JHope x You
...
Hari ini hujan kembali mengguyur bumi, dan sialnya gadis itu tidak membawa payung lagi. Padahal sudah jelas siaran cuaca setiap pagi selalu mengatakan kalau siang akan turun hujan. Sialnya lagi, sejak pulang sekolah hujan tak kunjung berhenti, dan malah makin deras membuat dia terjebak di halte bus.
"Aish, menyebalkan. Bisa tidak sih hujan tidak turun hari ini, atau paling tidak ada yang memberiku payung untuk pulang."Hari mulai gelap, dan lagi-lagi hujan belum kunjung reda. Dia bosan menunggu di halte dengan keadaan sepi. Jam segini seharusnya ia sudah tiba di apartemennya, menyesap secangkir coklat panas sambil mendengarkan lagu kesukaannya. Atau bisa saja ia menstalk akun kakak kelasnya yang diam-diam dia sukai, sambil bersenandung senang karena dia belum memiliki kekasih.
Tapi tubuhnya hanya terjebak diantara tirai liquid yang senantiasa mengurungnya di tempat sepi itu. Bahkan kendaraanpun tak banyak yang lewat. Dan dia semakin bosan disana.
"Ekhm."
Gadis itu sedikit terlonjak saat suara pria yang tak asing mengagetkannya. Atensinya melebar, menatap pria yang baru saja ia bayangkan jika sekarang ia sudah berada dirumah. Jung Hoseok, kakak kelas yang diam-diam dia sukai.
"Kau belum pulang?"
"Ah, belum oppa. Kau kenapa disini?"
"Aku sedang mencari seseorang."
"Eoh? Siapa?"
"Gadis yang menyukaiku."
Jantungnya berdetak kencang saat pria yang ia sukai mengatakan itu. Pasalnya disini hanya dia gadis satu-satunya yang pria itu temui. Tapi gadis itu tidak terlalu percaya diri akan anggapan pria itu dan menganggapnya biasa saja.
"Oppa sejak kapan disini?"
"Baru saja."
Suara datar tak ada rasa bahagia di raut wajahnya, apa karena ia habis kehujanan? Atau sedang bingung mencari gadis itu? Entahlah, banyak pertanyaan yang terlintas dibenak gadis itu tapi tak berani untuk ia tanyakan.
"Tanyakan saja apa yabg ada di otakmu."
Seakan terhipnotis, gadis itu memandang Hoseok dengan heran. Bagaimana bisa pria itu membaca pikirannya? Bahkan mungkin pria itu tau kalau gadis itu menyukainya.
"Nde. Aku menyukaimu."
"Eoh?"
Sengatan listrik seakan mengalir di pembuluh darahnya, rasa hangat ia rasakan di sekujur tubuhnya saat kata-kata pria itu terucap barusan.
"Pulanglah, pakai payungku. Sampailah dirumah dengan selamat. Besok datanglah ke rumahku pukul 3 tepat, aku akan menunggumu."
Hoseok mengulurkan payung yang dia genggam, memberinya pada gadis yang selama ini dia sukai. Gadis itu menatapnya, lalu menatap payung itu dan mengambilnya.
"Kamsahamnida oppa."
"Pulanglah."
"Kau?"
"Aku tak apa."
Gadis itu membuka payungnya lalu berjalan perlahan diantara hujan yang semakin deras, membelakangi pria itu. Namun perasaan aneh menyeruak di hatinya, ia berbalik dan mendapati halte itu kosong tanpa ada seseorangpun. Hanya lampu yang meneranginya dan angin yang semakin dingin menyelimutinya. Apa dia sudah pergi? Sepertinya ia, rela terkena hujan demi gadis itu. Sungguh heroik.
...
"Akhirnya aku sampai dirumah. Hoseok oppa sangat baik, dan ternyata.... ommo! Dia menyukaiku!"
Entah apa yang terlintas dibenaknya, ia tak sabar untuk menemui Hoseok di rumahnya. Tapi tunggu dia kan tak tau rumahnya.
"Ah besok tanya saja pada Eunji. Dia sepupunya pasti tau."
Hati gadis itu berbunga-bunga membayangkan apa yang terjadi besok. Bahkan sampai atensinya terlelap tenang, dengan napas yang teratur.
...
You POV [School. 1 PM]
"Eunji-ah! Kau tau rumah Hoseok oppa?"
"Nde tentu saja. Aku ingin kesana pulang sekolah ini."
"Antarkan aku, Hoseok oppa sedang menungguku di rumahnya."
"Eoh? Kau mau melayat juga?"
"Me.. me.. me apa?"
"Melayat. Hoseok oppa meninggal tertabrak siang kemarin saat hujan. Dia tampak tergesa-gesa mencari gadis yang mengiriminya surat. Tapi dia malah mendapat petaka. Hari ini hari pemakamannya, kau mau ikut kan? Kajja!"
"Wait! Maksudmu Hoseok oppa meninggal setelah pulang sekolah?"
"Nde, tepatnya pukul 2. Waeyo?"
"Kemarin... a-aku baru saja bertemu dengannya... Eunji-ah. Dia menemuiku di halte pukul 5. Kau bercanda kan?"
"Kenapa aku bercanda jika mayatnya sudah di rumahnya sekarang?"
Wajahku sudah tak karuan saat tiba di rumahnya. Air mataku sudah tak terbendung lagi. Isakku pecah saat melihatnya terbaring tenang disana. Pria yang sedang berbaring di peti mati itu adalah pria yang sama saat di halte kemarin menemuiku. Wajahnya pucat seperti kemarin, apa aku yang tidak terlalu memperhatikan sampai bertemu dengan jiwanya?
"Y/n-ssi."
"Nde?"
"Ini suratmu. Maaf Hoseok tak bisa membalasnya."
Seorang wanita paruh baya mendekatiku, disela tangisnya ia menyerahkan sebuah surat yang sudah tak berbentuk. Penuh darah dan basah. Kalian harus tau, kalau surat itu adalah suratku untuk Hoseok oppa yang bahkan dia tak akan bisa membalasnya sampai sekarang.
...
"Dibawah payung aku menunggumu, dalam gelap dan tirai hujan. Aku tak tau apakah cahaya akan datang menyelamatkanku, tapi aku yakin kau adalah cahaya yang akan memecah langit dan bersamaku dalam hangatnya sinar mentari."
FIN.
Kobam creepy story nih..
Tapi pasti ini ga ada creepy2nya yekan?Jangan lupa vote+komen yaw..
Hargai author byee..
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS IMAGINE
Fiksi Penggemar⚠Warning!! All about imagine with Bangtan ... Main cast : BTS member x Reader Or Only BTS member ... Maap ye masih banyak yang typo.. dan semoga kalian suka.. +jangan baper wkwkwkwk.. Btw ini beberapa mungkin ada yg (+++) u know i mean lah.. Wkwk...