Bagian 5: Sial

46 14 1
                                    

Nisel menatap halaman belakang yang parahnya baru kemarin ia cat bagian dindingnya.

"Wah ini namanya penyiksaan nih, baru kemaren gue cat temboknya. Lah sekarang gue sapu, sebenernya gue sekolah apa mau jadi kuli bersih bersih sih?" Kata Nisel sambil menyapu halaman belakang yang (sangat) kotor itu.

"Udah gak usah banyak cingcong lu, kerja yang bener. Kalo gak bener gue laporin pak Budi biar hukuman lu ditambah sama bersihin toilet, mau?" Kata William dengan aksen datar disetiap katanya namun menusuk dalam hingga membuat Nisel bergidik ngeri.

"Baru gue seneng gara-gara gak bangun telat, nah sekarang. Musibah emang gak ada yang tau kapan dan dimana." Kata Nisel pelan namun terdengar oleh William.

"Ini tuh namanya bukan musibah, tapi hukuman. Makannya kalo pr tuh dikerjain jangan cuma ngupil doang dibanyakin." Ledek William membuat Nisel naik pitam.

"Awas lu ya, gua kerjain lu. Hahaha." Batin Nisel tertawa nista.

"Wah mikir yang macem macem lu ya? Ohhh jadi nantangin gue nih, mau ditambah hukuman nya?"

"Berisik aja nih, dasar tikus ispa!"

"Oh jadi berani ya sekarang?"

"Siapa takut bwek." Kata Nisel sambil meledek William dan sambil menggoyang-goyangkan pantatnya persis seperti anak paud.

"Awas lu ya."

Mereka akhirnya berlarian seperti kucing-kucingan. Dengan cerdik Nisel berlari menghindar dari william, namun dia lupa William adalah ketua tim basket yang larinya sangat cepat dengan kaki jenjangnya tersebut. Saat detik-detik Nisel akan tertangkap, ia berhasil menghindari William namun...

BRUK

Nisel terjatuh karena tersandung batu dan alhasil dia jatuh terduduk dan meringis kesakitan sambil memegangi lututnya.

"E-eh So-sory, Lu gak apa-apa?" Tanya William cemas.

"Duh pake nanya lagi! ya sakit nih lutut gue." Kata Nisel sambil meringis kesakitan.

"Elu si ngeledekin, kan jadi gemes gue. Maap deh, yaudah deh yuk ke uks dulu. Obatin kaki lu tuh, takutnya nanti infeksi malah di buntungin lagi." Kata William semberono.

"Mana ada jatoh terus di imunisasi."

"Hah imunisasi? Amputasi kali ya ampun lu pertukaran pelajar tapi dodol begini mah buat apaan, anak sd aja tau amputasi bukan imunisasi hahahaha." Kata William sambik terus tertawa.

"Bodo ah, sial terus gue deket-deket sama lu."

"Makannya jangan ngelawan kapten basket." Katanya sombong.

"Baru gitu udah STD. Dasar ketek uler." Kata Nisel kesal.

"Apaan tuh STD? Lagian uler mana punya ketek, makannya belajar yang bener jangan makan doang dibanyakin."

"STD itu Sombong Tingkat Dewa. Suka suka gue dong mau ngomong apa. Lagian ko lu tau si gue makannya banyak? lu mata-mata ya? gue tau gue cantik tapi jangan di mata-matain dong jadi malu nih gue." Kata Nisel makin semberono.

"Kayanya Lukanya bukan dilutut lu deh Sel, tapi di otak lu."

"Au ah terang."

"Lah bukannya au ah gelap?"

"Kan masih pagi jadinya terang."

"SSN dah." Kata William mengikuti Nisel.

"SSN? Apa tuh?"

"Suka-suka Nisel."

Kemudian mereka tertawa bersama-sama lalu setelah puas tertawa bergaring ria, mereka pergi ke uks dengan Nisel yang di papah oleh William.

******

William mengambil kasa, betadin, dan plester di kotak p3k untuk luka Nisel. Ia menuangkan sedikit betadin ke kasa untuk di tempelkan ke luka Nisel yang sudah dicuci.

"Tahan yak, emang sedikikt perih." Kata William memperingatkan

"Duh, shh. Sakit dongdong, pelan pelan." Kata Nisel sambil meringis kesakitan saat kasa steril tadi di tempelkan di lukanya.

Tanpa sengaja Nisel memegang tangan William untuk menahan sakitnya dan saat usai dia dengan cepat melepaskan  pegangan tangannya.

"Duh S-sorry, gak sengaja. Emang nih tangannya nakal. Suka begitu emang hehehe." Kata Nisel sambil cengengesan dengan peluh di dahinya karena takut William marah.

"hm."

Tiba-tiba pintu terbuka dan menampakan pak Budi dengn wajah marah.

"Ngapain kalian disini!"

DEG

TBC.

This is LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang