terasa sakit

58 9 1
                                    

Setelah membalas chat dari dewi aku langsung bergegas kesekolah. Sesampainya dikelas ternyata teman2 ku sudah sibuk dengan sapu,kemoceng dan lain lain

"Asalamualaikum, maaf ya telat" ucapku sambil berjalan ketengah kelas
"Iya buruan bantuin"

Aku langsung membantu membersihkan kelas, setelah kelas bersih kami bermusyawarah memilih warna cat yang cocok untuk kelas kami. Dan pilihannya pun jatuh kepada warna hijau tosca, lia dan oni langsung pergi membeli cat. Setelah oni dan lia datang aska pun membuka cat tersebut

"Kok susah ya" kata aska
"Pake perasaan biar cepet kebuka" kata dewi, maklum dia orangnya baperan
Setelah mengeluarkan banyak tenaganya aska pun akhirnya bisa membuka cat tersebut

"Woy ngelamun terus ntar ada yang masukin tuh" aska tiba2 datang, dengan membawa senyum di wajahnya
"Ah apaan sih ka"
"Kamu ngapain ? Mendingan bantu2 ngecat"
"Iya ini juga mau ngecat" sebenernya aku males banget ngecat
"Gece gpl"

Aska pun langsung menaiki tangga bermaksud untuk mengecat bagian atas dinding kelas
Saat sudah mulai mengecat dinding kelas, tiba2 terdegar....

Brrruugghh

"Aduuhh" jerit aska
"Wkwkwk makanya hati2 ngecatnya gak pake perasaan sih"kata dewi
"Sakit ka? Haha lucu banget ekspresi mu"
"Orang jatoh tu dibantuin, bukannya diketawain"
"Iyaiya sini" tanganku memegang tangannya untuk membantunya berdiri
"Makasih" kata aska sambil meringis kesakitan
Aku pun mengangguk mengiyakan kata2nya...

Dirumah
(line)

Askatama

Dea?

Apa

Makasih ya tadi udah nolongin😊

Sama sama

Kamu seneng ya ngeliat aku jatoh 😈

B aja sih

Kok ketawa tadi?

Ah dasar baper, mukamu tadi itu lucu jadinya aku ketawa hahaa

Iya deh iyaa, tawa dah tu sampe puas

Chat dari aska hanya ku baca tanpa ku balas, aku hanya tidak nafsu untuk membalasnya. Karna ini sudah malam dan kecapean aku pun memilih tidur untuk memasuki alam mimpi

"Dea bangun udah siang" sambil menyenggol2 tanganku
"Bentar lagi bu"
"Bangun, udah jam 7"
Aku pun langsung bangun gelagapan, ku lihat jam dinding ternyata masih jam setengah 6
"Aah ibu baru juga setengah 6"
"Kamu kan cewe ya masa mau ngebo terus"
Tanpa menunggu jawaban dari mulutku, ibu langsung meninggalkan kamarku
.
.
"Woy liat pr biologi dong" teriak ayu
"Usaha dong jangan cuma teriak2" balas eca
"Teriak kan juga termasuk usaha"
"Serah deh serah"
"Oiya belum ngerjakan" kata tata yang baru masuk sambil memegang kepalanya
"Kerjaannya cuma chat sama anu sih ya mana tau kalo ada pr" balas oni
"Gausah dibongkar juga kali"
"Cie chat sama sapa ta? Pacar? Gebetan?..." belum selesai berkata tiba2 ana memotong
"Siapa lagi kalo bukan aska"

Tiba2 dadaku sesak mendengar ucapan ana barusan, aku terdiam. Apa yang sedang kurasakan ini? Sakit? Iya rasa sakit yang baru saja kurasa saat terdengar kata2 dari mulut ana. Apa ini..."ahh bukan apaapa" kataku dalam hati, mungkin hanya kaget.

 Aska datang dengan gaya sok coolnya dan tata terdiam malu melihat aska, kami yang melihat tata tersipu malu langsung berkata "cie cie tata si anu datang" "cie cie" aku juga ikut berkata seperti itu

Lonceng istirahat berbunyi aku dan yang lain langsung pergi ke kantin.

"Mau pesen apa? " tanya lala
"Kaya biasa aja la" kami menjawab
"Eh beneran ta kamu chat sama aska?"
"Hehe iya" sambil malu2 tata menjawab
"Dari kapan?" Mia kepo
"Dua hari yang lalu, tapi tadi malam kita gak chat"
"Kenapa" dewi pun ikut2an kepo
"Gatau juga, ku chat juga gadibalas"
Kami pun berOria

Mendengar kata2 tata barusan aku teringat aska yang menghubungin aku tadi malam, "apa karna dia chat aku jadinya dia gak chat sama tata?" Tanyaku dalam hati... "ah apaan si" tidak ku gubris sama sekali apa yang ada

Setelah kenyang kami balik kekelas, suasana kelas seperti kapal pecah. Aku memutuskan untuk duduk di kursi guru sambil melihat kelakuan mereka, ana datang dan kami bercerita tentang jessi j karna lagunya yang enak didengar. Saat asik bercerita tiba2 ada pesawat dari kertas yang menjatuhi wajahku

"Apaan sih ini" nadaku sedikit tinggi
"Eh maaf dey maaf gasengaja" kata febri dengan wajah imutnya
"Udah gede juga mainan kek gini"
"Mending main ini dari pada mainin hati"
"Sembarangmu aja feb"
"Sabar dey sabar"ucap ana sambil tertawa
Sesaat kemudian febri pun mulai menerbangkan pesawat kertasnya, tentu dengan wajah imutnya
Aku sedikit tersenyum melihat wajah febri yang imut saat menerbangkan pesawat kertasnya. Tanpa kusadari ana melihat itu

"Dey ?"
"Ah, eh iya apa na?"
"Senyummu jangan manis2, ntar febri diabet" ucap ana sambil tertawa
"Apaan si na" kataku dengan wajah yang memerah, lalu aku memutuskan untuk duduk di tempat dudukku.

Tunggu cerita selanjutnya yaaaaak 😊😄

Di Antara PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang