Truth

37 3 0
                                    

Tapi soo yeon tidak ketoilet melainkan rooftop sekolahnya. Ia berdiri didekat beton setinggi 165 cm yang membatasi pinggiran agar orang yang kesana tidak jatuh karena sekolah ini memiliki 6 lantai beserta rooftop. Jadi kemungkinan bisa mati kalau ada yang jatuh dari rooftop.

Soo yeon membiarkan angin menerpa rambutnya dan mengeringkan air mata yang membanjiri pipinya. Ia mencoba berhenti menangis tapi tak bisa. Seakan-akan air matanya memang menuntut untuk keluar. perasaan bersalahnya yang makin menjadi-jadi membuatnya susah untuk berhenti menangis.

Sedangkan taehyung yang masih berada dikelas bosan menunggu terlalu lama. Ia memutuskan untuk pergi menyusul soo yeon yang ada ditoilet. Sebelum menerobos masuk, taehyung memanggil soo yeon.

“soo yeon! apa kau didalam? Kau bisa mendengarku kan? Kenapa begitu sepi?” panggil taehyung. Karena tak ada yang membalas, akhirnya taehyung menerobos masuk dan mencari disetiap sudut kamar mandi. ia tak menemukan siapapun didalam. Taehyung keluar kamar mandi lalu mendapat feeling bahwa soo yeon di rooftop. Ia mendapat feeling seperti itu karena waktu dirumah soo yeon, gadis itu juga berada dirooftop rumahnya. Buat apa ada rooftop dirumah pribadi, kalau bukan tempat favoritenya.

Sesampainya di rooftop, taehyung melihat soo yeon didepannya dan tersenyum.

“memangnya ada toilet ya disini?” ucap taehyung mengejek.

Suara taehyung mengejutkan soo yeon. ia berbalik menghadap taehyung dan menghapus air matanya. Taehyung menyadari bahwa soo yeon menangis.

“huh? Kau menangis? Kenapa menangis?” tanya taehyung lalu memeluk soo yeon dengan maksud ingin menenangkan.

“taehyung..” ucap soo yeon yang masih terisak dipelukan taehyung.

“mm, katakan saja yang mau kau katakan” balas taehyung mengelus lembut rambut soo yeon.

“maafkan aku..” ucap soo yeon dengan tangisannya yang makin menjadi-jadi.

“kenapa? Apa kau melakukan kesalahan padaku ‘atau semacamnya?”

“mm”

“okay, permintaan maaf diterima. Maka berhentilah menangis”

“dasar bodoh! Aku saja belum memberitahu apa kesalahanku. Kau sudah memaafkanku begitu saja”

“tak masalah. Sebesar apapun kesalahnmu padaku, akan kumaafkan. Aku hanya tidak suka melihatmu menangis”
Soo yeon yang masih tersedu-sedu, melepaskan pelukan taehyung dan mencoba menjelaskan apa yang terjadi.

“sebenarnya.. supir bus tadi adalah orang yang menyebabkanmu gentayangan seperti ini” jelas soo yeon mengontrol napasnya karena menangis.

“huh? Bagaimana kau bisa tau? Jangan-jangan kau..”

“mm, memang aku yang membawamu kerumah sakit tempat kita pertama kali bertemu. Aku ingin sekali memberitahumu apa yang terjadi, tapi aku takut kau akan kehilangan semangat untuk bangun”

“jangan-jangan kau gadis yang menolongku didepan gedung entertaiment itu?”

“bagaimana kau bisa tau? Bukankah kau bilang tak mengingat apapun?”

“sebenarnya saat dirooftop rumahmu, aku mendapat ingatanku walaupun tak semuanya. Diingatan itu aku melihat seorang perempuan tapi tak melihat jelas wajahnya. Aku berpikiran untuk mencari gadis itu tapi, kaulah orangnya. Ngomong-ngomong tadi kau bilang ‘bangun’ maksudmu?”

“kau itu belum mati. Kau masih dalam keadaan koma”

“aku belum mati? Benarkah? Lalu kenapa aku disini?”

“itu yang jadi masalah. Jiwamu terpisah dari tubuh yang mengakibatkan kau berkeliaran kesana-kemari”

“kalau begitu kau mau kan mengantarkanku kembali ketubuhku?”

STARGAZERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang