Kuputuskan ff ini gk end dulu karena aku juga masih pengen ini ff lanjut. So,hope you enjoy it♡.
.
.
Jimin POVApakah membuat orang bahagia itu salah?apakah membuat orang itu menjadi lebih hidup itu salah?. Mungkin tidak tapi,aku yang salah. Yahh,aku yang salah langkah.
Aku yang bodoh menerima pemberian terakhir ayah Yoongi,aku juga bodoh menyimpannya disana,aku juga bodoh kenapa aku lupa dengan itu.
"Ya,kau memang pria bodoh",rutukku sendiri.
Entah dimana dia sekarang,semenjak kejadian tadi dia pergi dari mansion hanya sendirian. Sekarang aku takut,aku dihantui rasa takut kehilangan dia lagi.
Dia sangat rapuh sekarang,aku harus mencarinya. Ya harus!.
"Min Yoongi,kemana kau?".
.
."Eomma~na bogoshipda,kenapa begitu sakit aku saat melihat piano itu?apa aku memang harus membuang semua keinginanku?",monolog Yoongi sembari berjalan entah kemana. Kaki kecilnya berjalan tanpa arah,yang jelas Yoongi ingin sendiri sekarang.
"Aku memang bodoh ingin kembali bermain piano tak jelas itu,seharusnya aku ingat kalau-",Yoongi menghela nafas juga menahan isak tangis yang ia tahan sejak tadi.
"-kalau itu adalah alasan utamaku membenci keluargaku sendiri..hiks..",Yoongi ambruk berlutut di tanah taman kompleks itu. Air matanya mengalir deras,ia bahkan tak berniat menghapus cairan bening itu.
Ia membiarkan kepedihannya menghilang dengan sendirinya.
Tap. Tap.
"Hm?kau..Yoongi?". Yoongi mendongakkan kepalanya perlahan,menatap seseorang dihadapannya ragu.
Ia menghapus air mata yang menghalangi penglihatannya itu. Matanya menatap intens pria yang menatapnya bingung sekarang.
"Kau?ahh Namjoon-ah",ucap Yoongi lega,dia Namjoon sahabatnya. "Apa kau ada masalah?",Yoongi menggeleng.
"Ck,kau bohong!apa pria itu melukaimu?",Yoongi menggeleng lagi. "Kenapa kau tetap berbohong hah?baiklah,sekarang lebih baik kau berdiri ne?",Namjoon mengulurkan tangannya membantu Yoongi untuk berdiri dan berjalan ke bangku taman itu.
.
."Ceritakan padaku,jangan berbohong",perintah Namjoon lembut namun dengan nada tegas. "Dia membuka luka lamaku lagi,Namjoon-ah",jawab Yoongi yang dilanjutkan dengan isak pelan.
"Jangan menangis,kau bukan wanita bodoh!mana Yoongi yang dingin itu?",Yoongi merasa tertohok mendengar ejekan dari sahabatnya tapi itu memang benar,ia hanya tersenyum tipis membalasnya.
"Aku tahu rasanya Yoongi-ah,sudahlah..aku mengerti dan Jimin pasti ingin menjelaskannya padamu tapi bukan saatnya. Sekarang lebih baik kau kembali dan bertanya padanya,perbaiki hubungan kalian. Aku juga tahu dia orang yang baik",Yoongi berpikir sejenak,tidak ada salahnya jika dia kembali toh dia hanya terkejut saja tadi jadi tak masalah. Tapi ada satu yang mengganjal pikiran Yoongi saat bertemu Namjoon tadi.
"Kau ada masalah juga?",Namjoon menoleh menatap Yoongi yang menatapnya curiga. "Ya,hanya sedikit",Namjoon memasang senyum seakan ia baik-baik saja. "Apa karena Seokjin hyung?kalau iya,kenapa?",Namjoon mengalihkan pandangan mengarah langit malam yang berhias bulan sabit indah.
"Kau tahu kan kalau aku agak tak sepaham dengannya jadi kami sering bertengkar tak jelas-",Namjoon menghela nafas kasar sedangkan Yoongi tetap diam mendengarkan tanpa mau menyela atau apa pun.
"-aku semakin hari merasa aku kesal dengan hubungan kami,aku ingin mengakhiri semuanya. Ini membuatku sedikit sakit tapi ketimbang aku dan dia selalu bertengkar masalah kecil lebih baik aku harus mengakhirinya".
KAMU SEDANG MEMBACA
You Changes Me [Book 1]✅
Fanfiction"aku hanya seorang anak yang dijual oleh ayahku sendiri demi melunasi hutangnya" - MYG. "entah kenapa saat melihatmu,aku bisa meredam semua kekejianku begitu saja" - PJM Yoongi - 17'th Jimin - 24'th *typo bertebaran,maklumi okay?* *mature content?ba...