Pada sore harinya, rain sudah bersiap menuju terminal. Ayah dan bundapun pulang lebih awal untuk mengantar rain ke terminal
"sayang kamu yakin bisa pergi sendiri? Kamu enggak apa-apa enggak bunda ayah antar? Apa perlu kita naik pesawat aja, bunda sama ayah ikut antar kamu kerumah yangti yangkung?" kata ayah menawarkan"enggak perlu yah, kan rain udah biasa kemana-mana sendiri. Bunda sama ayah ga perlu khawatir." kata rain menyakinkan ayah
"rain tp bunda khawatir lho nak. Bunda sama ayah ikut ya, atau bunda aja yang antar kamu?"
"enggak perlu bunda. Rain bisa sendiri. Lagipula kan setelah ujian mandiri selesai, rain langsung pulang ke Jakarta lagi. Hari minggu juga rain udah dirumah kok bun"
***
Saat rain ayah dan bunda ingin memasuki mobil, tanpa disangka ito dan taufan sampai secara bersamaan. Mereka berniat ingin mengantar rain ke terminal
"Loh ito. Kamu mau ikut om tante antar rain juga?" Tanya bunda kepada ito
"iya tante. Boleh kan tante?" Tanya ito kepada bunda
"boleh dong ito. Oh iya, teman kamu itu siapa namanya?" Tanya bunda kepada ito. Maksud bunda adalah menanyakan nama taufan.
"oh iya tante, nama saya taufan tante, teman rain pas sd, kakak kelas rain & ito pas sma juga" kata taufan memperkenalkan diri
"oh ayah tau. Ini orang yang kemarin bikin kamu seneng? Yang bikin kamu senyum-senyum sendiri rain? Ini orangnya?" ledek ayah
"ayah, apaan sih" rain merasa malu dengan ledekan ayah.
***
Akhirnya, mereka semua pergi menuju terminal. Taufan dan ito berboncengan motor, sedangkan ayah bunda dan rain naik mobil yang sama. Selama perjalanan, rain dan bunda banyak bercerita, termasuk tentang taufan.
"bunda penasaran deh rain, sebenernya taufan itu siapa sih? Hmmm ganteng sih, tapi kok bunda baru lihat ya? Kenal dari mana?" jawab bunda panjang lebar, dan membuat rain bingung untuk menjawab dari mana terlebih dahulu
"bundamah kalau mau nanya satu-satu dulu kenapa sih? Jangan berderet gitu kan rain bingung mau jawab dari mana" jawab rain sedikit kesal dan dengan gaya manjanya yang khas, mencubit-cubit jari bunda.
"iya jawab aja, kamu kenal dari mana taufan itu? Ganteng kok, bunda suka" kata bunda lagi
"oh, kak taufan itu teman rain pas sd bun. Teman sejemputan sama pak min dulu. Dulu rain takut sama dia, lagian jutek banget kan rain gak suka orang jutek" jawab rain"tapi kan sekarang baik, ganteng, ramah, sopan. Berarti sekarang rain suka sama taufan"" ledek bunda
"ih bundaaaaa" rain merajuk, namun ayah ikut-ikutan meledek juga"
"bunda, kayaknya anak kita ini lagi jatuh cinta ya bun? Sama kak taufannya ituuu" ledek ayah
"ayaaaaah. Ah rain sebel sama ayah bunda" rajuk rain lagi, dibarengi dengan tawa ayah dan bunda
***
Tak lama kemudian, mereka sudah sampai di terminal, disusul dengan kedatangan ito dan taufan juga. Dengan sedikit berat hati, mereka melepas keberangkatan rain ke semarang
"Rain, beneran kamu bisa sendiri ke semarang? Perjalananya lumayan lama loh" Tanya taufan kepada rain
"Perlu gw anter gak rain sampe terminal semarang? Habis itu gw balik lagi deh ke Jakarta, gw gak perlu nginep yang penting liat lu udah sampe tujuan dengan selamat aja udah tenang" tawar ito dengan wajahnya yang sedikit serius juga.
"Kak opan, ito, aku gak apa-apa berangkat sendiri. Toh aku juga udah biasa berangkat sendiri kesana. Aku udah sering kok ke semarang sendiri. Lagian kan kemarin aku udah bilang, disana aku gak sendirian, ada saudara-saudara aku yang bakal bantu aku. kalian tenang aja gausah khawatir ya, aku bakal baik-baik aja, lagian aku kan gak lama disana, minggu juga udah sampai dirumah lagi kok" kata rain meyakinkan, akhirnya merekapun bisa melepas keberangkatan rain ke semarang.
"Hati-hati ya sayang dijalan. HPnya jangan dimatiin ya." Pesan ayah
"Hati-hati dijalan ya nak. HPnya diaktifin terus ya, nanti bunda telepon kamu pagi-pagi biar kamu gak nyasar sampai ke solo, biar kamu gak ketiduran" kata bunda sembari mencubit pipi tembam rain
"Hati-hati ya rain. Jangan lupa kabarin aku ya" kata kak opan juga
"Take care ya rain, oleh-olehnya jangan lupa ya" kata ito
***
Rainpun bergegas menaiki bus yang akan mengantarkanya ke semarang, dengan perasaanya yang penuh harapan, harapan akan diterima di perguruan tinggi yang ia dambakan.
Didalam bus, rain terpaku mengingat mereka yang sangat menyayanginya. Rain sangat bersyukur, ia dikelilingi oleh orang-orang begitu tulusnya, begitu hangatnya menyayangi dan mencintainya. Tidak terasa, air mata jatuh dipipi rai.
"Terimakasih tuhan, terimakasih karena engkau sudah menganugerahiku mereka yang sangat amat aku sayangi, dan menyayangiiku. Sekali lagi, terimakasih tuhan. Aku sangat bersyukur, terimakasih tuhan"
Tidak terasa, hujanpun turun. Entah kenapa rain sangat menyukai hujan, walau dia tidak bisa menikmati hujan seperti orang kebanyakan.

YOU ARE READING
Rain (Ketika semuanya berawal dari hujan)
RomanceCerita ini sedkit mengisahkan pengalaman pribadiku, maaf kalau belum profesional atau bahasanya masih enggak berkelas, atau bahkan cerotanya gak dimengerti. Dan tidak ada maksud untuk menyindir siapapun, silahkan dibaca ;)