Jimin memandang Yoongi yang terbaring dengan tatapan yang sulit diartikan. Antara marah,cemburu,dan kasihan bercampur jadi satu. Perlahan ia mengelus lembut surai Yoongi dan terlihat air mata lolos keluar dari matanya.
Tanpa isakan maupun suara,Jimin hanya menatap Yoongi,mengelus surai Yoongi dan membiarkan air matanya jatuh begitu saja. Dia bahkan tidak menyeka air matanya sendiri,merasa bahwa itu adalah cara ampuh menghilangkan rasa kekesalan dan kekhawatirannya.
"Kau..sudah kubilang..jangan dekati dia lagi tapi apa?kau benar-benar..hikss..",sebuah isakan yang Jimin tahan akhirnya tumpah dan ruangan yang juga adalah kamar Yoongi itu sekarang hanya terdengar isakan dari Jimin.
####
"Bagaimana?",tanya ayah Hoseok saat Hoseok duduk di sofa ruang tengah. "Tak masalah,Yoongi sudah kunikmati hari ini dan Park Jimin itu sepertinya akan membuangnya setelah ini",tutur Hoseok percaya diri tanpa memperdulikan sakit dari lebam yang diakibatkan oleh Jimin padanya.
"Tapi lebam itu?apa dia yang melakukannya?",tanya ayah Hoseok dan terlihat pria paruh baya itu tersenyum kecil. "Sudahlah,aku tahu kau tidak akan mengobatinya",tebak ayah Hoseok lalu seketika terdengar tawa keras,siapa lagi kalau bukan dari puteranya sendiri.
"Kau tahu sendiri kan appa,aku suka melihat luka di wajahku",Hoseok melanjutkan tawanya lagi seperti orang gila begitu juga ayahnya.
Malam itu menjadi malam pertama dimana Hoseok memulai aksinya.
####
"Eunghh..",erangan terdengar dari bibir Yoongi lalu terdengar suara pintu terbuka dan menampakkan Jimin sedang membawa nampan berisi sup dan segelas susu.
"Apa kau sudah sadar?",tanya Jimin dingin padahal hatinya merasa lega mengetahui pria yang ia sayang telah sadar. "H-hyung?akhh..sakit",Yoongi tak bisa bangkit dari tempat tidurnya yang membuat Jimin mau tak mau membantunya bersandar di dinding tempat tidurnya.
"Min Yoongi,jawab pertanyaanku dan jangan berbohong lagi",Jimin memandang Yoongi serius. "Apa yang kau lakukan dengan Hoseok semalam?",seakan membunuh Yoongi takut untuk menjawab karena semalam Yoongi berusaha kabur dari Hoseok namun ditahan oleh sahabatnya itu.
"A-aku..kumohon jangan marah setelah ini hyung..jebal",mohon Yoongi hampir menangis sesaat ia mencoba mengingat kejadian yang ia alami semalam.
"Baiklah,aku akan berusaha",jawab Jimin datar. Yoongi menghela nafas sebelum memulai ceritanya sekaligus mengatur emosinya.
Flashback last night
"Hoseok-ah,ini sudah lebih dari 30 menit!kajja kita pulang",Yoongi menarik tangan Hoseok yang sedang memilih novel psycho favoritnya. "Tunggu sebentar lagi,aku masih bingung memilih Yoongi-ah",Yoongi melepas genggamannya dan pasrah menunggu Hoseok.
Satu setengah jam berlalu,Yoongi dan Hoseok berjalan melihat sekeliling yang hampir gelap tanpa berbicara satu sama lain karena salah satu dari mereka sedang kesal dan mogok bicara. Ya itu adalah Yoongi,bukan tanpa alasan jika pria manis itu kesal karena Hoseok melanggar janjinya yang hanya 30 menit ke toko buku tapi ini?bahkan ia tidak bisa membayangkan apa yang akan Jimin tanyakan padanya nanti.
Bukan masalah Jimin menanyakan seribu kalimat tapi bagaimana Yoongi menjawab pertanyaan itu semua. "Dasar kuda!",umpat Yoongi kesal seketika pria disebelahnya menyunggingkan smirknya lalu merangkul bahu sempit Yoongi. "Ayolah Yoongi-ah,bagaimana kalau sekarang kita pergi ke tempat yang menyenangkan?sebagai rasa bersalahku padamu tentunya",bukannya menjawab Yoongi justru melepas rangkulan Hoseok dan berjalan mendahuluinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Changes Me [Book 1]✅
Fanfic"aku hanya seorang anak yang dijual oleh ayahku sendiri demi melunasi hutangnya" - MYG. "entah kenapa saat melihatmu,aku bisa meredam semua kekejianku begitu saja" - PJM Yoongi - 17'th Jimin - 24'th *typo bertebaran,maklumi okay?* *mature content?ba...