Curse

BAB 1

"Aku tak bisa menjadi matahari, yang selalu setia menerangi bumi. Aku hanya bisa menjadi hujan, yang selalu menghianati matahari."

[]

Jika saja aku ini bisa berkehendak. Mungkin, hidupku tak akan kupersulit. Yang kuinginkan hanya, kau;aku menjadi kita. Tidak ada dia yang menjadi halangan, tak ada alasan untuk memendam, tak ada duri yang menyakiti. Tapi sayangnya, aku tak bisa melakukan itu. Karena sudah ada Tuhan yang menentukan hidupku. Dan ternyata Tuhan lebih memilih untuk mempersulit diriku. Tak ada kata aku;kamu menjadi kita. Yang ada hanya dia yang menjadi halangan. Yang ada hanya alasan untuk memendam. Yang ada hanya duri yang menyakiti.

Kau harus tau, aku tak sekuat yang kau tau. Semua itu hanyalah kebohongan dariku, sudah tiga tahun lamanya aku melakukan itu. Menjadi penghianat hidupmu. Aku selalu berpura-pura senang mendengarkan curahan hatimu, aku selalu berpura-pura menjadi penyemangatmu, aku selalu berpura-pura menjadi malaikatmu. Semua yang kulakukan hanyalah untuk menutupi rasaku padamu, rasa yang entah mengapa tumbuh menjadi sesuatu. Rasa yang selalu aku rawat sendiri, tanpa sepengetahuanmu. Karena kutahu, rasamu bukanlah untukku, aku hanyalah sebagian kecil dari rasamu. Sebagian besar rasamu telah kau berikan untuknya, yang terlebih dulu masuk ke dalam hatimu.

Dan sekarang yang dapat kulakukan adalah ikut serta bahagia, karena ternyata diapun juga punya rasa untukmu. Aku tersenyum ; lebih tepatnya sebuah senyuman yang dipaksakan, melihat bagaimana senangnya dirimu mengetahui hal itu. Dan yang ingin membuatku menjerit lagi ialah hari esok. Karena besok kau akan berniat untuk menyatakan perasaanmu padanya. Akupun hanya bisa menunggu hari itu, tak bosan-bosan aku berkata, "semangat buat besok." Padahal yang ingin aku lakukan adalah menghilang di hari esok. Akankah kehancuran akan datang kepadaku esok hari? Atau aku masih bisa menahan diriku agar tetap bisa kuat? Sekali lagi, yang dapat kulakukan hanyalah menunggu hari esok.

C U R S E