"Sasuke, katakan padaku, apa yang harus kulakukan untuk menebus semua ini?"
--
Sasuke bergeming. Sakura terisak. Tak ada yang bicara selama beberapa detik. Hingga Sakura merasakan tekanan dibagian kepalanya.
"Baiklah, artinya kau memilih mati lebih dulu. Bisikkanlah ucapan selamat tinggal ditelinga gadismu. Aku akan memberi waktu,"
Sakura akhirnya sadar tekanan tadi akibat Kabuto menekankan pistol dikepala Sasuke. Maka Sakura berusaha mendorong tubuh Sasuke kebelakang, namun tak berhasil. Tenaga Sasuke masih terlalu besat untuk ia lawan. "Sasuke kumohon. Menjauh dariku," bisiknya lirih.
"Satu...."
Sakura meremas kemeja Sasuke erat saat Kabuto mulai menghitung mundur. Isaknya sudah tak terkendali. Ia tak bisa berkata-kata lagi.
"Dua....."
Sakura memejamkan mata kuat-kuat. Berharap jika Kabuto melepaskan peluru, maka peluru itu bisa menembus kepalanya juga. Agar ia tak menyaksikan Sasuke tewas karenanya.
Berikutnya tak terdengar kata 'tiga', melainkan terdengar suara letusan yang memekakkan telinga. Sakura pun menjerit sekuat tenaga.
-10-
"Juugo, mobil kami samasekali tak bisa lewat. Beberapa ruas jalan ditutup akibat kampanye. Kau sudah hubungi Sasuke?"
Juugo berdecak kesal. "Sama. Mobil Sasuke juga terjebak macet. Dan ia sepertinya diikuti kawanan Kabuto. Kita harus segera sampai kesana. Astaga, bagaimana dengan pasukan yang lain?"
"Sama saja. Semua unit pasukan berada di Distrik Shinjuku, sebenarnya tak jauh dari posisi Sasuke sekarang, namun lalu lintas macet total"
Juugo menarik napas panjang, ia sendiri sedang berada di mobil yang berbeda dengan anggota tim lain. Tadi setelah menggeledah markas dan membawa Yahiko, ia memisahkan diri dengan pasukannya dan menaiki mobil yang terpisah dengan pasukan, berdua saja dengan Yahiko, serta satu orang agen sebagai supir.
"Juugo? Ada informasi dari Sasuke?"
"Tunggu sebentar." Ujar Juugo sambil menekan sebuah tombol di earphonenya. Tak lama ia berbicara kembali, "Sasuke? Laporkan situasi?"
"Situasi darurat. Aku akan berhadapan dengan mereka. Lekas datang kesini, disini berkumpul banyak anggota mereka. Aku akan mengulur waktu. Dan jangan hubungi aku dulu. I'm fighting right now," suara Sasuke yang dingin menembus gendang telinga Juugo, membuat pria itu melebarkan mata, dan setelah itu Sasuke tak bicara lagi.
"Sasuke?"
Tak ada jawaban. Juugo mendengar suara bantingan pintu mobil dari earphonenya, kemudian suara orang berteriak. Dan Sasuke sama sekali tak bicara padanya. Artinya sekarang ia tengah berhadapan dengan kawanan Kabuto.
Lalu apa yang harus ia lakukan?
Dengan tergesa, Juugo segera menekan tombol di earphonenya, kemudian berbicara dengan tak sabar, "Dimana kalian?"
"Mobil kami tak bisa bergerak sedikitpun. Bahkan mobil patroli polisi pun malah terparkir di pinggir jalan. Kau sendiri dimana?" tanya orang diseberang sana. Juugo menjawab, "Distrik ggggggg, manuju Distrik Shinjuku tempat Sasuke berada,"
"Bagaimana dengan helikopter?"
Juugo menoleh menuju asal suara. Barusan Yahiko yang berbicara. Ia bahkan sampai lupa ada orang lain di mobil ini selain ia dan pengemudi. Juugo terdiam sejenak, mencerna perkataan Juugo. Bagaimana ia lupa transportasi darat bukanlah jalan satu-satunya? Maka ia segera mengeluarkan ponsel dari saku jaketnya, sambil menatap Yahiko lekat-lekat, "Kau benar"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Black Light
Fiksi PenggemarSaat itu Sasuke sekarat. Sebutir peluru menggores jantungnya. Dan saat itu pula Sakura datang secara ajaib. Selamatkan hidupnya. Tanpa sadar pertemuannya dengan Sasuke ditengah kegentingan itu justru akan menyelamatkannya. Menyelamatkannya dari soso...