5

14 2 0
                                    

Selesai melahap habis nasi goreng buatan Monica. Vannia membereskan sisa makanan mereka tadi, ia mengangkat piring, gelas dan sendok kotor ke pencucian piring lalu, menuangkan dua tetes sabun cuci ke spon hijau.

"Bang, bantuin gue dongg" ujar Vannia dengan tangan yang berlimpah sabun cuci.

Kantha menoleh dan berjalan mendekati adiknya itu dan berhenti dalam jarak kira-kira lima belas sentimeter dari wajah Vannia.
"O. ge. a. HAH!" ada tekanan disetiap ejaannya dan dengan sedikit berteriak pada ejaannya yang terakhir.

Tak mampu menepis aroma semerbak dari Kantha. Vannia hanya bisa menahan nafas sekian detik. Padahal tadi ia hanya memakan nasi goreng, tapi mengapa baunya amat sangat mematikan?

"KYAAAA!!! ASEM BANGET LU AH! MAKAN APA SIH LO, BAU BANGETTT TUH GOA SERIGALA?!?" teriak Vannia sambil mengumpulkan gumpalan sabun cuci, lalu berlari kecil ke arah Kantha.

Sedang orang yang dikejar hanya memeletkan lidah dan menggoyangkan pantat nya lalu berlari cekikikan untuk menghindari adik ganas nya itu.
Ya, Vannia tergolong perempuan yang sadis bila diganggu.

Berusaha menghindari Vannia, Kantha berlari cepat
***

Di lain tempat, terlihat Monica asyik mengobrol bersama dua pasang suami istri yang duduk dihadapan ia dan ibu nya.

"Mom, Vania beneran pindah kesini? Memangnya kenapa?" Tanya Monica sambil mencomot biskuit coklat dihadapannya.

"Iya sayang.. Ini karena uncle dan antii harus bolak-balik keluar kota dan negeri untuk mengurus proyek restoran eropa keluarga kita. Khanta sibuk dengan kuliahnya, jadi mami harap kamu tak keberatan sayang.." Terang Ryana, mengelus lembut rambut lurus warna hitam legam milik Monica itu.

"Ah tentu saja Momon setuju mom, akhirnya Momon punya temen tidur" Kata Monica tersenyum lebar menampilkan deretan gigi bersih dan rapinya.

Dengan wajah yang masih penasaran akan perbincangan orangtua nya tadi. Monica kembali bersuara.

"Ant... "

Cekrekk..

Pintu belakang itu terbuka memotong ucapan Monica dan muncullah Kantha dari balik pintu lalu mendesakkan badannya untuk duduk disamping ayahnya, Ray.

Jadilah sekarang kursi yang di duduki Tasya dan Ray sesak.

"Ck, kamu ya datang-datang asal nyosor aja" omel Tasya pada anaknya itu sambil beranjak dari kursi semula lalu pindah ke kursi taman single disamping kirinya.

Yang diomeli hanya celingukan tidak jelas.

"Ahh selamaatt" ucap Kantha cekikikan mengelus dadanya, lalu menyambar segelas kopi dihadapan nya.

Spruutt...

"Cuihh!! Arhh! panas banget njirrr!!" memuncratkan cairan hitam itu beserta umpatan yang sulit dimengerti.

Tasya dan Ray melihat itu hanya menggelengkan kepala, tahu apa yang membuat anak lelaki mereka seperti ini.
Ray menatap istrinya sambil tersenyum seperti mengisyaratkan. Pasti berulah lagi.

"Abis dikejar valak ya bang?" Tanya Monica menahan tawanya melihat tontonan gratis dari Kantha.

Yang ditanya malah mengumpat tidak jelas dan tangan kanannya mengipaskan lidahnya yang terasa terbakar didalam api panggangan milik ibunya.
Kantha, meski sudah memasuki usia kepala dua tetap saja kelakuannya seperti anak kecil bila sedang bersama dengan keluarganya.

Khanta nimbrung dalam pembicaraan mereka. Selang beberapa menit pintu terbuka lagi. Tampak Vannia melangkah dengan tatapan tajam, dengan aroma jeruk nipis berasal dari tangan kanannya penuh busa sabun cuci.

"ABANGGGG!!!"
Seru Vannia mendekati abang ter- cinta nya itu.

***

Malam ini keluarga besar Bowley sedang menyantap makan malam di meja besar berbentuk lingkaran, dengan dua orang kepala keluarga yaitu Andrew Wijaya Bowley dan adiknya Rayhan Bowley yang duduk berhadapan dengan istri cantik yang duduk disebelah mereka masing masing. Monica duduk diantara Vannia dan Khanta, sedangkan Kenny duduk disebelah kiri ibunya.

Keluarga Bowley sangat menjunjung tinggi tata krama saat makan bersama. Pertama tidak boleh ada yang membuka suara sebelum makan malam selesai.
Aturan pertama : Hanya ada suara garpu dan sendok yang sedang perang di piring lalu berlomba-lomba untuk memasukkan makanan kedalam mulut mereka masing-masing.
Aturan kedua : Tidak boleh menggunakan telepon kecuali urusan yang sangat mendesak
Aturan ketiga : tidak boleh sebutir nasi yang tercecer atau berhambur dari piring masing-masing.
Jadi jangan heran bila kalian merasa seperti berada di hutan rimba saat makan bersama keluarga ini.

Setelah makan malam selesai Monica dan Vannia membereskan ruang makan dan dapur lalu mencuci peralatan makan mereka.

Khanta langsung mengajak Kenny ke minimarket yang berada didepan kompleks perumahan itu.

Sedangkan orangtua mereka berjalan menuju ruang keluarga untuk mengobrol ria.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Full Of SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang