1. Paginya EnamHari

512 46 8
                                    


"Woy nata de coco, lo kalau makan sereal, masukin susu duluan atau serealnya duluan?" Jenan yang masih asik berkutat dengan susu kotak bertanya pada cowok yang lagi memegang buku 'Melihat Api Bekerja' karangan M. Aan Mansyur.

Nata yang masih asik membaca hanya diam tidak menyaut perkataan Jenan, "Kampretos kacang garing, kacang atom, pilus, onde-onde. Sialan banget lo Nat ngabaiin pertanyaan pujangga kampus."

Tak lama Brian yang baru selesai rapih-rapih pun menghampiri meja makan sambil menenteng jaket kulit kesayangannya.

"Aduh jaket dari mantan emang anget bet ya Bri, dibawa kemanapun kau pergi," Nyinyir Jenan sambil menyendok sesendok penuh sereal yang membuatnya berakhir dengan keselek.

"Rasain tuh, untung ga mati lo gara-gara keselek. Ga lucu banget ntar di mading kampus ada bacaan, 'Seorang mahasiswa teknik sipil yang judul skripsinya belum di accept dosbing meninggal karena tersedak sereal.' turun pamor kampus kita langsung." Ujar Brian asal.

"Doain aja sih Bri, biasanya kalau keselek sekali ntar jadi lipat ganda besokannya." Kali ini Satryo yang ngomong, rambutnya masih basah karena abis Wudhu.

Pasti abis sholat dhuha, emang contoh Iman yang baik untuk kaum hawa. Saya juga mau di imanin eh, Astagfirullah.

"Ya Allah kenapa Aim selalu di bully, tolong tabahkan hati Aim dan laknat lah yang membully Aim, Amin." Jenan menyatukan tangannya seperti berdoa, sementara Satryo dan Brian? hanya leng geleng-geleng kepala kayak lirik lagunya Project Pop.

Ralat, kayaknya Brian ke kencengan deh gelengin kepalanya terbukti dengan dia yang lagi megangin tengkuknya sekarang.

Halah, padahal biasanya uget-ugetan kayak ulet bulu di panggung gak kerasa apa-apa.

"Dion mana dah?" Nata yang daritadi asik membaca buku kini buka suara, mengambil tomat di piring lalu memakannya.

Kebiasaan Nata kalau pagi, sarapan pake tomat. Kalau kalian kira dia sarapan tomat dijus atau diancurin terus dipakein gula kalian semua salah besar.

Nata makan tomat bulet-bulet, cuman dicuci pake air doang terus dimakan. Aneh emang tapi biarin aja, kalau dilarang dia bakalan ngambek dan ngumpetin semua sikat gigi anak EnamHari, malah punya Brian waktu itu dipake buat ngegosok lantai segala.

"Eh Mas Nata ngomong, kirain lagi sariawan daritadi gak ngomong-ngomong." Iya itu suara Jenan.

"Bacot ah lo Jen, berisik banget daritadi kayak kaleng rombeng." Yang dimarahi Nata hanya menggerakkan bibirnya ke kanan dan kiri, meledek.

"Sensitif banget lo kayak pantat bayi, iritasi lama-lama." Timpal Jenan sekenanya.

"Masih ngorok dia Nat. Semalem si Dion balik jam 3 kalau gak salah? gue yang bukain pintu lagi monyet, padahal bel berisik banget tapi gak ada yang bangun satupun. Kampret emang lo semua, si Dion juga bego lupa bawa kunci." Kata Brian menggebu-gebu mengalihkan pandangan dari ponselnya kearah keempat temannya yang sedang asik dengan kegiatannya masing-masing.

Satryo dengan cangkir dan gula. Nata dan tomatnya. Jenan? gausah ditanya masih ngemutin serealnya.

Jenan nyengir sambil membenarkan letak kacamatanya yang melorot, "Gue kira setan jadinya gak gue bukain pintu hehe."

Satryo yang baru selesai bikin kopi hitam pun nyaut, "Mane ada sih hantu, otak lu tuh rusak kebanyakan nonton film Danur."

Brian tiba-tiba semangat setelah mengingat kejadian tempo hari, "Sumpah ya gue ogah nonton film horor bareng Jenan lagi. Lagian dia pas ada setannya kan dia lagi minum, terus dia kaget, muncrat lah itu minuman kemana-mana. Mana muncratnya kena orang yang lagi cipokan di bangku depan, ceweknya rambutnya langsung basah lagi, koplak."

"Itu sih karma Bri, suruh siapa cipokan depan jomblo." Jenan mengunyah lagi serealnya.

"Oooh jomblo, kasian amat sih jomblo. Mblo yang tabah ya bibirnya cipokan sama guling terus." Nata meledek, tangannya bergerak naik ke arah rambut Jenan dan mengelusnya sok lembut. Persis kayak ngelus bulu ninaㅡ kucingnya Dion.

"Nat, sekali lagi tangan lo ada di rambut gue patah itu tangan gabisa main keyboard lagi." Ancam Jenan serius. Dia kembali bersiap-siap menyendok sesendok penuh sereal.

"Galak banget sih lo jadi orang." Nata mendorong kepala Jenan, membuat mukanya berbenturan dengan sendok serealnya.

1

2

3

Kabur!

"ADINATA CAKRAWALA BOSEN IDUP YA LO!" Dengan muka basah terkena susu dan sereal Jenan mengejar Nata yang ternyata sudah masuk ke dalam mobilnya.

"Bangsat." Jenan mengelap mukanya, tiba-tiba ide jahat muncul di otaknya.

'Adinata Cakrawala jangan pikir lo bisa ketawa ketiwi sesuka hati hari ini.'

***

Daily Life Of EnamHariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang