Nathan terbangun dari tidurnya karena suara berisik dari lantai bawah. Dengan hanya memakai kaus tipis dan celana training pendek, Nathan berjalan turun untuk melihat apa yang terjadi. Kesadaran Nathan yang masih setengah seketika terisi penuh melihat mamanya yang sedang memerintahkan pelayan-pelayan di rumah mereka untuk mengangkut barang-barangnya sambil menelpon seseorang, serta papanya yang sedang sibuk dengan laptopnya.
Langkah Nathan yang hendak kembali ke kamarnya terpaksa berhenti dan menoleh saat mendengar namanya disebut oleh suara bariton yang sudah dua minggu tidak didengarnya.
"Kamu gak mau say hi ke mama dan papa? Kita baru balik loh," tanyanya sambil menunjuk mama Nathan yang langsung memutuskan sambungan telponnya.
"Iya. Sayang. Kamu gak kangen sama kita berdua?" Mama Nathan, Clara, berjalan mendekati Nathan yang langsung berjalan mundur menghindarinya. Clara menghentikan langkahnya dan menatap Nathan sendu.
"Buat apa?" Terdengar helaan napas dari Rico, Papa Nathan.
"Sampai kapan kamu mau kekanak-kanakan kayak gini, Vano?" Rico memijit pangkal hidungnya, pusing melihat kelakuan anak semata wayangnya yang tidak berubah sejak dulu.
"Sampai kalian berubah," balas Nathan dingin. Kemudian tanpa aba-aba membalikkan tubuhnya untuk kembali ke kamarnya dan melanjutkan tidurnya.
"Alvano!" Panggil Clara yang tidak dihiraukan oleh Nathan.
✨✨✨
Baru saja Nathan kembali tertidur selama lima menit, terdengar ketukan di pintunya dan suara Clara yang memanggilnya namun diacuhkan oleh Nathan.
"Alvano, bangun. Kamu sekolah kan hari ini?" Ucap Clara sambil terus mengetuk pintu kamar Nayhan dan masih tidak digubris oleh si empunya kamar.
"Vano," panggil Clara. Terdengar helaan napas sebelum Clara berkata, "Kalau kamu gak bangun-bangun juga, mama bakalan masuk."
Mendengar ancaman Clara, Nathan langsung bangkit dari tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi.
✨✨✨
Nathan berjalan turun dengan ransel hitam yang ia gendong hanya dengan menggunakan bahu kiri sambil tangan kanannya sibuk membalas pesan dari teman- temannya di grup chat mereka. Hari ini mereka janjian untuk berangkat bareng, dan keempat temannya sudah mewanti-wanti Nathan agar tidak terlambat datang. Sedangkan Elang, seperti biasa hanya membaca pesan tanpa berniat untuk ikut nimbrung kecuali pada saat-saat tertentu.
Saat berjalan melewati ruang makan, Clara langsung saja memanggil Nathan dan mengajaknya untuk sarapan bersama dan tentu saja langsung ditolak olehnya. Ia langsung berjalan cepat meninggalkan ruang makan sambil mengetikkan pesan untuk Maura.
KAMU SEDANG MEMBACA
SS #1 - Eligere
Teen FictionNathan benci saat dihadapkan oleh dua pilihan yang mengharuskannya untuk menghancurkan satu hati demi memperbaiki hati yang lain. Published on May, 16 2017