#2 FIRST LOVE

51 5 1
                                    


Aku duduk meringkuk di pojok ruangan ini, memandang teman-teman kedua orang tuaku berdatangan menangisi foto mereka yang dikelilingi bunga-bunga.

Aku yang dari dulu menyukai warna hitam sekarang menjadi membencinya. Sangat membencinya.

Rasanya aku ingin merobek pakaian yang kukenakan sekarang. Dan mencabut rambutku satu per satu.

"Kasihan sekali.. anak-anaknya masih kecil-kecil"

"Iya.. apa mereka nanti tinggal di panti asuhan?"

Sungguh mengenaskan. Kasih sayang yang dulu kuterima, sekarang berubah menjadi rasa kasihan.

Ya, aku memang patut dikasihani.

"Ingat ya.. laki-laki itu tidak boleh menangis dalam hal apapun. Laki-laki yang menangis itu namanya laki-laki lemah! "

Kata-kata Appa selalu terngiang di benakku. (Ayah)

Entahlah, mungkin itu yang membuatku tidak pernah menangis. Bahkan untuk sekarang.

Dan saat itulah ia datang.

"YoonGi Oppa.."

Aku melirik gadis kucir dua yang memanggilku.

"Neo.. gwaenchana?", lanjutnya.

"Aniyo. Pergi sana.", akupun kembali menenggelamkan wajahku.

Kini dia malah duduk di sebelahku, "Yelin tidak mau pelgi.."

"KUBILANG PERGI, YA PERGI! NYEBUT NAMA AJA SALAH! DASAR YERIN BODOH!!!", emosiku tidak terkendali lagi.

Oke, kurasa matanya mulai berair.

"EOMMAAAAAAA!!!!", dia menangis sejadi-jadinya dan berlari keluar. (Ibu)

"IYA! BEGITU! PERGI SAJA KE EOMMAMU.."

Sial! Pandanganku mulai rabun.

"..dan menangislah dalam pelukannya. Uh.."

Aku benci ini.

Air mataku tidak dapat ditahan lagi, "Uhuhuhu... Eomma... Appa...". Aku menenggelamkan wajahku lagi mengingat terakhir kali aku menangis.

"Eomma.. uhuhu.. Taehyung menghilangkan boneka kkumamonku lagi.."

"lagi? Sini eomma peluk. Uh! Nanti kita beli lagi, ya."

"Hyung, mianhae.. Tae enggak sengaja.."

"Taehyung ppabo!" (Bodoh)

"Eommaaa... hyung jahaat.."

"Haduuh.. sini eomma peluk juga."

"Kenapa anak-anak ayah jadi cengeng gini sih.. Ingat ya, laki-laki itu tidak boleh menangis dalam hal apapun. Laki-laki yang menangis itu namanya laki-laki lemah!"

Haah.. Appa.. mianhae.

Aku memang laki-laki lemah.

Aku harap Eomma memelukku sekarang.

BUK!

"AKH! APPO!"

Si Yerin kembali dan tiba-tiba menendang tulang keringku.

"DASAL CENGENG!"

Sial, ternyata dia meyadarinya.

"Kau juga cengeng, ppabo."

RUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang