Selingan: Ketika Irene Ada Tamu

705 162 57
                                    

WhatsApp
02:30 p.m.

Sehun
Dek
Jalan-jalan bareng om yuk

Geli ih!
Kemana?

Sehun
Kemana aja asal aku seneng

Akunya enggak?

Sehun
Jangan maruk
Aku ngajak aja kamu udah seneng kan?

Geer dih
Kapan?

Sehun
Tar midnight

-_____-

**

Sekarang, kami lagi jalan-jalan keliling kota dari jam 4 tadi (iya Sehun bilangnya midnight, tapi dia malah jemput 10 menit abis chattingan tadi). Biasanya kalau kami jalan bareng, Sehun suka pinjem motor vespanya Daniar, tapi Daniar juga mau jalan bareng adiknya, jadilah kita pakai motor maticnya Kai. Sehun emang punya motor, tapi Satria F 150. Kamu tau kan, yang joknya kayak perosotan gitu. Yang kalau aku naikin malah bikin Sehun keenakan.

Sekarang kita lagi ada di Jalan Kemarang. Di pinggir jalan udah penuh sama penjual-penjual jajanan yang berderet rapi. Sama pembelinya juga yang lumayan ramai. Kami cuma melewati gitu aja, karena tujuan Sehun bukan ke siniㅡsebenernya aku belum tau dia mau ajak aku kemana.

Lima menit kemudian kami berhenti di tempat pemancingan ikan yang dipenuhi oleh bapak-bapak serta anak kecil. Aku mengernyit, kok malah nyasar ke sini?

"Hun, kita mau ngapain ke sini?" tanyaku.

Sehun menjawab sambil membantu melepaskan helm yang kupakai. "Nyari temen buat Mugi."

"Ih, buat apaan? Orang udah ada Lopi juga!"

"Ya itu, buat gantiin Lopi. Aku nggak suka sama dia."

Oke, jadi yang punya Mugi itu, aku apa Sehun?

Kami mulai memasuki area pemancingan, Sehun pamit sebentar buat bayar administrasinya dan kembali lima menit kemudian sambil bawa kail sama plastik kecil berisi cacing. Sumpah deh, selain ulat bulu, semua hewan yang bentuknya pipih bikin aku merinding.

Aku berjalan di belakang Sehun sambil melihat orang-orang yang lagi mancing. Ekspresi mereka kebanyakan masam semua. Aku tebak pasti mereka udah di sini berjam-jam tapi sama sekali belum dapat ikan.

Aku memerhatikan kolam yang airnya sedikit keruh.

Tunggu,

KOK IKAN LELE?!

"Hun! Serius deh, kamu mau masukin lele ke akuariumku yang isinya ikan cantik semua!?"

Dan juga, mana ada orang yang jadiin lele sebagai pajangan di akuarium coba? Rasanya pengen getok kepala Sehun pake palu.

Sehun berbalik lalu menepuk-nepuk kepalaku seperti orangtua yang lagi menasehati anaknya. Aku menepis tangannya dan memberinya tatapan jengkel.

"Sayangku, Mugi juga butuh temen spesies baruㅡ"

"Tapi ya gak lele juga kali! Lagian yang punya Mugi itu 'kan aku, bukan kamu!"

"Ya tapiㅡ"

"Diem deh!"

Biasanya aku gak pernah sekesel ini sama Sehun, tapi mungkin karena efek aku lagi 'kedatangan tamu' juga, jadi beda lagi situasinya.

Sayangnya, Sehun gak peka.

"Ren, Mugi itu udah aku anggap sebagai 'anak jadi-jadian kita yang dikutuk jadi ikan', jadi kapan kita mau bikin anak beneran?"

Gak tau lagi deh sama jalan pikiran Sehun.

"Boleh gak, nih?" lanjut dia.

"GAK." kataku keras.

"Ya udah, kita ke pemancingan Ikan Mujaer ajaㅡ"

"IH!"

BYUURRR!

"ADUH, NENG! ITU PACARNYA KENAPA DICEBURIN?!"

Sumpah, aku gak sengaja!

***

Tamba nteu apdet-apdet teuing atuhnya deuh meskipun gaje ge hehehe xD

Btw, ini mah cuma selingan aja a.k.a bukan kelanjutan part kemarin. Part 10 masih otw ditulis😂😂

Ttd,
Yang lagi mager semager-magernya.

CheesyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang