Part 17-18 resmi di private ya 😂
Linda POV
Aku bersungut ke arah Ryan yang ku lihat mengamatiku dari tempat duduknya di dekat pintu masuk coffee shop.
Udah kaya security di sini aja. Bagus aku ga minta ke mba Julia seragam security, biar sekalian punya gelar ketua keamanan coffee shop ini.
Aku melirik jam tanganku, jam segini udah nongkrong ngopi-ngopi, kaya ga ada kerjaan aja. Udah berapa ratus mobil limited edition hari ini yang dia jual? Sampai dirinya bisa ongkang-ongkang kaki di sini, ck ck ck.
"Kayanya dia jadi pelanggan tetap coffee shop ini ya Lin?"
Aku menoleh ke arah Jeri sang kasir yang kadang merangkap jadi barista.
Aku terkekeh.
"Pacar lo ya? Terus bule yang kemarin datang sama anak kecil itu pacar lo juga?'
"Ihhh Jeri kepooo" Kataku masih terkekeh.
"Kalo gue liat mereka berdua hedon tuh Lin, bisa kali lo pelorotin"
"Ha? Pelorotin apanya? Gue sih bukan tipe cewek yang tukang pelorotin harta cowok, tapi bisalah pelorotin celana mereka" Kataku.
"Hastagaaaa Linda bahasa lo"
Aku tergelak. Mataku bersitatap dengan mata Ryan yang menatap ke arah kami tajam, membuatku ilpil dan mengatup mulutku.
Ryan berdiri dan melangkah mendekatiku.
"Kemarin kemana?" Tanyanya dengan suara dingin.
"Kabur" Jawabku jujur.
"Sekarang rencana mau kabur lagi?" Tanyanya lagi.
Aku menggeleng.
"Kayanya ngga, abis ada anjing galak nungguin pintu" Jawabku sambil melengos melewati dirinya. Ku dengar suara kekehan Jeri di balik meja kasir.
Lebih baik bersih-bersihin meja yang ditinggalkan pelanggan daripada berinteraksi langsung dengan pria brengsek itu. Bikin mood ku siang ini buruk aja.
Kurasakan tangan seseorang menarik lenganku kasar, aku menoleh ke samping. Ryan menyeretku paksa.
Aku berontak dengan mendorong tubuhnya ke belakang tapi tidak membuatnya bergeming sedikit pun.
Tubuhku jauh lebih kecil dari tubuhnya yang tinggi besar dan berotot. Ryan mengangkat tubuhku tanpa kesulitan berarti.
"Kamu mau apa??" Suaraku terdengar panik dan menoleh ke arah kasir, Jeri melihatku.
"Jeriiii tolong akuuuu....." Lengkingan suaraku membuat pelanggan coffee shop menoleh ke arah kami, tapi tidak satu pun yang berusaha membantuku.
Ku lihat Jeri berlari menaiki tangga menuju ruangan mba Julia.
Aku mencakar lengan Ryan dan kakiku menendang-nendang kaki Ryan. Wajahnya menunduk menatapku dingin.
"Diam, atau ku lucuti pakaianmu di sini dan menikmati tubuhmu di muka umum" Desisnya.
Ha?
Kami sudah berada di parkiran, Ryan masih mengangkat tubuhku.
"Lindaaaaa..." Ku dengar suara panik mba Julia di belakang.
"Aduhh perutku" Runtuk mba Julia, aku menoleh ke arah belakang dan melihat mba Julia yang jongkok memegangi perutnya.
Panik melandaku.
Jangan sampai terjadi apa-apa dengan mba Julia dan babynya karena aku.
Dengan sekuat tenaga aku menyikut perut Ryan, tapi tetap tidak membuatnya kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mood booster
RandomBEBERAPA PART SAYA HAPUS UTK KEPENTINGAN PENERBITAN Warning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 2017