zeit-2

7 2 0
                                    


Alindra benar benar tidak dalam mood yang baik saat ini. Sejak Arfan "jadian" dengan Selina kerjaannya selalu saja nge date.

"Kapan coba main sama guenya? Bete banget deh. Mending gue ke rumahnya ah, gue gondol aja semua DVD nya biar tau rasa", batin Alindra. Segera ia keluar kamarnya dan berlari ke lantai bawah, membiarkan rambut panjangnya yang dikuncir kuda bergerak seirama langkah kakinya.

"Bunda aku ke rumah Arfan ya. Bentar doang kok" Alin berseru, kemudian terdengar sahutan seseorang -bundanya- dari arah taman kecil di belakang rumahnya.
"Boleh sayang. Setelah itu bantu bunda masak ya, ayah pulang hari ini"
"Siap Bunda"

Tidak perlu waktu lama untuk sampai ke rumah Arfan. Bahkan tidak sampai semenit. Hanya lima belas detik jika ia tidak harus memakai sandal lebih dulu. Tapi Alin mau jadi gadis beradab kali ini, karena yang akan dia temui itu mamanya, bukan si terong satu itu.

tok tok tok..
"Mama Arfaaan. Assalamualaikum" tak perlu waktu lama, sayup sayup terdengar sahutan dari dalam rumah tersebut
"Waalaikumsalam. Alin ya? Sini sayang, masuk aja pintunya ngga dikunci kok"

Tepat setelah Alindra membuka pintu, menguar aroma menggiurkan coklat panas, membuat liurnya berkumpul seketika.
"Asyik lagi masak apa Tan?"
"Ini, chocochip cookies. Kebetulan tante dapet paket buat bikin cookies. Cobain deh Al"
"Ih senangnya. Aku coba ya Tan" Alin memasukkan gigitan cookie pertamanya. Rasa manis coklat seketika pecah di mulutnya menimbulkan rangsangan berlebih pada perutnya untuk segera diisi lagi dan lagi.
"Wah enak banget. Two thumbs up!" Alin mengangkat kedua ibu jarinya setelah sebelumnya melahap sisa cookie di tangannya, membuat mama Arfan tersenyum kecil.

"Aku bantuin ya Tan, siapa tau ilmu cookie tante nempel juga ke aku"
"Oh boleh banget sayang. Bantu tabur choco chips nya ya. Sedih tante masak sendiri" canda mama Arfan sambil memasang ekspresi pura pura sedih.
"Siap tan. Emangnya Arfan kemana?" tanya Alindra pura pura tidak tahu atau mungkin itu biasa disebut basa basi.
"Dia main sama temennya, mumpung weekend katanya"

Huh! Sama temen katanya. Kampret emang ni bocah, bahkan dia ngga bilang pergi sama pacarnya. Alindra membatin, lagi.
Empat puluh lima menit kemudian Alindra kembali ke rumah dengan setoples cookies pemberian mama Arfan. Setelah sampai rumah, Alindra kembali diam. Nah, sekarang dia harus apa? Satu satunya teman yang terjangkau hanya Arfan. Teman temannya yang lain tidak tinggal di lingkungan yang sama. Sedangkan tetangganya yang lain tidak ada lagi yang seumuran dia. Kebanyakan sudah kuliah,kerja, dan banyak juga yang berusia remaja tahap awal.

Akhirnya Ia memutuskan pergi ke kamarnya yang berada di lantai atas kemudian merebahkan dirinya diatas kasur sambil memainkan ponselnya, mengecek beberapa media sosial yang dia punya. Seketika matanya terpaku pada sebuah gambar yang muncul di beranda instagramnya. Terlihat si wanita dengan pose yang terlihat memaksakan merangkul laki laki yang berada di sampingnya. Dan apa apaan maksudnya ini? Ia bahkan ditandai dalam foto tersebut.

Ting! Ponselnya yang memang sedang lemot baru saja menampilkan notifikasi dari gambar yang baru saja ia lihat.

ArfanMahardika tagged you in a post.

Benar benar, apa maksudnya? Jelas jelas yang ada di foto itu adalah Arfan dan pacar buasnya si Selina. Alindra mengerutkan kedua alisnya kemudian megerjapkan matanya untuk memastikan bahwa yang Ia lihat di layar smartphone nya memanglah Arfan. Apa apaan hah? Jadi lo niat sombong ke gue? Mentang mentang punya pacar baru,gitu? Alindra membatin dengan gemas.
Segera saja ia membuka aplikasi yang Ia biasa gunakan untuk chat dengan bocal tengil itu. Jari jarinya bergerak lincah diatas keyboard pada smartphone touchscreen-nya

Choco ZeitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang