❄ 07 - (Bukan) Malam Minggu

710 176 53
                                    

Sehun yang masih di ambang pintu menatapku sekilas sambil tersenyum lalu meletakkan helm yang dia bawa dan menaruhnya di lantai. "Hh, dingin." gumamnya. Aku terus memerhatikan gerak-geriknya sampai ia duduk di sofa. "Emang aku tambah ganteng ya, Rene?"

"Enggak." kataku spontan sambil mengerjap-ngerjapkan mata. Merasa bingung karena aku 'kan gak menyuruh Sehun ke sini dan dia gak memberitahu akan ke rumahku, tapi kenapa tiba-tiba dia ada di sini? "Kamu, mau ngapain?"

Sehun menepuk-nepuk sofa di sampingnya, menyuruhku duduk. Namun aku tetap bergeming di tempat. "Apel."

"Malem Minggu 'kan udah lewat."

"Diantara kita 'kan malem Minggu sama malem lainnya sama aja."

"Ish."

Walaupun masih bingung dan kesal karena jawabannya yang gak serius, aku tetap melangkah ke dapur untuk membuatkannya teh hangat. "Jadi, kamu mau ngapain ke sini?" tanyaku lagi. Segelas teh yang kubawa aku taruh di atas meja.

Setelah mengucap terimakasih dan menyeruput tehnya dua kali, Sehun baru menjawab, "bantuin ngerjain tugas Matematika kamu."

"Tapi 'kan aku gak nyuruh kamu buat ke sini."

"Anggep aja kamu nyuruh aku."

"Aku gak nyuruh!"

"Anggep aja aku lagi modus."

Yang kulakukan hanya memutar mata dan segera pergi ke kamar untuk mengambil buku Matematika. Sehun kalau melihat mukaku yang merah atau salting gara-gara dia, sudah pasti dia bakal menggodaku habis-habisan.

Buku dengan tebal kurang dari 200 halaman itu aku berikan kepada Sehun, "halaman 77 yang latihan 2. Aku baru ngerjain 6 soal." kataku sambil mendudukan diri di sebelah Sehun. Dia segera membuka halaman yang kusebutkan dan meneliti jawaban atau tepatnya coretan-coretanku di samping masing-masing soal.

"Yang ini kamu salah ngitung, 2 kuadrat 3 itu 'kan 8, bukannya 6. Kamu lagi mikirin aku topless pasti pas ngerjainnya nih."

Tanpa memedulikan ucapan ngaconya, aku segera melongok pada jawaban yang ditunjuk Sehun dan langsung mencebik kesal setelah melihatnya. "Kebiasaan banget deh, kemarin juga aku gitu. 4 kali 4 malah jawab 8 coba! Apa aku kudu pake kacamata kali ya? Mataku siwer kali, nih." daripada mataku, mungkin otak akunya aja yang kudu dibenerin.

Sekejap Sehun melirikku, "kamu jangan coba-coba pakai kacamata."

"Emang kenapa?"

"Nanti ganteng maksimalku jadi ngeblur di mata kamu."

Tingkat percaya diri dan kenarsisan Sehun memang tinggi, dan harusnya aku muak mendengarnya karenaㅡyeah hampir setiap hari Sehun selalu memuji-muji dirinya sendiri di depanku (ditambah dengan gombalan-gombalan recehnya). Tapi anehnya nggak, aku bahkan menunggu saat dimana aku bakalan muntah denger ocehan recehnya dia.

Aku mengerjakan soal-soal dengan dimentori Sehun. Dia dengan sabar menjawab jika ada bagian yang gak kumengerti bahkan saat aku bertanya 3x7 berapaㅡaku bukannya gak tau, namun saat sedang terlalu pusing mengerjakan soal, rata-rata 'kan siswa suka begitu (beberapa teman sekelasku contohnya).

Setengah jam kemudian, tugasku sudah selesai dikerjakan.

"Haaah," aku meregangkan tanganku sambil tersenyum lebar, "makasih loh Sehun, tanpa kamu aku cuma seonggok rengginang yang ada di kaleng Khongguan, hehehe." jangan tanya kenapa aku ngomong begitu, yang jelas aku terlalu senang karena tugasku akhirnya kelar.

Sehun mengangkat alis kanannya, "kamu ngegombal ya, Rene? Tapi kok aku gak ngerasa lagi digombalin?" ucapnya (ngeselin). Aku hanya memberinya decakan lidah. Padahal untuk bicara seperti tadi aku harus menurunkan rasa gengsiku.

Aku baru saja akan menyuruhnya pulang karena ini sudah lebih dari jam 10 malam. Namun saat melihat mata Sehun yang memandangku intens, mulutku seolah gak berfungsi. Yailah.

"Rene," panggilnya pelan.

Aku hanya bergumam sebagai balasan. Merasa kesulitan sekadar untuk menjawab iya.

"Sebenernya aku mau pulang, tapi ..." butuh beberapa detik untuk Sehun meneruskan ucapannya, dan selama itu pula aku menunggunya dengan hati berdebar. "... kalau sama kamu aku gak mau pulang, maunya digoyang."

Oke, mungkin lain kali aku akan membiarkan Ayah memutilasi Sehun menggunakan gunting rumput.

***

Happy Eid Mubarak for all Muslim around the world! Hehehe, padahal rasanya baru kemarin puasa /tsaah/
Sebenernya niatnya mau publish HunRene edisi lebaran (part spesial :v), tapi karena nggak rampung2 yaudah publish part ini aja😂😂😂

Minal aidzin wal faidzin🙏

CheesyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang