BAB 5

85 11 0
                                    

"Hitam diatas putih yang meresahkan hati"

[]


[Rian]

Sebuah ketukan pintu telah membangunkanku dari mimpi buruk semalam, aku segera menuju ke arah pintu depan untuk melihat siapakah tamu yang tidak tahu sopan santun yang datang kerumah orang dipagi buta seperti ini. Saat kubuka pintu, tidak ada siapa pun disana. Kutengokkan kepalaku ke kanan kiri, tapi tak ada siapapun. Benar-benar kurang kerjaan, mungkin itu hanyalah anak tetangga sebelah yang sengaja menjahiliku. Tapi sesaat ketika aku akan menutup pintu, aku melihat sebuah amplop yang tergeletak dilantai. Kuambil amplop itu lalu mengamatinya dengan saksama, siapa tahu mungkin ini berisi benda yang berbahaya, mungkin? Tanpa ambil pusing lagi, kubawa amplop itu ke kamar. Ketika kubuka amplop tersebut, ternyata isinya sebuah kertas. Dengan buru-buru aku membuka kertas itu dan mulai membaca setiap katanya.

Dear Rian,

Hi, Rian? Maaf ya kalau misalnya aku ganggu mimpi indah kamu. Aku cuma mau pamit aja sama kamu, aku gak tahu surat ini kamu baca atau enggak tapi yang perlu kamu ketahui mungkin saat kamu baca surat ini aku sudah enggak ada disini lagi. Maaf aku baru bisa kasih tahu hal ini disaat aku udah bener-bener pergi, walaupun aku kasih tahu juga mungkin kamu biasa-biasa aja karena emang dari dulu aku enggak pernah kamu anggap sebagai sosok yang penting. Tapi yang perlu kamu tahu Rian, kamu itu adalah sosok yang penting dalam hidupku. Aku cuma mau jujur sama kamu, kalau sebenarnya aku punya rasa sama kamu sejak tiga tahun yang lalu. Aku enggak tahu gimana rasa itu bisa muncul, tapi yang perlu kamu ketahui cinta itu enggak tau waktu. Tiba-tiba dia datang dengan sendirinya, mungkin karena faktor terbiasa. Aku udah terbiasa sama kamu sejak aku kenal kamu dimalam itu, lalu tumbuhlah rasa nyaman, dan berakhir dengan cinta. Maaf kalau selama ini aku udah jadi orang munafik dibelakang kamu. Sebenarnya aku cuma pura-pura seneng dengar cerita kamu tentang Adin, sebenarnya aku pura-pura dukung kamu sama Adin, dan sebenarnya aku sempat senang saat kamu ditolak sama Adin. Aku jahat, 'kan? Iya aku memang jahat. Tapi aku itu selalu sedih, sakit, dan nyesek banget. Dimana aku harus nahan rasa itu bertahun-tahun lamanya. Dan saat ini aku udah sedikit lega karena udah bisa mengungkapkan semuanya ke kamu. Mungkin saat ini juga kamu pasti langsung benci dan enggak akan pernah mau lagi bertemu sama aku. Oleh karena itu, lebih baik aku pergi aja dari hidup kamu. Anggap saja aku ini sepercik noda yang pernah ada di hidup kamu, lupain aku dan semua kenangan tentang aku dan kamu.

Regards,

Ayden

Dan saat itu juga aku merasa dunia udah runtuh, sekujur tubuhku terasa kaku. Aku tidak bisa lagi berkata-kata. Yang bisa aku katakan saat itu adalah "ini tidak mungkin."

C U R S E

The End

Kamis, 15 Juni 2017
20 : 11



CurseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang