Chocotime adalah sebutan mereka untuk waktu senggang yang selalu mereka habiskan bersama dengan berbagai cara. Mereka menamainya choco karena sama sama suka coklat, bahkan sejak kecil. Biasanya Alindra akan memasak makanan yang cocok dengan situasi saat itu, dengan dibantu Arfan pastinya. Atau kadang mereka akan melalukan movie marathon-nonton film sepuasnya, dan melakukan kegiatan gila semacam balapan dengan duduk di atas skateboard lalu meluncur diatas jalan yang menurun, yang kadang berakhir dengan mereka yang berguling menuruni turunan tersebut, lalu tertindih skateboard masing masing. Tak jarang mereka berakhir menyangkut di salah satu pagar rumah warga atau di saluran air. Konyol memang, tapi itulah mereka. Bahagia dengan cara mereka sendiri.
"Wih alhamdulillah deh kalau gitu. Berarti percobaan gue bikin es krim sukses " ujarnya tersenyum senang, menularkan senyumnya pada Arfan yang kini juga ikut tersenyum.
"Eh Fan. udah lama kita ngga chocotimean tau. Lo ngeselin deh pacaran mulu kerjaannya. Pake acara bohong segala ke mamah bilangnya pergi main sama temen" akhirnya kalimat itu terucap.
"Sorry Lin. Tapi bener kok awalnya gue emang pergi main sama temen. Terus Selina nelpon gue. Gue juga ngga mau jalan jalan mulu nemenin Selina. Kalo lo tau, kerjaannya belanja mulu tiap waktu. Kadang dia bilang laper, tapi ngga bisa makan karena takut gendut. Alesan bodoh,ya?"
"Lah siapa suruh pacaran. Mending kaya gue kan free. Ayo dong fan kapan lagi nih chocotime kita?"
"Secepatnya ya Alin sayang"
"Ah jangan sayang sayangan mulu. Geli gue dengernya. Besok kan minggu Fan. Yuk ah chocotime an"
"Selina minta gue nemenin ke Grandmall . Tadi ada barang yang lupa Dia beli katanya"
"Yaampun arfaan. Sampai kapan lo nemenin dia mulu"
"Gue juga ngga tau lin. Gue juga cape sebenernya. Dia jadi terlalu bergantung sama gue"
"Mending bawa Selina ke pasar deh. Tukerin sama bala bala atau gehu" Alindra terkekeh.
"Sembarangan. Dia masih jadi pacar guee" Arfan menoyor kepala Alindra lagi.
Yaudah putusin aja, bisik Alindra dalam hati berharap sahabat didepannya itu mendengar.
"Tapi sayang gue ngga bisa gitu aja mutusin dia. Kasian juga kan kalau tempatnya bergantung selama ini tiba tiba ambruk ninggalin dia. Semua butuh proses lin"
Ya tuhan! Bagaimana Arfan bisa tahu apa yang Alindra katakan dalam hati? Apa dia cenayang? Karena Alin yakin ia hanya mengatakannya di dalam hati, tak sampai menjadi suara bahkan bisikan sekalipun.
"Yaudah sabar aja Fan. Tiap orang kan beda beda ya. Emang ngga gampang nemuin orang yang pas sesuai ekspetasi Lo"
"Iya lin sekarang gue tau kalau ngelakuin itu bener bener susah"
Selina bukanlah pacar pertama Arfan. Dia beberapa kali punya pacar sebelumnya. Dia bilang dia sedang mencari the right one-nya dia. Yang mana saat lo natap dia, dunia bahkan rela berputar sesaat. Jantung pun begitu. Rela berhenti berdetak sejenak hanya buat mengagumi dia. Itulah persepsi Arfan tentang the right one yang ia bayangkan selama ini.
"Nah, jadi lo mau ngomong apa tadi?" tanya Arfan memecah keheningan
"Hah apa? Emang tadi gue mau ngomong ya?"
"Eh elo kan tadi bilang mau ngomong sesuatu ke gue sebelum kita makan es krim itu loh" ucapnya sambil lagi lagi menoyor dahi Alindra.
"Eh iya bener. Kok gue bisa lupa ya hehe. Dan Arfan sayang, plis berhenti noyorin pala gue dengan alasan kuno itu"

KAMU SEDANG MEMBACA
Choco Zeit
Teen FictionArfan Mahardika, cowo super ganteng yang terobsesi untuk nyari cinta sejati karena kebodohannya yang tak lain karena terlalu banyak menonton kisah cinta picisan ala princess. Kebodohannya yang lain adalah karena hampir selalu menomorduakan pacarnya...