19. Kenyataan Pahit

63 28 34
                                    

Murid SMA Dumitru Nerthus sedang berbahagia saat ini. Hari ini, para guru dan kepala sekolah sedang mengadakan rapat dadakan. Jadi, semua murid diliburkan. Baguslah, kata semua murid.

Sama seperti yang lain, Aldo dan teman-temannya sedang berkumpul di rumah Samuel. Rumah itu luas. Ada kolam renang pribadi, kebun kecil pribadi, dan halaman rumah seluas lapangan futsal. Kental dengan budaya eropa, karena kemauan ayahnya. Furniture-furniture mahal yang tidak pernah disentuh oleh mereka berlima, teman-teman Samuel. Karena pasti mereka semua akan merusaknya.

"Surga yang nikmat." Celetuk Kevin yang sedang duduk di atas ban pelampung yang mengapung di kolam renang.

"Neraka bagi gue karena lo semua dateng." Sahut Samuel jengkel.

"Yaelah, santai aja Sam. Kita diem, kok." Timpal Michael.

Samuel tertawa. Tentu, ia hanya bercanda dengan ucapannya tadi. Ia senang semua temannya bisa datang kesini. Rumah luas ini jadi terasa ramai dengan kehadiran mereka. Karena biasanya, hanya enam orang yang mengisi rumah ini. Ayah dan Ibu Samuel, Samuel, Sava, dan dua asisten rumah tangganya.

"Oh iya, Sam. Si Sava mana? Kangen nih, gue." Aldo ikut mengobrol.

"Sava mulu. Inget Aleah, Do."

"Ya, gue inget Aleah, kok. Emang Sava kemana, Sam?" Tanya Aldo lagi.

Samuel memutar bola mata kesal. "Lo ya. Sava-Sava-Sava. Dia lagi ada tugas kampus."

Aldo ber-oh ria. Setelah itu, senyuman tengilnya keluar lagi. "Kok dia nggak ngabarin gue? Udah punya cowok baru, ya?"

"Gue udah nyerah sama lo, Do." Samuel menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Mending, Sava-nya buat gue aja." Cetus Evan.

Sava Radmila Orlando, dia kakak perempuan Samuel. Mempunyai rambut pirang yang sama dengan ayahnya. Tubuh tinggi semampai bak model profesional. Mata birunya yang besar bagai permata. Sangat-sangat cantik. Ia selalu menjadi bintang diantara teman-temannya. Dari sd sampai kuliah. Selain cantik, ia juga magang di salah satu perusahaan. Biar tidak usah pakai duit orang tua, pikirnya. Sosok perempuan yang sangat mandiri.

"Katanya lagi ada yang PDKT sama Valen, nih. Orangnya mana, ya??" Ledek Vannes.

"Oh, jadi Valen.." Sepertinya, acara ledek-ledekan akan dimulai.

"Kemaren, Aldo-Leah. Sekarang Evan-Valen." Kevin menatap ke Aldo, lalu ke Evan.

"Eh iya. Kita jadi jalan ke mall 'kan?" Evan berusaha mengalihkan topik.

"Jadi, dong. Aldo lo bisa, kan?" Tatapan mata Vannes beralih ke Aldo.

"Bisa." Tiba-tiba saja, Aldo berdiri sambil lompat-lompat nggak jelas. "Eh iya, gue ada kabar gembira, nih!"

"Kayak cewek aja lo! Kabar gembira apaan lagi?"

"Tau gak lo semua?" Tanya Aldo.

"Lo pinter banget, ya. Gimana kita tau kalo lo nggak kasih tau, goblok!" Maki Samuel.

"Gue... udah baikan sama Leah!" Seru Aldo senang. Ia melempar-lempar popcorn ke mereka semua. Heboh.

Devil Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang