Bagian 10: Murid baru

28 6 0
                                    

Tak terasa waktu cepat berlalu, dari jam 4 sore sampai sekarang jam 7 malam mereka berdua berkutat dengan buku, mungkin karena kecapean makamnya sekarang Nisel tertidur pulas. Dari tadi William baru menyadarinya kalau Nisel tertidur dengan pulas, William memandanginya sambil ketawa-ketiwi.

Karena merasa terganggu oleh tangan William yang menusuk-nusuk pipinya, Nisel pun bangun dari tidur nyenyaknya. Dengan mata masih sayu dan menyesuaikan cahaya yang datang saat dia membuka matanya, itu membuat William semakin gemas dan mencubit pipi Nisel.

"Sakit tau." Kata Nisel dengan muka dan suara khas sehabis bangun tidur.

"Udah jam 7, nih yuk gue anter pulang." Kata William membuat Nisel melotot.

"Apaan, cepet banget udah jam 7 aje."

Mereka pun membereskan buku-buku yang tadi dipakai untuk belajar.

******
Nisel pulang diantar William, dengan motor Sportnya, Nisel sebenarnya bingung apa William bisa naik motor dan ternyata dia sangat mahir. Tak bisa di pungkiri Nisel terkesima dengan wajah tampan William.

"Yuk naik. Keburu kemaleman." Kata William sambil memberikan helm kepada Nisel.

Nisel memakai helmnya dan William mengaitkan tali pengikat di bawah dagu Nisel membuat wajah sang empu memerah karena jarak keduanga yang bisa dikatakan sangat dekat. Nisel pun naik dan perjalanan pun dimulai.

"Jangan ngebut-ngebut." Kata Nisel sambil memegang belakang jok.

"Makannya pegangan." Kata William lalu dengan cepat Nisel memeluk pinggang William dengan erat membuat William tersenyum simpul.

******

Esoknya

Pagi hari yang cerah menyambut hari Nisel selanjutnya, Nisel masuk dengan wajah riang gembira membuat Metha bingung.

"Wes pagi-pagi ceria amat nih muka, abis menang lotre lu ya?" Tanya Metha ngawur.

"Menangis iya gue main gituan, gue gak apa-apa ko." Jawab

"Yeh gak apa-apa sih ketawa-ketawa kaya kucing bunting."

"Lah emang iya kucing bunting ketawa-ketawa?" Tanya Nisel bingung.

"Gak si gue ngasal aja hahaha." Jawab Metha sambil tertawa heboh.

"Semalem gue diajarin mtk, terus pelajaran pak budi sama William." Kata Nisel sambil senyam-senyum.

"Wah ko lu gak ngajak gue si? parah banget lu, gue kan juga gak mau remedial di pelajaran bu Joyec apalagi si cicak botak yang bawel nya ngelebihan emak gue." Kata Metha sambil belagak ngambek.

"Jeh ngambek."

"Bomat."

"Apaan dah bomat?" Tanya Nisel bingung.

"Bokap lu Somat."

"Lah ko tau?"

"Lah beneran nama bokap lu somat?" Tanya Metha.

"Gak si ehehehe." Jawab Nisel cengegesan.

"Lah bodo amat."

Percakapan antara Metha dan Nisel terhenti karena Aldy selaku ketua kelas berlari dan duduk di bangkunya sambil berteriak 'ada macan'.

"Macan? siapa dah?" Tanya Nisel bingung, sambil berbisik.

"Itu loh si kepsek kita." Jawab Metha sambil bisik-bisik juga.

"Ohhh." Balas Nisel ber 'o' ria.

"Anak-anak perkenalkan ini teman baru kalian, silahkan perkenalkan nama mu." Kata Bu Sinur sambil mempersilahkan anak perempuan bermata sipit itu.

"Nama saya Willin, saya pindahan dari surabaya." Katanya sambil tersenyum manis, membuat matanya hanya segaris.

"Nah Willin, silahkan pilih kursi yang kamu sukai dan saya akan kembali ke kantor, ingat jangan berisik! Selamat siang." Kata bu Sinur sambil berlalu dari kelas Nisel membuat penghuni siswa bernafas lega.

Willin duduk di depan kursi Metha dan Nisel.

"Hai." Sapa Willim pada Metha dan Nisel.

"Hai juga, nama gue Metha."

"Hai, nama aku Nisel."

"Halah sok manis lu pake aku kamu." Kata Metha mencela Nisel.

"Marjan dong kalo manis mah." Ucap Nisel membuat anak baru dan Metha tertawa.

Tiba-tiba kelas terasa hening saat William datang membawa tumpukan buku namun saat melihat ke arah Nisel, Metha dan Willin ia menjatuhkan bukunya sambil menatap Willin kaget.

"W-wilin?"

TBC

Maaf yaa Readers aku baru update lagi :( sibuk tugas soalnya plus mager banget nulis masa karena pusing sama akuntansi :"v. Maapkeun yakkkk😗😗😗

This is LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang