"Raiiiiiiiiin"
"Raaaaaaain"
Suara yang sangat khas, sepertinya rain hafal dengan suara itu. Bergegas rain melihat ke jendela kamarnya, ternyata benar.. suara ito.
"itooo ngapain kamu teriak-teriak disana. Masuk" akupun juga berteriak menjawab panggilan ito dari bawah
Rain pun bergegas lari kebawah menghampiri ito yang sudah menunggu di ruang tamu
"Lu jahat banget sumpah. Rain lu jahat banget enggak anggap gw sahabat lagi" kata ito dengan nada kesalnya
"Loh to, kok ngomongnya gitu sih?" Tanya rain keheranan. Tidak biasanya dia berkata seperti itu kepada rain.
"lo jujurf aja sama gw rain. Kemarin lo jalan kan sama kak opan. Dan lo beli tiket buat ke semarang hari ini? Tapi lo enggak ngabarin gw kalau lo mau ke semarang hari ini"
Rain baru ingat. Ternyata dia lupa memberitahu ke ito kalau dia hari ini bakal pergi ke semarang. Pantas saja ito marah-marah denganya."too. Ito maafin aku ya. Aku lupa banget ngabarin kamu. Maafin aku ya to" rain pun meminta maaf kepada ito, tidak terasa air mata pun jatuh dipipi rain.
"rain, gw sayang sama lo. Tapi gw tau pasti lo Cuma anggap gw sahabat, maka dari itu gw berniat buat pendam perasaan gw. Tapi asal lo tau rain, perasaan gw sakit liat lo deket sama kak taufan, yang gw tau banget bagaimana dia sama perempuan-perempuan lainya. Gw Cuma gamau lo jadi korban taufan berikutnya rain"
***
Rain terkejut. Sangat terkejut. Ternyata selama ini ito memendam perasaan terhadapnya. Namun, rain hanya menganggap ito sebagai sahabat dan tidak lebih. Perasaanya berkecamuk. Merasa sangat bersalah dan juga merasa bingung, apa yang harus dia lakukan setelah dia tau kalau ito memendam perasaan terhadapanya.
Setelah cukup lama mereka saling diam, rain pun memulai permbicaraan mereka kembali
"ito, maafin aku ya. Mungkin aku selama ini enggak peka dengan perlakuan-perlakuan kamu ke aku. aku sayang kamu ito, tapi cuma sebagai sahabat dan mungkin untuk saat ini aku enggak bisa kasih harapan yang lebih dari sahabat. Tapi kamu harus percaya sama aku to, perasaan sayang sebagai sahabat ini enggak akan pernah hilang. "
Rain mulai menangis lagi, dia merasa sedih, dan bersalah. Dia merasa bersalah, kenapa baru sekarang dia tau kalau ito merasakan perasaan lebih dari sekedar sahabat, sementara untuk saat ini dia sedang merasakan hal yang sama namun pada orang yang berbeda.
"lo gausah nangis rain, gw enggak bisa liat lo nangis kaya gini, hapus air mata lo. Lo gausah pikirin gw, yang penting lo bahagia buat gw cukup."
Perkataan ito itu sangat dalam menurut rain, ia tidak menyangka bahwa ada perasaan lain yang dirasa ito untuknya
"Gw ga akan benci sama lo rain. Karena gw juga ga akan bisa benci sama lo. Semarah apapun gw sama lo, gw ga akan bisa benci sama lo. Kejar semua cita-cita lo rain. Gw selalu dukung apapun yang lo mau capai. Terus semangat rain, gw selalu ada untu lo. Kapanpun lo butuh gw, gw selalu ada, gw selalu siap." Kata ito lagi.
Rain hanya bisa diam, diam mendengar semua perkataan ito. Rin bingung, apa yang harus dia lakukan. Rain takut menyakiti eprasaan it, yang selama ini sudah baik denganya.
"Asal ito tau. rain sayang sama ito. aku sayang sama ito, sampai kapanpun, ito tetap akan jadi sahabat rain. gak akan ada yang bisa menggantikan ito dihati rain." kata rain lagi, dengan air mata yang terus menerus menetes dipipinya.
"Udah gw bilang, gw ga suka liat lo nangis rain. Gw ga marah sama lo. Gw udah maafin lo. Oke, jangan nangis lagi, hapus air mata lo" kata ito.
Rainpun sadar, bahwa ito ebnar-benar memendam perasaan padanya. Namun sekali lagi, rain tidak bisa menerima ito lebih dari sekedar sahabat, karena ada orang lain yang sudah menempati hati rain, dan rain hanya bisa eminta maaf kalau pada akhirnya mereka hanya bisa menjadi sahabat.....
YOU ARE READING
Rain (Ketika semuanya berawal dari hujan)
RomanceCerita ini sedkit mengisahkan pengalaman pribadiku, maaf kalau belum profesional atau bahasanya masih enggak berkelas, atau bahkan cerotanya gak dimengerti. Dan tidak ada maksud untuk menyindir siapapun, silahkan dibaca ;)