pertemuan

175 10 1
                                    

"Eh dey duduk bareng yok"
"Boleh"
"Oke"

Sebenarnya aku sedikit ragu duduk dengan tata, meskipun kita satu kelas dari kelas 7 sampai 9 kita hanya teman biasa yang saling sapa tanpa ada kedekatan yang sangat dekat.

Lalu kami kekelas untuk menaruh tas, di depan ada mia dan lala. Di belakang ada aska dan oni

Kelas yang sumpek ditambah anak kelas yang bersuara bagaikan preman yang suka teriak2... Berasa sedikit sial berada di kelas yang seperti ini, mungkin ini sudah takdir.

Keesokan harinya...

"Selamat pagi gaayysss" sapaan oni dengan suara cetarnya ditambah dengan wajah ceria

Oni memang memiliki kepribadian yang ceria dan suara yang cetar membahana yang sering membuat kita geleng2 kepala
.
.
"Eh eh ada pr gak si?" Kataku dengan panik

"Santai dey santai, gak ada pr kok hari ini. Tapi gatau ya kalo besok" ucap dewi sambil cengengesan

"Ah dewi mah gitu" kataku sambil berjalan keluar kelas untuk membuang sampah

Setelah hampir 2 jam pak yadi selaku wali kelas kami masuk, lonceng istirahat akhirnya berbunyi juga. Aku tidak sabar untuk memberi makan cacing2 diperutku ini.

"Dey kantin yok" ajak tata dengan semangat

"Eh iya ayok, mia la ayok bareng" kataku sambil membereskan buku dimejaku

"Yok" mia dan lala kompak menjawab

Dikantin
Tiba2 tata sedikit bertanya tentang aska, apa mungkin tata suka dengan aska?

"La, aska itu satu komplek sama kamu?"
"Iya, beda 3 rumah doang"
"Hm, eh balik sudah pada kenyang kan"

Kami semua mengangguk setuju untuk balik kekelas. Aku memutuskan untuk ikut menggosip, karna memang guru tidak masuk di jam ini.

"Cie tata ngeliatin aska mulu, suka?" Goda dewi

"Ah mana ada dey, kamu mah ngasal" malu malu tapi mau

"Dia itu playboy tau ta" ana buka suara

"Dari mukanya juga udah keliatan" kataku dengan wajah datar

Gimana gak playboy dia kan cakep hidungnya mancung putih tinggi, tapii.." ucap ana terputus karna si aska nyelonong gitu aja masuk ke kelas, otomatis kita yang sedang bergosip pun mati kutu karna takut dia mendengar apa yg kita bicarakan. Ntar kalo dia denger kadar pd nya bakal nambah 100x lipat

"Woy woy ada pak udin mau ke kelas" menyadari pak udin guru matematika berjalan menuju kelas  si tiwi pun berteriak untuk memberitahu kami. Kami pun langsung gelagapan karna kami belum siap untuk memulai pelajaran, apalagi ini pelajaran matematika ya sama saja pelajaran matimatian.

"Disini siapa ketua kelasnya?" Tanya pak uding dengan wajah datarnya
"Lia pak ketua kelasnya" jawab si iwan
"Lia, sana kamu ambil buku  di perpustakaan sebanyak murid kelas ini. Oni kamu temanin lia ke perpus"
"Iya pak"

Lonceng berbunyi menandakan waktunya pulang. Aku,lala,mia,dan tata dan siswa lainnya pun langsung menuju parkiran.

Tunggu kelanjutnnya yaaa

😊

Di Antara PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang