

Sementara Aleah? Ia merasa ada sesuatu yang ganjil terjadi di SMA Dumitru Nerthus ini.

Devil Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang