Ketiga - Sial

9 0 0
                                    

"Baca soal kalian baik-baik. Ibu tidak mau tau, kalau sampai ada yang ibu lihat mencontek, yang memberikan contekan akan ibu keluarkan. Nilai kalian 0 dirapot. Tidak ada belas kasihan dimata ibu!"

Kenalin. Yang barusan ngomong namanya Bu Rika. Guru ekonomi ter-eksis- di SMA BHINEKA. Beliau eksis karena terkenal sering memberikan nilai 0 di ulangan siswa.

Ulangan Ekonomi Lintas Minat-istilah pelajaran ekonomi untuk anak IPA-pagi itu berjalan damai, sunyi, senyap, hening, suara semut yang lagi nguyah sampe kedengeran.

Sampai lemparan kertas dari Beno memecah konsentrasi Rian.

Rian menengok ke arah Beno yang duduk dibelakangnya. Komat kamitlah mulut Beno mengatakan nomor soal yang ia tanyakan, tapi, tiba-tiba terdengar..

*Sreek*

Kertas ulangan Rian dirobek oleh Bu Rika.

"Bu itu kertas ulangan saya..."

"Keluar kamu."

" Loh kok keluar bu? Saya kan cuma.."

" Keluar Ibu bilang. "

"Bu, yang nyontek itu di..."

"K E L U A R!"

Sial. Batin Rian.

Rian meninggalkan kelas dengan tampang super duper betek. Baru kali ini dia dimarahi guru sampai ulangannya disobek. Terpaksa dia harus nangkring didepan kelas. Percis murid yang dihukum di tv-tv. Rian benar-benar kesal bukan kepalang pada Beno.

Gue jungkirbalikin juga motor tu anak. Batin Rian mengutuk Beno.

Tiga puluh menit Rian menunggu. Akhirnya ulangan ekonomi usai. Namun ia tak memutuskan untuk masuk kelas. Moodnya rusak karena Beno. Rian memutuskan untuk pergi ke belakang sekolah. Ya, seperti biasalah. Lapangan basket.

Namun kali ini dia tidak berniat untuk main basket. Dia cuma duduk, natap ring dan bola basket di depannya.

*Drrtt drtt*

Dia merogoh kantong belakang celana abunya untuk mengambil handphone. Ternyata ada pesan masuk. Nomor tidak dikenal.

081237456xxx

" Hai "

Tsah, masih jaman sms beginian. Batin Rian lalu mengclose pesan itu dan tidak membalasnya.

Tidak lama kemudian

*drrrt drtt*

Nomor yang sama.

" Kok dibaca aja sih?"

Rian langsung tersentak. Kok dia tau gue cuma baca. Rian mengamati sekeliling. Nothing.

Ah palingan orang iseng. Batin Rian mencoba berpikir positif.

Rian memilih untuk memejamkan mata sejenak disana. Mumpung bentar lagi jam kosong karna Pak Imin gak masuk. Surga dunia adalah saat jam kosong itu datang. Surga duniawi adalah saat jam kosong nyambung sampe jam pulang.

*drrt drrt*

" Ebuset siapa sih! " kini Rian tak mampu hanya membatin.

"Kamu nambah ganteng kalo mejemin mata gitu"

Wah parah, mata-mata nih. Rian berdiri. Melihat sekeliling dengan tatapan serius kali ini. Sampai ia mengecek di belakang ring basket yang lumayan tinggi, lumayan pake tempat sembunyi.

Bener-bener gak ada orang.

Cinta Rian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang